Program Gizi Anak Sekolah (Progas) Utamakan Bahan Makanan Lokal  25 September 2018  ← Back



Kabupaten Sorong, Kemendikbud --- Program Gizi Anak Sekolah (Progas) dijalankan dengan semangat gotong royong antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, pihak sekolah, hingga komite sekolah. Di SD Inpres 1 Kabupaten Sorong, Distrik Aimas, Provinsi Papua Barat, pengolahan makanan untuk anak-anak dalam Progas menggunakan bahan lokal. Bahkan bahan lokal yang digunakan sebagian besar merupakan hasil tani dari orang tua siswa SD Inpres 1 Kabupaten Sorong.

Sekretaris Komite Sekolah di SD Inpres 1 Kabupaten Sorong, Shinta, mengatakan komite sekolah mempercayakan penggunaan bahan lokal dari hasil tani orang tua siswa karena proses penanamannya tidak menggunakan bahan-bahan kimia sehingga dinilai lebih sehat. "Kebetulan kita semua memakai bahan lokal, ayam juga ayam lokal. Buah juga lokal, yang kita beli langsung dari orang tua murid yang menanam. Jadi kita tidak mengambil buah-buahan dari luar yang dikhawatirkan bisa mengandung bahan yang bisa mengganggu pencernaan anak. Sayur juga kita ambil dari lokal, yang ditanam orang tua murid sendiri," kata Shinta.  

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy sempat melihat langsung proses persiapan menu sarapan di Dapur Progas SD Inpres 1 Kabupaten Sorong. Ia memuji cara memasak, kerja sama, hingga menu yang disiapkan dengan menggunakan bahan lokal. "Saya sangat mendukung supaya bahan-bahan yang digunakan untuk memasak berasal dari masyarakat sekitar, sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani terutama yang memproduksi, atau bergerak di sektor pangan di sini," ujar Mendikbud di Dapur Progas SD Inpres 1 Kabupaten Sorong, Senin (24/9/2018).

Shinta menuturkan, Dapur Progas di SD Inpres 1 Kabupaten Sorong dijalankan dengan kerja sama antara pihak sekolah dengan komite sekolah. Para juru masak yang terdiri dari orang tua siswa dan juru masak sekolah berbagi tugas supaya sarapan sudah siap dihidangkan untuk seluruh siswa sebelum pukul 09.00 WIT. "Jadi kebersamaan itu yang penting dalam dapur," tuturnya.

Siswa di SD Inpres 1 Kabupaten Sorong menikmati sarapan dari Progas sebelum pukul 09.00 WIT. Sebelumnya mereka mengikuti kegiatan belajar mengajar lebih dahulu, dimulai pada pukul 07.15 WIT. Sarapan Progas disajikan saat jam istirahat pertama di sekolah dasar tersebut. Shinta mengatakan, menu yang disajikan bergantian setiap hari, sesuai dengan standar yang ditetapkan pusat (Kemendikbud). "Semua sudah diatur menunya. Jadi kalori, gizi, sudah diatur mengikuti prosedur yang ada ditentukan dari pusat. Menunya ada bubur ayam, mie jagung dan ayam, ada sop ayam, nasi gurih, jadi bergantian menunya dalam seminggu," ujarnya.

Buah-buahan menjadi salah satu menu yang wajib ada di dalam Progas. Di SD Inpres 1 Kabupaten Sorong, setidaknya ada tiga jenis buah-buahan yang disajikan bergantian, yaitu pepaya, pisang, dan semangka. Menurut Shinta, Progas sudah berjalan sekitar tiga bulan di SD Inpres 1 Kabupaten Sorong, dan berjalan dengan baik berkat kerja sama semua pihak. "Alhamdulillah lancar. Dari pemerintah juga sudah ada anggarannya, kita tinggal kelola saja. Harapan kami semoga Progas jangan terputus supaya anak-anak Papua tidak mendapatkan gizi buruk," tuturnya.

Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) Hamid Muhammad mengatakan, Program Gizi Anak Sekolah atau Progas merupakan program untuk merespons permasalahan gizi pada anak sekolah. "Masalah gizi tersebut antara lain anak yang terlalu kurus, berjumlah 11 persen dari populasi anak usia 5-11 tahun, lalu anak dengan kelebihan berat badan atau over weight sebesar 18,8 persen, anak stunting sebesar 30,7 persen terjadi pada anak yang baru masuk SD, dan terakhir anemia sebesar 26 persen," katanya. Progas diharapkan bisa berjalan sinergi dengan program kesehatan lainnya di sekolah, seperti program UKS, sanitasi, kantin sehat, sekolah sehat dan perilaku hidup bersih. (Desliana Maulipaksi)
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 3062 kali