Mendikbud Apresiasi Partisipasi Pemda dan Masyarakat Pulihkan Pendidikan Pascabencana  13 Oktober 2018  ← Back

Sumbawa Barat, Kemendikbud --- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyalurkan bantuan senilai lebih dari Rp101 miliar untuk memulihkan kondisi pendidikan pascagempa di Pulau Sumbawa, provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Bantuan diberikan dalam bentuk penyediaan ruang kelas darurat, perbaikan satuan pendidikan, penyediaan perlengkapan belajar mengajar, dan penyaluran tunjangan khusus kepada guru.

"Pemerintah tidak melupakan Nusa Tenggara Barat, khususnya masyarakat Sumbawa dan Sumbawa Barat," disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy saat bertemu dengan para kepala sekolah, guru, komite sekolah, dan para tokoh masyarakat di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Jumat (12/10).

Mendikbud mengapresiasi gotong royong pemerintah daerah dan masyarakat dalam upaya mengembalikan kegiatan belajar mengajar di sekolah. "Kerja baktinya ini akan kita bantu sebagai bentuk penghargaan atas partisipasi masyarakat dalam menyegerakan kembalinya kegiatan belajar mengajar. Saya tidak ingin kegiatan belajar mengajar terganggu terlalu lama," tuturnya.

Namun, Muhadjir juga mengingatkan bahwa bantuan dari pemerintah hanya sebagai stimulan atau pendorong saja. "Terima kasih pak Bupati, para guru dan masyarakat yang telah bahu membahu menghadapi bencana ini. Dan tentunya, kita sendirilah yang harus siap menghadapi ini semua,” ujarnya.

Semangati Guru

Sebagai bentuk perlindungan kepada tenaga pendidik, Mendikbud menyerahkan bantuan tunjangan khusus kepada para guru terdampak gempa di wilayah kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat. Tunjangan khusus diberikan kepada guru, baik yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS) maupun non-PNS dari berbagai jenjang. Untuk guru PNS menerima bantuan Rp1,5 juta/bulan, sedangkan guru non-PNS mendapatkan bantuan sejumlah Rp2 juta/bulan.

Total tunjangan khusus yang diberikan untuk guru terdampak wilayah kabupaten Sumbawa Barat senilai Rp5,4 miliar. Sebelumnya, Mendikbud juga memberikan bantuan tunjangan khusus kepada guru terdampak di wilayah kabupaten Sumbawa dengan nilai bantuan sejumlah Rp5,8 miliar. Total bantuan tunjangan khusus dari Kemendikbud untuk wilayah Sumbawa dan Sumbawa Barat senilai Rp11,2 miliar untuk 2.162 guru dan kepala sekolah.

"Ibu dan bapak guru harus segera bangkit. Segera kembali ke sekolah, segera mengejar ketertinggalan pelajaran. Membimbing anak-anaknya kembali belajar," pesan Mendikbud.

Dalam kunjungan kerja di KSB kali ini, Mendikbud juga menyerahkan bantuan penyediaan sarana pembelajaran darurat untuk 45 sekolah di KSB senilai Rp121 juta. Kemudian bantuan untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) berupa papan tulis, alat permainan edukatif (APE), dan paket buku-buku bacaan untuk anak.

Bupati Sumbawa Barat, Musyafirin, menyampaikan terima kasih atas bantuan Kemendikbud untuk memulihkan kondisi pendidikan di wilayahnya. Bantuan dari Kemendikbud membantu percepatan pemulihan pendidikan di KSB. "Ada 11 miliar dari Kemendikbud, kemudian kita tambah enam miliar dari APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) untuk rusak kategori sedang dan ringan," ujarnya.

Ia mengajak para guru untuk terus bergotong royong memulihkan kondisi pendidikan di KSB. "Dana yang diberikan Kemendikbud kita optimalkan untuk sarana prasarana guna menghasilkan output pendidikan yang maksimal di Kabupaten Sumbawa Barat,” kata Bupati.

Ruang Kelas Belajar Sementara

Menurut data posko pendidikan, sebanyak 193 sekolah di Pulau Sumbawa mengalami kerusakan. Setidaknya 767 ruang kelas memerlukan perbaikan agar proses belajar mengajar kembali normal. Untuk menyegerakan kembalinya proses belajar mengajar, Kemendikbud telah menyalurkan bantuan berupa tenda untuk ruang kelas darurat.

Mendikbud menyampaikan bahwa perbaikan sekolah rusak kategori berat akan dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR). Namun, untuk perbaikan kerusakan kategori ringan dan sedang akan dilakukan oleh Kemendikbud.

Saat meninjau ruang-ruang kelas darurat di Sekolah Dasar (SD) Negeri Labuan Alas dan Sekolah Luar Biasa (SLB) Alas Kabupaten Sumbawa, Muhadjir mengimbau agar pemerintah daerah bersama posko pendidikan dapat memperbaiki kondisi tenda. Sirkulasi udara dan kebersihan ruang belajar darurat tersebut menjadi perhatian utama mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu.

Penyediaan Ruang Kelas Belajar Sementara (RKBS) di Pulau Sumbawa ditargetkan selesai pada akhir bulan November. Kemudian akan dilanjutkan dengan pengerjaan bangunan permanen. Pembangunan bangunan fasilitas pendidikan terdampak gempa berdasarkan hasil verifikasi tim gabungan.

"Di Sumbawa dan Sumbawa Barat terdapat 76 titik, total terdapat 170 RKBS," ujar Koordinator Sementara Posko Kementerian PUPR, di Pulau Sumbawa, Samsi Gunarta.

Pemasangan RKBS dilakukan di lingkungan sekolah terdampak. Kecuali bagi sekolah yang tidak memiliki ruang, maka pengerjaan bangunan permanen segera dilakukan. Pemasangan RKBS akan ditempatkan sesuai permintaan kepala sekolah.

Menurut Samsi, sebelum masa transisi usai di bulan Februari 2019, perbaikan permanen sudah bisa dimulai. Usai pembangunan permanen tuntas, RKBS yang dipasang dapat dibongkar kembali. Untuk kemudian disimpan dan digunakan jika diperlukan bilamana terjadi bencana di masa mendatang. (*)

Sumbawa Barat, 12 Oktober 2018
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 1457 kali