Gali Potensi Anak Berkebutuhan Khusus Lewat Lomba Keterampilam Siswa Nasional  02 November 2020  ← Back


Bandung, Kemendikbud  ---
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyelenggarakan Lomba Keterampilan Siswa Nasional (LKSN) Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Tingkat Nasional Tahun 2020. Kegiatan yang digawangi oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) tersebut berlangsung sejak tanggal 02 s.d. 04 November 2020.
 
Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Puspresnas, Asep Sukmayadi mengatakan, ajang ini digelar untuk menggali potensi peserta didik berkebutuhan khusus di bidang nonakademik, khususnya keterampilan untuk mencapai kemandirian setelah menyelesaikan pendidikan pada Pendidikan Khusus. “Kami ingin meningkatkan semangat kemandirian dalam berkarya dan berprestasi, serta mendapatkan peserta didik yang terampil dalam bidang non akademik,” tutur Asep saat membuka acara di Bandung, pada Senin (02/11/2020).
 
Asep mengatakan, melalui ajang ini pemerintah berharap para peserta didik berkebutuhan khusus dapat tumbuh sikap disiplin, rasa percaya diri, toleransi, kompetitif dan sportivitas peserta didik. “Selain itu, kami juga memberikan dorongan kepada peserta didik berkebutuhan khusus untuk berusaha mengaktualisasikan diri, dan bersaing secara sehat dalam mencapai puncak prestasi sesuai dengan kemampuan yang dimiliki,” ucap Asep.
 
Bidang nonakademis yang dilombakan pada ajang ini antara lain membatik, kriya kayu, tata boga, kecantikan, merangkai bunga, menjahit, teknologi informasi, hantaran dan kreasi barang bekas. Seluruh bidang ini akan diikuti oleh 306 peserta didik disabilitas tuna rungu (B),grahita (C), daksa (D), dan autis yang berasal dari 34 provinsi pada jenjang SMPLB dan SMALB dengan usia peserta didik yang lahir setelah 1 Juni 1997.
 
Pada lomba membatik, peserta akan membuat batik untuk taplak meja berukuran 115 cm x 115 cm dengan tema “Batik Kontemporer”. Sementara itu, pada lomba kriya peserta akan membuat produk stool yaitu kursi tanpa sandaran dari kayu lapis berukuran 12 mm. Pada lomba tata boga, peserta akan membuat bolu gulung motif batik atau tenun sesuai dengan kearifan lokal masing-masing daerah.
 
Selanjutnya pada lomba kecantikan, para peserta akan merias wajah fantasi dan merias kuku dengan tema Indonesia Architecture. Pada lomba merangkai bunga, peserta akan membuat bunga papan pada papan Styrofoam putih berukuran 60 cm x 40 cm untuk ucapan pernikahan. Pada lomba jahit, para peserta akan membuat gaun pesta untuk remaja siang hari dengan sentuhan potensi daerah.  
 
Pada lomba teknologi informasi, peserta akan mengembangkan sistem informasi menggunakan Framework CodeIgniter/Yii/Laravel/Zend/CakePHP dengan tema Sistem Informasi Kegiatan/Sekolah. Untuk lomba hantaran, para peserta akan membuat wadah hantaran dan membuat seni lipat tekstil tanpa potong dengan tema Hantara Pengantin. Pada lomba kreasi barang bekas, para peserta akan membuat satu set aksesoris pesta yang terdiri dari kalung, gelang, anting, dan cincin dari limbah kain.
 
Seluruh peserta akan memperebutkan medali juara I, II, dan III, serta juara harapan I, II, dan III.  Selain medali, seluruh juara akan menerima piala, sertifikat serta uang kejuaraan. Tema yang diangkat pada ajang ini adalah “Berkarya, Berprestasi, dan Mewujudkan Mimpi”. Hingga saat ini, 93 persen hasil karya para peserta telah sampai ke lokasi untuk diberikan penilaian oleh para juri dan selanjutnya akan dipresentasikan oleh para peserta.
 
Di tengah pandemi Covid-19, pelaksanaan ajang ini diselenggarakan secara dalam jaringan (daring). Seluruh peserta mengikuti lomba dari rumah dengan didampingi oleh orang tua atau dari unsur sekolah atau pelatih setempat yang diprakarsai oleh Dinas Pendidikan setempat. Seluruh mekanisme pelaksanaan perlombaan wajib mengikuti protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran pandemi Covid-19. (Denis S./Aline R.)
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 2875 kali