Tidak Ada Jalan Pintas Menuju Prestasi Gemilang  23 September 2018  ← Back



Yogyakarta, Kemendikbud -- Gelaran Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) 2018 yang berlangsung di Daerah Istimewa Yogyakarta, pada tanggal 16 sampai 22 September 2018 berhasil menjadi puncak capaian bagi sebagian siswa-siswi dengan bakat olahraga di Indonesia. Betapa tidak, di tengah kewajiban untuk mengikuti pembelajaran di sekolah, mereka juga wajib berlatih keras mempersiapkan diri untuk menghadapi ajang ini. O2SN menjadi ajang yang bergengsi bagi para siswa, karena para atlet muda ini tidak sekadar membawa nama baik sekolah, kabupaten atau kota asal mereka, namun juga nama baik provinsi.

Salah satunya, Affrila Dina Najwa Nastiti, peraih medali emas cabang olahraga pencak silat kategori D (39-42 kg) yang juga siswi SMP Negeri 3 Sewon, Yogyakarta. Menekuni olahraga pencak silat sejak kelas 1 SD, dan seringnya mengikuti kejuaraan tidak lantas membuatnya mengabaikan latihan keras dalam mempersiapkan diri menuju O2SN. Justru sebaliknya, tujuh bulan menjelang O2SN Afrilla menjaga berat badan dan menambah porsi latihan, selain tetap melaksanakan kewajiban mengikuti pelajaran di sekolah.

"Perjuangannya keras, dari bulan Februari sampai sekarang tuh jaga berat badan, diet, nggak boleh naik. Latihannya keras, tiap hari, pagi sama bapak, pulang sekolah mandi, makan, (lalu) latihan," ujar Afrilla.

Afrilla mengakui, Ia memang diprediksi dapat meraih juara dalam ajang O2SN, namun melihat kemampuan calon lawan tandingnya yang berasal dari Nusa Tenggara Timur, perasaan tegang pun sempat menghinggapi dirinya. Apalagi menjelang final Afrilla justru sempat terjatuh saat latihan sehingga mengalami sakit pada pergelangan tangan. Namun, dengan strategi yang jitu akhirnya Afrilla dapat mengatasi lawan tandingnya. Pada saat dinyatakan sebagai pemenang, Afrilla tidak dapat menahan tangis harunya, "Terharu, bangga, nggak ngira bisa juara 1," tutur Afrilla.

Selain Afrilla, beberapa atlet muda peraih medali emas lainnya juga membagikan kisah perjuangannya dalam berlatih. Titifany Ilahi dan Yaafi Mauriza, pasangan ganda campuran bulutangkis asal SMK Antartika 2 Jawa Timur, serta Galang Indra Suranto, atlet renang asal SMK 1 Denpasar, Bali mengakui, disiplin latihan dan manajemen waktu yang baik adalah kunci utama keberhasilan mereka.

Pagi hari sebelum bersekolah dan sore hari sepulang sekolah menjadi waktu efektif untuk berlatih. Bagi Titi, panggilan akrab Titifany, dan Yaafi, ini adalah kali pertama mereka bertanding di level kompetisi nasional. Oleh karena itu latihan pun dilakukan secara intensif, tanpa mengabaikan porsi belajar. "Siang dan malam bisa buat belajar. Kita yakin saja kalau kita bisa," tutur Yaafi.

Meskipun menjalani porsi latihan renang yang cukup berat, namun hal tersebut membawa Galang pada sikap optimistis bahwa Ia dapat mengatasi lawan-lawannya pada O2SN 2018. Ia mengakui Jawa Barat menjadi lawan kuat, namun Ia tidak merasa terbeban ketika berlomba karena merasa sudah cukup mempersiapkan diri, "Saya ingin terus berlatih untuk menjadi atlet nasional," tegas Galang yang merupakan siswa jurusan multimedia di SMK Negeri 1 Denpasar, Bali.

Tidak ada jalan pintas menuju prestasi gemilang, namun kerja keras membawa pada hasil yang sepadan. Ganjaran medali emas bagi Afrilla, Titifany, Yaafi, dam Galang, adalah contoh di antaranya. Sesuai dengan salah satu tujuan O2SN yaitu membentuk karakter siswa yang tangguh, sportif dan jujur untuk mencapai prestasi, kerja keras dan disiplin membagi waktu antara latihan dan belajar menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh para siswa yang berkomitmen dalam bidang olahraga, bahkan dalam bidang apapun yang ditekuni siswa. (Prani Pramudita).
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 1222 kali