Balai Bahasa Kalimantan Selatan Lakukan Revitalisasi Sastra Lisan Bapandung  28 Oktober 2021  ← Back

Jakarta, 28 Oktober 2021 --- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan melakukan revitalisasi sastra lisan bapandung dan bimbingan teknis pelindungan sastra lisan, Basyair. 

Kepala Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan, Suharyanto mengatakan Bapandung merupakan monolog yang tidak hanya bercerita biasa, tetapi juga mempertunjukkan tiga hal yakni busana tokoh, yang selalu berganti sesuai pergantian karakter; Si pemandungan harus merubah cara bicara dan tingkah laku sesuai perubahan karakter; adanya konflik tertentu.

Bapandung adalah sastra lisan Banjar bercerita yang biasanya diadakan sebagai hiburan. Bapandung ini mirip dengan monolog, tetapi ada perbedaan yang cukup kuat antara keduanya. 

"Sedangkan basyair adalah sastra lisan membaca syair dalam bahasa banjar. Pada masa dulu, basyair adalah hiburan setelah masa panen, syair dibaca sebagai penghilang penat. Syair juga biasa digunakan sebagai nasihat pada acara keagamaan atau pada acara perkawinan," jelas Suharyanto, pada Jum'at (29/10/2021).

Adapun tujuan dari kegiatan ini, lanjut Suharyanto, antara lain,  melestarikan dan melindungi sastra lisan; mengenalkan sastra lisan bapandung dan basyair kepada generasi muda.

"Hingga meningkatnya penutur atau pendukung sastra lisan bapandung dan basyair serta meningkatkan pelaku seni sastra lisan bapandung dan basyair," jelas Suharyanto. 

Lebih lanjut,  Suharyanto mengakui tantangan dalam meaksanakan kegiatan ini adalah anggaran yang terbatas, sehingga waktu pelaksanaan pun tidak dapat maksimal. "Selain itu juga kondisi pandemi juga menjadi tantangan pelaksanaan kegiatan,"ujarnya. 

Hasil yang dicapai dari kegiatan bimbtek yang sudah dilaksanakan ini adalah dengan  bertambahnya generasi muda yang mengetahui dan mengenal apa itu sastra lisan bapandung dan basyair, bertambahnya wawasan peserta tentang sastra lisan bapandung dan basyair.

"Hingga bertambahnya masyarakat yang melestarikan dan melindungi sastra lisan bapandung dan basyair serta meningkatnya pelaku seni sastra lisan bapandung dan  basyair," kata Suharyanto. 
Sementara itu, kegiatan revitalisasi Bapandung ini melibatkan siswa dari beberapa sekolah di Banjarmasin yang menjadi peserta. Pelaksanaan kegiatan selama 7 hari bertempat di Taman Budaya Provinsi Kalimantan Selatan. Kegiatan yang dilakukan adalah revitalisasi sastra bapandung (bimtek) dan kemudian pemasyarakatan aksi.
 
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 3739 kali