Dukung Pemajuan Literasi, SEAMEO dan UPI Sinergikan Pembelajaran Terbuka  27 Februari 2021  ← Back

Jakarta, 25 Februari 2021 --- SEAMEO Centre Indonesia (SEAQIL, SEAQIS, dan SEAMEO CECCEP) dan Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) bersinergi menggali potensi sumber daya pembelajaran terbuka untuk pemajuan literasi nasional. Mengajak guru, warga pendidikan, dan para pemerhati pendidikan untuk memanfaatkan Sumber Daya Pembelajaran Terbuka, SEAMEO menggelar webinar nasional “Sumber Daya Pembelajaran Terbuka dalam Meningkatkan Literasi Nasional” yang melibatkan lebih dari seribu peserta secara virtual, Kamis (25/2). Kegiatan ini juga didukung Perpustakaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Creative Commons Indonesia.

“Perkembangan internet dan teknologi digital telah mengubah cara orang belajar. Sumber pembelajaran tidak lagi statis dan langka, tetapi beradaptasi dan tersedia secara luas sehingga memungkinkan lembaga pendidikan, guru, dan peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam pertukaran pengetahuan global melalui sumber pembelajaran terbuka atau Open Educational Resources (OER),” tutur Direktur SEAQIL Luh Anik Mayani.

Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan UPI Didi Sukyadi meyakini bahwa perpustakaan di masa depan tidak akan memiliki rak buku, tetapi lebih banyak menyediakan perangkat digital yang mudah diakses. “Inilah perkembangan pembelajaran terbuka. Saya harap, UPI terus bersinergi menunjang misi SEAMEO Centre Indonesia, khususnya terkait potensi sumber daya pembelajaran terbuka melalui pemanfaatan perpustakaan,” harap Didi pada kesempatan ini.

Senada dengan itu, Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kemendikbud, Hendarman, menyampaikan bahwa dalam prinsip pembelajaran terbuka idealnya semua materi/bahan ajar dapat diakses, dibagi, dan digunakan kembali.

“Dengan adanya Covid-19, semua pihak di sektor pendidikan harus memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam berbagi sumber belajar. Oleh karena itu, SEAMEO Centre Indonesia, khususnya SEAQIL, SEAQIS, dan SEAMEO CECCEP diharapkan dapat membantu membuat terobosan dalam peningkatan literasi dan numerasi di Indonesia,” imbau Hendarman.

Direktur SEAMEO CECCEP, Dwi Priyono menyampaikan bahwa dalam era Revolusi Industri 4.0 dibutuhkan inovasi, otomasi, dan transformasi informasi di mana banyak pekerjaan dilakukan dengan berbasis internet. “Kami berkomitmen menjadi hub atau penghubung dalam mengumpulkan dan menyalurkan sejumlah hasil pengembangan dan penelitian serta praktik baik di bidang PAUD dan parenting yang dapat dimanfaatkan banyak pihak,” ujarnya. Pendidik, orang tua, pemerhati PAUD, dan pemangku kepentingan lainnya dapat memanfaatkan model, dan jurnal/hasil penelitian serta modul pembelajaran yang dapat diakses di laman www.seameo-ceccep.org.
 
Direktur SEAQIL, Luh Anik Mayani menekankan pentingnya pemajuan literasi lewat perpustakaan sebagai sumber belajar. “Sebab, ada beberapa kemampuan dasar yang dilibatkan, yakni: membaca, menulis, dan menghitung yang penting bagi manusia untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari,” ujar Anik. Ia pun menyoroti rendahnya hasil PISA dan indeks minat baca Indonesia yang kemudian direspons oleh SEAQIL dengan menggagas Klub Literasi Sekolah (KLS).

Pada kesempatan ini, Direktur SEAQIS Indrawati memaparkan sumber pembelajaran terbuka yang dikembangkan SEAQIS. “Kerangka program SEAQIS terdiri atas tiga kerangka utama, yaitu: Pengembangan Keprofesionalan Guru dan Tenaga Kependidikan IPA, Pengembangan Sumber Pembelajaran IPA, dan Pelayanan pada Komunitas Pembelajaran.  Salah satu program yang dikembangkan pada kerangka kedua adalah Pengembangan sumber pembelajarann terbuka di mana para guru dan tenaga kependidikan IPA dapat memperoleh berbagai macam sumber pembelajaran pada platform yang digunakan SEAQIS, antara lain melalui laman resmi (www.qitepinscience.org), kanal YouTube, dan akun media sosial,” tutur Indrawati.

Kepala perpustakaan UPI, Riche Cynthia Johan menyampaikan bahwa konsep pembelajaran terbuka merupakan bagian dari bahan ajar, belajar, dan bahan penelitian dalam media apapun yang berada dalam domain publik dan telah dirilis dengan menggunakan lisensi terbuka. “Hal ini memungkinkan akses, penggunaan, penggunaan kembali dan redistribusi oleh orang lain dengan pembatasan atau tanpa pembatasan, sehingga dalam pelaksanaannya dapat mendorong peningkatan kemampuan literasi masyarakat. Ini karena konsep belajar yang dapat diakses dimanapun dan kapanpun tanpa batasan ruang dan waktu,” jelas Riche.

Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO) adalah organisasi regional antarpemerintah tingkat Asia Tenggara untuk mengembangkan kualitas tenaga pendidik di antara negara-negara anggota ASEAN. SEAMEO Centre Indonesia membawahi SEAMEO QITEP in Language (SEAQIL) yang berfokus di bidang pengembangan bahasa, SEAMEO QITEP in Science (SEAQIS) dengan pemusatan pada sains, serta SEAMEO Regional Centre for Early Childhood Care Education and Parenting (SEAMEO CECCEP) yang membina pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Kegiatan ini disiarkan langsung baik melalui Zoom dan kanal YouTube dan diikuti lebih dari seribu peserta. Publikasi dan sumber belajar produksi SEAQIL dapat diakses melalui laman resmi www.qiteplanguage.org, serta kanal YouTube dan akun media sosial SEAQIL.

Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Laman: kemdikbud.go.id    
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id

#merdekabelajar
#belajardarirumah
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor : 44/sipres/A6/II/2021

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 864 kali