Kemendikbudristek Gelar Pelatihan bagi Fasilitator Ibu Penggerak sebagai Tri Sentra Pendidikan  12 November 2022  ← Back



Tangerang, Kemendikbudristek – Untuk mewujudkan sumber daya manusia (SDM) unggul di masa mendatang, peran tri sentra pendidikan sangat dibutuhkan. Tidak hanya sekolah, namun orang tua dan masyarakat menjadi penting dalam membentuk karakter anak. Sebagai upaya untuk mewujudkannya, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat (BKHM) kembali menyelenggarakan Training of Trainer (ToT) bagi calon fasilitator Ibu Penggerak.

“Kolaborasi ini kami selenggarakan sebagai bagian dari tugas humas yaitu menjalin hubungan dengan mitra Kemendikbudristek dalam mengkomunikasikan kebijakan kami,” disampaikan pelaksana tugas (Plt.) Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kemendikbudristek di Tangerang, Jumat (11/11).

Dalam berkolaborasi, Ibu Penggerak berperan sebagai salah satu saluran informasi dan komunikasi untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang kebijakan yang dikeluarkan Kemendikbudristek. “Oleh karena itu, perlu diadakan pelatihan dan pembekalan bagi fasilitator Ibu Penggerak untuk melanjutkan penyebarluasan kebijakan Kemendikbudristek di daerahnya masing-masing,” imbuh Anang.

Lebih lanjut dikatakan Anang bahwa kegiatan ToT ini telah diselenggarakan selama tiga kali sejak tahun 2021 dengan peserta yang berasal dari wilayah berbeda se Indonesia. “Semoga kegiatan ini dapat diikuti dengan sungguh-sungguh, menambah pengetahuan para calon fasilitator, dan tentunya ketika kembali ke daerahnya dapat menyampaikan informasi yang diterima kepada Ibu Penggerak lainnya di wilayah masing-masing,” pesan Anang.

Pelatihan calon fasilitator Ibu Penggerak dilakukan melalui  kerja sama Kemendikbudristek dengan Komunitas Sidina. Wiendrastari Putri, Ketua Komunitas Sidina menjelaskan banyak sekali anggotanya yang ingin berpartisipasi dalam acara pelatihan ini. Akan tetapi, karena fasilitator sebagai penerus Kemendikbud dalam menyebarluaskan kebijakan, maka peserta yang mengikuti pelatihan harus melewati beberapa seleksi.

Sebanyak 226 orang Ibu Penggerak turut mendaftar dan mengikuti seleksi sebagai fasilitator. Mereka berasal dari berbagai wilayah mulai dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara.

“Dari jumlah tersebut, kami sudah melakukan seleksi seperti wawancara dan meminta peserta membuat paparan sesuai pilihan materi yang kita tentukan sehingga yang terpilih saat ini bisa mengukuti pelatihan di sini,” ujar wanita yang akrab disapa Wiendy.

Imas Mugi Restuni, salah satu peserta perwakilan dari Jakarta mendukung penyelenggaraan kegiatan. Berawal dari keinginannya untuk menggali informasi pendidikan, Imas mulai tergerak bergabung menjadi Ibu Penggerak. “Saya membuka media sosial Kemendikbudristek, kemudian saya melihat ada unggahan tentang Ibu Penggerak yang dikelola oleh Sidina, lalu saya tertarik dan ikut bergabung sejak awal tahun 2022,” ujar Imas.

Pernah berprofesi sebagai guru di sekolah, Imas mendapatkan banyak manfaat yang ia rasakan sejak bergabung menjadi Ibu Penggerak. “Wah banyak sekali  manfaat, yang pasti saya dapat banyak ilmu tentang pendidikan, ilmu yang diperlukan orang tua dalam mendidik dan mengasuh anak,” ungkap Imas.

Dikatakan Imas, selama menjadi Ibu Penggerak ia selalu aktif memperbarui pengetahuan melalui webinar-webinar secara daring, bertukar pengetahuan melalui grup komunikasi, hingga menghadiri pertemuan pelatihan seperti yang diselenggarakan BKHM. “Setelah ini semoga saya bisa menyebarluaskan informasi bermanfaat ini kepada ibu-ibu lainnya sehingga kita sama-sama bisa mendukung pemerintah dan mendidik anak-anak di rumah menjadi tumbuh hebat,” harap Imas.

Kegiatan ToT Fasilitator Ibu Penggerak dilaksanakan selama tiga hari mulai 11-13 November 2022 dan diikuti sebanyak 90 orang Ibu Penggerak yang tergabung dalam Sidina Community. Selama kegiatan, Ibu Penggerak mendapat pembekalan terkait program dan kebijakan Kemendikbudristek seperti “tiga dosa besar” dalam dunia pendidikan, Profil Pelajar Pancasila, dan Kurikulum Merdeka. Selain itu, pada setiap topik dilakukan pembahasan melalui diskusi kelompok untuk lebih mendalami masalah dan penyelesaiannya. (Prima/Vicka)
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 2661 kali