Tingkatkan Kerja Sama Pendidikan, Atase Pendidikan Australia untuk Indonesia Kunjungi KBRI Canberra  18 November 2021  ← Back



Canberra, 18 November 2021 ---  Pemerintah Federal Australia melalui Department of Education, Skill and Employment, telah menunjuk Education and Research Counsellor (Atase Pendidikan dan Riset) yang baru, Han Xiao Zhang, bertugas di Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia, di Jakarta menggantikan Elizabeth Campbell-Dorning yang telah usai masa tugasnya. Sebelum bertolak ke Jakarta, Atase Han bersama Karen Sandercock, First Assistant Secretary, International Division, Stephen Trengove-Jones, Assistant Secretary, International Partnerships Branch, dan Rose Hunter, Policy Officer pada Department Of Education, Skills And Employment mengunjungi KBRI Canberra.
 
Dijelaskan Atase Han Xiao Zhang, kunjungannya adalah perkenalan dirinya sebagai pejabat baru yang akan banyak bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia di masa datang. “Kami juga ingin diskusi tentang beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian khusus dalam hubungan kerja sama Australia-Indonesia dalam bidang pendidikan dan penelitian,” terang Han Xiao Zhang, Senin (15/11).
 
Tim dari Departemen Pendidikan Australia diterima langsung Wakil Duta Besar KBRI Canberra, Mohammad Syarif Alatas, didampingi Atase Pendidikan dan Kebudayaan, Mukhamad Najib dan Koordinator Fungsi Penerangan, Sosial, dan Budaya, Ghofar Ismail, serta Koordinator Fungsi Protokol dan Konsuler, Armin Rachmat.
 
Wakil Dubes Syarief, dalam kesempatan ini, menyambut baik kedatangan Atase Han beserta tim dan menyampaikan bahwa kerja sama Indonesia dan Australia dalam bidang pendidikan selama ini sudah terjalin harmonis. “Bahkan di Indonesia sudah berdiri Monash University,” tambah Wakil Dubes Syarief.
 
Dilanjutkan Syarief, kelanjutan kerja sama bidang pendidikan diharapkan membawa makin banyak pertukaran pengetahuan dan teknologi demi kemajuan kedua negara. “Australia masih menjadi tujuan favorit mahasiswa Indonesia yang akan belajar di luar negeri, karena para pelajar Indonesia memandang sistem pendidikan di Australia merupakan salah satu yang terbaik di dunia,” ujar Syarif.
 
“Saat ini ada sekitar 13 ribu mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Australia. Namun, 3.950 di antaranya masih belum bisa masuk ke Australia karena penutupan perbatasan Australia selama Covid-19. Namun dengan perkembangan penanganan Covid-19 saat ini, saya optimis tahun 2022 perbatasan akan kembali dibuka untuk Mahasiswa Indonesia,” terang Syarief.
 
Syarif juga menyampaikan harapannya agar ke depan Australia dapat mendirikan sekolah vokasi di Indonesia, guna meningkatkan kualitas pekerja terampil di Indonesia. “Selain itu, perlu kerja sama pelatihan, khususnya bagi bidang-bidang yang penting untuk pembangunan di Indonesia,” harap Syarief.
 
First Secretary, Karen Sandercock, menyampaikan terima kasihnya atas hubungan baik yang sudah terjalin selama ini antara pemerintah Australia dan Indonesia. “Kerja sama pendidikan sangat penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di kedua negara. Indonesia sangat dekat dengan Australia, sehingga anak-anak muda khususnya para pelajar dan mahasiswa Australia juga perlu mengetahui Indonesia,” ujar Karen yang  berharap kolaborasi Indonesia dan Australia bidang pendidikan dan penelitian terus ditingkatkan di masa depan.
 
Education and Research Counsellor Han, mengapresiasi sambutan baik KBRI Canberra. “Saya harap, saya bisa segera ke Jakarta dan melaksanakan tugas saya meningkatkan kerja sama pendidikan dan penelitian. Australia terus akan memberikan beasiswa bagi mahasiswa Indonesia untuk belajar di Australia. Saya juga akan memfasilitasi kegiatan pertukaran pelajar dan aktivitas mobilitas internasional lainnya,” terang Han.
 
Atdikbud RI di Canberra Dukung Mahasiswa Indonesia Belajar ke Australia

Merespons hal tersebut, Atdikbud RI di Canberra, Mukhamad Najib, memaparkan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) pada Atase Han. “Salah satu implementasi MBKM adalah mahasiswa didorong belajar di kampus lain termasuk kampus luar negeri. Kemendikbudristek menyediakan beasiswa khusus untuk mobilitas internasional yang disebut Indonesia International Mobility Award (IISMA) bagi mahasiswa Indonesia yang berminat mengambil kuliah selama satu semester di luar negeri,” terang Najib yang disambut baik Atase Han.
 
Perguruan tinggi di Australia yang dipilih Pemerintah Indonesia sebagai tujuan IISMA pada 2022 mendatang adalah Australian National University dan Melbourne University. “Pemerintah Indonesia menetapkan dua perguruan tinggi terbaik di Australia untuk terlibat dalam IISMA pada tahun 2022, tentu tidak menutup kemungkinan pada tahun berikutnya akan dikembangkan ke universitas lainnya di Australia,” jelas Atdikbud Najib.
 
Najib juga menyampaikan bahwa dalam konteks kerja sama pendidikan, khususnya Pendidikan Bahasa Indonesia di Australia, Pemerintah Indonesia telah mengirimkan Guru Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) ke sekolah-sekolah yang membutuhkan. “Pada tahun 2022 program pengiriman guru BIPA juga akan dilanjutkan,” terang Najib.
 
Sebagai bagian dari bentuk kerja sama pendidikan, Najib berharap Pemerintah Australia juga bisa membantu mempromosikan Pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah-sekolah dan memasukkannya dalam kurikulum. “Saat ini, minat belajar Bahasa Indonesia mengalami penurunan di Australia. Maka, saya berharap memberi dukungan promosi pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah-sekolah,” ucap Najib.
 
Selain pengiriman Guru BIPA, dilanjutkan Najib, terdapat juga program kerja sama guru bantu dari mahasiswa pendidikan bahasa yang sedang melakukan kuliah kerja nyata (KKN), di mana mahasiswa Indonesia yang sedang KKN ditugaskan sebagai guru bantu dalam pengajaran bahasa di sekolah-sekolah.
 
“Tahun 2021 ini, ada 20 mahasiswa yang mengikuti KKN dari Universitas Negeri Padang sebagai guru bantu. Mereka mengajar Bahasa Indonesia di 15 sekolah di Victoria. Tentu hal ini bisa ditingkatkan pada waktu yang akan datang,” tutup Najib.*** (Atdikbud Canberra/ Lydia Agustina/ Seno Hartono)




Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 10063 kali