Bimbingan Sekolah Bantu Veni Cetak Sejarah Bagi Muara Pinang  05 Juli 2019  ← Back



D.I. Yogyakarta, Kemendikbud – Peran guru dalam mengenali potensi siswa penting bagi perkembangan bakat dan kemampuan siswa. Meskipun berasal dari latar belakang keluarga yang kurang mampu dan cenderung pendiam, namun kemampuan Veni Puspitasari, siswa SMP Negeri 1 Muara Pinang, Sumatra Selatan, di bidang sains menonjol. Veni mendapat bimbingan guru untuk mengasah kemampuannya, sehingga akhirnya berhasil mewakili provinsi Sumatra Selatan dalam ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2019 yang berlangsung di Daerah Istimewa Yogyakarta, 30 Juni—6 Juli 2019.
 
Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Muara Pinang, A. Hadi, yang turut hadir di Yogyakarta, tidak dapat menyembunyikan rasa bangganya terhadap anak didiknya tersebut. Ditemui di sela-sela acara Malam Budaya, di Hotel Alana, Rabu malam (4/7), Hadi menyampaikan, dirinya hadir mendampingi Veni atas inisiatif pribadi, karena capaian yang diraih oleh Veni merupakan momen bersejarah bagi sekolah dan juga daerahnya.
 
“Alhamdulillah, dukungan dari guru-guru, teman-teman, inilah momennya, sejarah, kabupaten Empat Lawang, masih tergabung dengan Lahat, Pagar Alam, bisa keluar dari Kota Palembang, inilah sejarahnya,” ujar Hadi.
 
Kepala sekolah dan guru SMP Negeri 1 Muara Pinang memang sudah memantau perkembangan Veni sejak duduk di kelas tujuh hingga di kelas delapan. Untuk mengasah kemampuannya di bidang sains, setiap hari Senin Veni mengikuti ekstrakurikuler sains, yang terdiri dari mata pelajaran Matematika, IPA, dan IPS. Di situlah kemampuan analitik Veni terasah.
 
Ketika sekolah mengadakan tes seleksi OSN, Veni berhasil terpilih. Pada saat itu Hadi sudah memiliki keyakinan jika Veni akan mampu menembus seleksi tingkat kabupaten. Terbukti pada seleksi OSN tingkat kabupaten bulan April 2019, Veni meraih hasil terbaik dengan menduduki peringkat pertama. Kemudian pada tingkat provinsi, Veni berhasil membuktikan dirinya sekali lagi. Ia meraih peringkat dua sekaligus resmi ikut mewakili provinsinya dalam ajang Olimpiade Sains Nasional 2019.
 
Menurut Hadi, hal tersebut juga menjadi pembuktian, bahwa meskipun berasal dari keluarga yang keadaan ekonominya serba berkekurangan, namun tidak lantas membuat sang anak tertinggal dalam hal pelajaran, malahan justru mampu berprestasi hingga ke tingkat nasional. “Orang tua terbatas, ekonomi ke bawah tapi lihat kenyataan, bisa. Anak-anaknya pintar semua,” ujar Hadi.
 
Sehari-hari orang tua Veni bekerja sebagai petani. Ayah Veni adalah penyandang tuna rungu dan tuna wicara. Meskipun tidak dapat menemani Veni di Yogyakarta, Veni yang pada saat Malam Budaya mengenakan pakaian adat Sumatra berwarna merah, mengungkapkan rasa syukurnya terhadap kedua orang tua yang telah mendukung perjuangannya. “Selalu doa, tahajud buat aku,” ujar Veni haru.
 
Ia juga selalu mengingat pesan yang diberikan orang tuanya untuk menjaga diri baik-baik dan terus bersemangat. “Bangga itu boleh, bersyukur itu harus, sombong jangan,” tutur Veni.  (Prani Pramudita)
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 2059 kali