Juara Umum Karate Internasional, Siswa Indonesia Boyong Enam Medali Emas  15 September 2016  ← Back

Jakarta, Kemendikbud --- Enam siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) berhasil meraih prestasi tingkat internasional, yaitu menempati juara umum kedua di ajang The 7th Basel Open Master, sedangkan posisi pertama diraih Iran, dan tuan rumah Swisss di posisi ketiga. Ajang ini merupakan kejuaran karate yang reguler diadakan di Swiss, dan dikelola oleh World Karate Federation atau WKF-Sportdata), pada 10 s.d. 11 September 2016 lalu. Kejuaraan ini mempertandingkan 54 kelas untuk umur dibawah 12 tahun hingga diatas 17 tahun. Ada 675 peserta, 103 club dari 16 negara yang mengikuti turnamen ini yakni Austria, Azerbaijan, Belgia, Czech Republik , Denmark, England, Perancis, Georgia, Jerman, Indonesia, Iran, Italia, Skotlandia, Swis, Turki dan United Kingdom.
 
Sebanyak enam medali emas, tiga emas dan tiga perak. Para siswa peraih medali emas, yaitu pertama Fadila Agvina dengan kategori “Cadet Female Kumite, -47 kg und -58 kg.” Dia merupakan siswa SMP Negeri 3 Sleman, D.I Yogyakarta/Inkanas. Kedua, Nandra Ahmad Saputra, kategori “Cadet Male Kata”, merupakan siswa SMP Negeri 3 Kota Tangsel, Banten/Gabdika. Ketiga, Faradiba Riani, kategori “Children U14 Female Kata”, yang berasal dari SMP Negeri 20 Kota Depok, Jawa Barat/Inkado. Keempat, David Rahendra Ahmad Firdaus, kategori “Children U14 Male Kumite +48  kg”  siswa SMP Negeri 4 Samarinda, Kaltim/Inkai. Kelima, David Rahendra Ahmad Firdaus , kategori “Children U14 Male Kata”. Keenam, Muhammad Gibran dari kategori “Children U14 Male Kumite Open”, merupakan siswa SMP Negeri 18 Makassar, Sulawesi Selatan (Sulawesi Selatan)/Inkanas.
 
Selanjutnya, medali perak diraih oleh pertama Nurfatika Arsani Puang dari kategori “CADET Female Kumite -47kg und -54 kg”, siswa SMP 3 Polewali, Sulbar/Shotokai. Kedua, Muhammad Gibran dari kategori “Children U14 Male Kata”, siswa SMP Negeri 18 Makassar, Sulsel/Inkanas. Ketiga, David Rahendra Ahmad Firdaus  kategori “Children U14 Male Kumite Open”, siswa SMP Negeri 4 Samarinda, Kalimantan Timur/Inkai. Kemudian, peraih medali perunggu meliputi Nandra Ahmad Saputra kategori “Cadet Male Kumite -57 kg” siswa SMP Negeri 3 Kota Tangsel, Banten/Gabdika. Kedua, Muhammad Gibran kategori “Children U14 Male Kumite +48 kg”, siswa SMP Negeri 18 Makassa, Sulsel/Inkanas. Ketiga, Fadila Agvina kategori “Cadet Female Kata”, siswa SMP Negeri 3 Sleman, D.I Yogyakarta.
 
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dirjen Dikdasmen), Hamid Muhammad mengungkapkan keberhasilan untuk memperoleh prestasi karateka tahun ini sangat membanggakan. “Kami sangat mengapresiasi prestasi yang ditunjukkan anak-anak ini,” jelasnya saat menjemput tim Indonesia di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta, Rabu (14/9/2016).
 
Menurutnya, perolehan medali kali ini meningkat dibandingkan tahun lalu. “Ini sangat menunjukkan perkembangan yang signifikan, tahun lalu, kita memperoleh sekitar empat medali emas, meningkat menjadi enam emas di tahun 2016 ini. Itu sangat baik sekali,” ungkapnya.
 
Tidak hanya itu saja, ada yang istimewa pada perolehan prestasi  di perhelatan The 7th Basel Open Master tahun ini. Terdapat tiga siswa yang memboyong lebih dari satu medali, yaitu David Rahendra Ahmad Firdaus, 13 tahun, dengan perolehan dua medali emas untuk kategori Children U14 Male Kumite +48kg, dan Children U14 Male Kata, dan satu medali perak untuk kategori Children U14 Male Kumite Open. Selanjutnya, Muhammad Gibran, 13 tahun, yang memperoleh tiga medali yaitu satu medali emas untuk kategori Children U14 Male Kumite Open, medali perak untuk kategori Children U14 Male Kumite Open, dan medali perunggu pada kategori Children U14 Male Kumite +48 kg.
 
Terakhir, Fadilla Agvina, 14 tahun, yang membawa pulang medali emas dari kategori Cadet Female Kumite -47kg und 58kg, medali perunggu dengan kategori Cadet Female Kata.
 
Saat ditemui usai pemberian hadiah oleh Dirjen Dikdasmen Hamid Muhammad, David mengakui Prancis merupakan lawan terberatnya selama pertandingan. “Itu kayanya Prancis yang paling susah, karena dia memakai teknik kisame atau pukulan lurus, badannya lebih tinggi dari saya, sedangkan saya hanya setinggi kuping dia,” jelasnya. Sehingga, lanjutnya, "saya memilih teknik lebih banyak menyerang dia lebih dulu, jadi saya bisa menang dengan nilai 3-0".
 
Siswa yang bercita-cita jadi atlet profesional ini menegaskan, dia akan tetap berupaya untuk menyeimbangkan prestasi di sekolah dengan prestasi karateka yang dimiliki. “Walau agak susah, saya tetap berusaha untuk tetap berusaha bisa berprestasi di sekolah, jadi belajarnya itu diselang-seling dengan jadual latihan,” jelasnya. Dia mencontohkan, saat latihan sore hari, dia akan berupaya belajar di malam hari, begitu sebaliknya. “Jadi saya bisa mendapatkan peringkat kelima dari 31 siswa di kelas saya,” ujarnya.
 
Vina, demikian panggilan dari Fadilla Agvina, tetap akan berupaya melatih kemampuan karatekanya. Ke depan, dia memilih untuk melanjutkan sekolah yang memiliki Kelas Khusus Olah raga atau KKO.
Bukan tanpa sebab, hal ini dilakukan karena ketertarikan Vina kepada dunia karateka. “Saya sudah suka karateka dari kecil, bahkan berlatih itu sampai enam kali seminggu, dengan waktu latihan tiga jam setiap sesinya. Bahkan, saya tergabung di dalam kelas khusus olah raga di sekolah. Nantinya, saya akan tetap melanjutkan di SMA yang ada KKOnya,” jelas Vina.

Atlet karate tim SMP Indonesia, berasal dari atlet yang juara 1  di Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) Cabang Olahraga Karate tingkat nasional yang berlangsung Agustus 2016 di Jakarta. Tim Karate SMP Indonesia di pimpin Manajer Yoto Hamidun dan Official Hutomo Karniadi dari Direktorat Pembinaan SMP Kemendikbud, serta dua pelatih nasional Forki Syamsudin dan Ade Indra.







***

Jakarta, 14 September 2016

Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
 
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 1732 kali