SMK Pusat Keunggulan, Upaya Kemendikbud Tingkatkan Ketautsesuaian Lulusan dengan Dunia Kerja  18 Maret 2021  ← Back

Jakarta, Kemendikbud --- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meluncurkan Merdeka Belajar ke Delapan: SMK Pusat Keunggulan, pada Rabu (17/03). Kebijakan ini berangkat dari kesadaran pemerintah untuk melakukan pembenahan kondisi SMK dalam upaya peningkatan ketausesuaian (link and match) lulusan SMK dengan dunia kerja. 
 
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim mengungkapkan, saat ini, SMK masih sulit menjawab kebutuhan dunia kerja sehingga kondisi ini perlu dibenahi. Oleh karena itu, Kemendikbud melakukan peningkatan kompetensi guru, kepala sekolah, dan pengawas SMK sesuai kebutuhan dunia kerja.
 
Nadiem menerangkan, masalah yang kerap ditemui selama ini adalah belum semua SMK memiliki fasilitas yang sesuai standar dan sinergi yang belum maksimal dengan pemangku kepentingan termasuk dunia kerja. Di samping itu, program pengembangan SMK dinilai masih kurang, termasuk belum semua SMK mengembangkan kurikulum bersama dunia kerja, dan manajemen sekolah masih cenderung terbebani dengan hal-hal administratif.
 
“Perlu ada solusi komprehensif untuk menjawab tantangan dalam rangka pembenahan kondisi SMK agar sejalan dengan kebutuhan dunia kerja,” ucapnya dalam Peluncuran Merdeka Belajar Episode 8: SMK Pusat Keunggulan secara daring, di Jakarta, Rabu (17/3).
 
Upaya mewujudkan keselarasan antara SMK dengan dunia kerja dapat ditempuh melalui pemenuhan delapan aspek link and match. Pertama, kurikulum disusun bersama sejalan dengan penguatan aspek softskills, hardskills dan karakter kebekerjaan sesuai kebutuhan dunia kerja.
 
Kedua, pembelajaran diupayakan berbasis proyek riil dari dunia kerja untuk memastikan hardskills, softskills dan karakter yang kuat. Ketiga, peningkatan jumlah dan peran guru/instruktur dari industri maupun pakar dari dunia kerja. “Tingkatkan secara signifikan sampai minimal mencapai 50 jam/semester/program keahlian,” tegas Mendikbud.
 
Keempat, praktik kerja lapangan/industri minimal satu semester. Kelima, bagi lulusan dan bagi guru/instruktur sertifikasi kompetensi harus sesuai dengan standar dan kebutuhan dunia kerja. Keenam, bagi guru/instruktur perlu ditekankan untuk memperbarui teknologi melalui pelatihan secara rutin. Ketujuh, diadakan riset terapan yang mendukung teaching factory berdasarkan kasus atau kebutuhan riil industri. Kedelapan, komitmen serapan lulusan oleh dunia kerja.
 
Kemudian, terdapat aspek yang baik bila dapat diwujudkan dengan dunia kerja, misalnya, dengan berbagai kemungkinan kerja sama beasiswa dan/atau ikatan dinas, donasi dalam bentuk peralatan laboratorium dan lainnya. “SMK Pusat Keunggulan 2021, diprioritaskan untuk 895 SMK dengan tujuh sektor prioritas, yaitu ekonomi kreatif, pemesinan dan konstruksi, hospitality, care services, maritim, pertanian, dan kerja sama luar negeri,” ungkap Menteri Nadiem.
 
Lebih lanjut dijelaskan Mendikbud, terkait transformasi pengembangan SMK, pada tahun 2019, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi) Kemendikbud telah melakukan revitalisasi SMK. Kala itu, program yang dijalankan berfokus pada peningkatan mutu, kualitas, sarana dan prasarana pembelajaran sesuai dengan standar dunia kerja. Program ini menyasar pada sektor maritim, pariwisata, pertanian, industri kreatif dan teknologi di 300 sekolah.
 
Selanjutnya, di tahun 2020, SMK center of excellence berfokus pada peningkatan pembelajaran dunia kerja, kompetensi guru dan kepala SMK serta sarana dan prasarana. Adapun prioritas utamanya terletak pada bidang permesinan dan konstruksi, ekonomi kreatif, hospitality, care services, serta kerja sama luar negeri. Program ini menyasar ke 491 sekolah serta 4.586 guru dan kepala sekolah.
 
Di tahun ini, visi SMK Pusat Keunggulan adalah menghasilkan lulusan yang terserap di dunia kerja atau menjadi wirausaha. Selain itu, melalui keselarasan pendidikan vokasi yang mendalam dan menyeluruh dengan dunia kerja, SMK Pusat Keunggulan diharapkan dapat menjadi rujukan dan mengimbas dalam upaya peningkatan kualitas dan kinerja bagi SMK lainnya. “Lulusan SMK diproyeksikan siap untuk bekerja, melanjutkan studi, wirausaha,” jelas Mendikbud.
 
Sekolah yang terpilih dalam program SMK Pusat Keunggulan diharapkan dapat menjadi rujukan serta melakukan pengimbasan untuk mendorong peningkatan kualitas dan kinerja SMK di sekitarnya. “Untuk mencapai visi tersebut, keselarasan antara SMK Pusat Keunggulan dengan dunia kerja tidak hanya diwujudkan melalui MoU saja, tetapi harus berlangsung secara mendalam dan menyeluruh,” tegas Nadiem.
 
Senada dengan itu, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Kemendikbud, Wikan Sakarinto menambahkan, program ini tidak hanya menekankan konteks keunggulan untuk satuan pendidikan itu sendiri. Namun lebih dari itu, maknanya adalah menciptakan SDM unggul yang mengakselerasi SMK lain untuk turut menjadi unggul. “SMK unggul menjadi akselerator, SMK pelatih bagi SMK lainnya,” tegas Wikan.
 
Dijelaskan Dirjen Wikan, tahun ini program SMK Pusat Keunggulan menggaet 895 SMK untuk menjadi akselerator perubahan. Ia berharap, program ini turut berkontribusi bagi kemanfaatan yang riil dan signifikan untuk kemajuan dan kesejahteraan rakyat Indonesia.
 
“Semoga ini adalah awal dan benih tranformasi SMK kita se-Indonesia sehingga 895 SMK yang berpartisipasi bisa menjadi pelatih dan mentor yang mampu menunjukkan karya dan inovasi lulusan SMK sehingga diperebutkan oleh pelaku industri maupun dan universitas terbaik kita,” pungkas Mendikbud.* (Denty A./Aline R.)
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 2937 kali