ISODEL 2021, Kemendikbudristek Berkomitmen Sukseskan Digitalisasi Sekolah  02 Desember 2021  ← Back

Jakarta, 2 Desember 2021 --- Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyelenggarakan kembali International Open, Distance, And e-Learning Symposium (ISODEL) pada 1-3 Desember 2021. Pada kesempatan ini, Kemendikbudristek kembali menyampaikan komitmen untuk menyukseskan program digitalisasi sekolah. Cakupannya tidak hanya memperluas akses terhadap teknologi, tetapi juga menjembatani ketimpangan pada pengetahuan dan penguasaan teknologi.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, mengakui bahwa disrupsi teknologi ikut mempengaruhi dunia pendidikan. “Namun, tidak ada pilihan selain beradaptasi dan berinovasi. Dapat menjadikan disrupsi sebagai solusi,” ujarnya saat membuka ISODEL 2021 secara daring di Jakarta, Rabu (1/12).

Menteri Nadiem menuturkan, menyikapi pesatnya perkembangan teknologi, Kemendikbudristek mengembangkan platform pendidikan digital yang bertujuan membantu guru dalam proses pembelajaran. “Karena untuk terus berinovasi kita membutuhkan generasi bertalenta digital (digital talent) yang kreatif dan mau berkontribusi untuk negeri,” tegasnya.

ISODEL 2021 yang bertemakan “Teknologi Pendidikan di Era kenormalan Baru Sekarang dan Akan Datang” diselenggarakan dalam bentuk virtual. Acara ini merupakan hasil kolaborasi Pusdatin dengan berbagai pemangku kepentingan pendidikan, peneliti, pendidik, akademisi komunitas, dan praktisi, baik yang ada di Indonesia maupun di seluruh dunia.  ISODEL merupakan respons atas dinamika dan tantangan yang ada dalam pemanfaatan teknologi untuk pendidikan.

Mendikbudristek meyakini, gagasan yang lahir dari ISODEL 2021 akan menjadi masukan berharga bagi Kemendikbudristek untuk melanjutkan gerakan Merdeka Belajar sehingga sistem pendidikan Indonesia akan menjadi lebih relevan dan lebih adaptif dengan perubahan zaman.

Sesjen Kemendikbudristek, Suharti, menyampaikan terima kasih atas dukungan Menteri Keuangan Sri Mulyani, yang telah memberikan dukungan penuh sehingga dapat mengimplementasikan seluruh kebijakan serta program-program Kemendikbudristek selama ini.

“Melalui ISODEL, saya akan mendengar dan memperhatikan segala inovasi yang dapat meningkatkan kemampuan dan kualitas pembelajaran,” tutur Suharti.

Di hari pertama penyelenggaraan ISODEL 2021, hadir pembicara utama pertama, yaitu Tantowi Yahya selaku Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru. Tantowi menyampaikan dampak yang terjadi pada sektor pendidikan di dunia, khususnya di Indonesia, akibat pandemi. Dalam pandangannya, teknologi komunikasi dapat melestarikan kebudayaan karena tiga alasan, yaitu memiliki metode berkelanjutan, penyimpanan yang besar, dan memperluas eksposur.

“Generasi mendatang dapat menyaksikan dan merasakan langsung kebudayaan saat ini. Saya yakin, Kemendikbudristek sudah di jalur yang benar menuju itu,” ucap Tantowi.

Pada ISODEL 2021, Sesi Pleno 1 mengangkat topik pembahasan “Industry 4.0: Big Data, Internet of Things (IoT), Artificial Intellegence (AI), Financial Technology (Fintech), Virtual and Augmented Reality (VR and AR), Games, Virtual Classroom and Campus, Statistic, Webinar”. Hadir sebagai pembicara, yaitu: Direktur SEAMEO SEAMOLEC Indonesia, Alpha Amirrachman, dan Director of ITU (Regional Office for Asia and Pasific), Atsuko Okuda. Pleno tersebut dimoderatori oleh Miko Harjanti, yang mencatat bahwa SEAMOLEC telah mengembangkan berbagai pembelajaran berbasis Virtual Reality, Augmented reality hingga membuat program berupa SMILES (SEAMOLEC Mini Lecture Series). Hal yang tak kalah penting yaitu pentingnya melindungi generasi muda dari bahaya negatif teknologi. Oleh sebab itu Indonesia membutuhkan roadmap yang terdiri dari rekomendasi kajian ilmiah, regulasi hingga implementasi dalam pemanfaatan teknologi.

Sesi pleno lainnya ada yang mengangkat subtema pembahasan yang sama. Pembicara yang hadir dalam pleno tersebut yaitu Massarow Syen selaku Director of Digital Education Institute - Institute for Information Industry (III) Taiwan, Fransiskus Astha Ekadiyanto selaku Head of Center for Independent learning Universitas Indonesia, dan perwakilan dari Pusdatin Kemdikbudristek, Abi Sujak. Diskusi dimoderatori oleh Dayang Suriani dan menghasilkan kesimpulan bahwa guru yang telah memiliki semua indikator dengan variasi frekuensi praktik adalah guru yang baik, yakni baik dalam mengajar. Tapi untuk menjadi pendidik yang lebih baik, beberapa kompetensi digital perlu ditingkatkan. Memfasilitasi kompetensi digital peserta didik sangat penting terutama dalam pembuatan konten dan penggunaan TIK yang bertanggung jawab sehingga perlu dilakukan studi lebih lanjut dengan desain yang lebih kompleks.

Kemudian Sesi Pleno 2 mengangkat tema “Digital Educational Transformation: Closing the digital gap, to Reach the Unreach, Remote Area, Open Access, Flexible Learning, Disability Access”. Pembicara yang hadir dalam pleno tersebut yaitu Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati;  Dekan School of Distance Education, Universiti Sains Malaysia, Zoraini Wati Abas; dan Olivia Basrin dari Google. Sesi yang dimoderatori oleh Pratiwi Wini Artati ini menghasilkan kesimpulan bahwa disrupsi pendidikan adalah sesuatu yang dapat kita anggap sebagai peluang berharga untuk menciptakan cara belajar baru dalam mengeksplorasi perangkat teknologi guna mengatasi masalah dan tantangan pembelajaran, terutama di saat pandemi Covid-19.

Agar transformasi digital terjadi, teknologi pendidikan di era kenormalan baru perlu menjawab isu tentang kesenjangan digital, akses inklusi dan disabilitas, serta akses terbuka dan pembelajaran yang fleksibel. Ada faktor utama keberhasilan transformasi digital, yaitu Openness, Mindset, Readiness, Adaptive (OMAR), yang perlu dipertimbangkan dalam mendesain ulang pembelajaran.

Hal ini membutuhkan tindakan kolaboratif dan inovatif untuk membuka solusi dari setiap masalah dan tantangan pendidikan. Berbagai pendekatan terhadap alat, inisiatif, dan tindakan inovatif penting dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan teknologi serta mendukung akses yang adil dan merata bagi terselenggaranya pembelajaran digital. Pemerintah mendukung peningkatan infrastruktur dan akses komunikasi kepada seluruh warga negara.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan, lebih dari Rp100 triliun dianggarkan untuk dana pendidikan, riset, dan kebudayaan, sehingga dapat meningkatkan kemampuan dari warga negara Indonesia. “Untuk itu keluarga yang paling rentan perlu dibantu. Selain itu pemerintah juga menyediakan beasiswa yang dapat dimanfaatkan seluruh warga Indonesia untuk mendapatkan pendidikan lanjutan dan lebih baik,” tuturnya.

Dalam pelaksanaan pendidikan jarak jauh di masa pandemi, kata Sri Mulyani, anggaran tersebut juga digunakan untuk membangun infrastruktur jaringan komunikasi, karena terdapat lebih dari 20.000 keluarga yang tidak mendapatkan akses koneksi internet di seluruh Indonesia. Pemerintah juga telah memberikan subsidi, yang salah satunya berupa bantuan kuota data internet yang dapat memberikan kemudahan akses internet kepada seluruh siswa, guru, mahasiswa, dan dosen untuk proses pembelajaran di masa pandemi.

Sesi Pleno berikutnya menghadirkan pembicara Marito Garcia dari Virginia University (Darden school of Business), Paulina Pannen dari ICE Director, serta Vincent Quah dari Microsof. Diskusi yang mengangkat tema “Transformasi Digital untuk Sukses Belajar dan Transisi ke Pekerjaan” itu dimoderatori oleh Moch. Abduh. Pleno menghasilkan kesimpulan bahwa ada empat tahap yang harus diperhatikan dalam hal “Transformasi Digital untuk Sukses Belajar dan Transisi ke Pekerjaan”. Keempat tahap tersebut adalah tahap penerimaan dan pendaftaran, tahap pengalaman sekolah siswa, tahap pengalaman belajar siswa, dan tahap transisi ke pekerjaan dan keterlibatan pemberi kerja. Empat tahap tersebut diperlukan karena ditemukan fakta bahwa kapasitas dan kompetensi sebagian besar guru tidak cukup dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Di awal pandemi Covid-19 muncul istilah “Mendadak Berani”, yang memiliki arti bahwa sebagian besar proses belajar mengajar harus sinkron, online, dan virtual. Kehilangan kemampuan belajar atau menurunnya kualitas pembelajaran (learning loss) menjadi hal yang perlu dikhawatirkan karena berpengaruh pada terjaganya kualitas pendidikan sebagai akibat dari pandemi Covid-19.

Terkait hal ini, ke depan pendidikan harus terdiri dari pendidikan itu sendiri, wirausaha, dan lapangan kerja. Oleh karena itu, pendidikan di Indonesia harus melakukan reskilling dan up skilling. “Kita semua adalah pelajar dan kita semua adalah pendidik. Oleh karena itu, semua peserta didik harus memiliki lingkungan belajar yang inklusif, yaitu dukungan membaca, menulis, matematika, berbicara, dan belajar,” kata Moch. Abduh.

Pelaksanaan ISODEL di hari kedua pada Kamis, 2 Desember 2021, akan menghadirkan tema Character Building: digital literacy, 21st century skills (critical thinking and problem solving, collaboration, communication, creativity and innovation), life skills learning to be, learning to do, learning to learn, learning to live together) dan menghadirkan penyajian dari para peneliti yang telah memberikan hasil penelitiannya di pelaksanaan ISODEL 2021 di kelas pararel.

Kegiatan Pembukaan Road to ISODEL 2021 dapat disaksikan melalui: YouTube Kemendikbud RI https://www.youtube.com/watch?v=Y8TnoLQzR7I&t=461s.







Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Laman: kemdikbud.go.id    
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 754/sipres/A6/XI/2021

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 1605 kali