OSN 2015, Stimulus Kecintaan Peserta Didik Terhadap IPTEK  20 Mei 2015  ← Back

Yogyakarta, Kemendikbud---Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berharap adanya sinergi yang baik antara pemerintah daerah (pemda), dengan pelaku pendidikan, untuk memupuk rasa cinta para peserta didik akan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) melalui penyelenggaraan Olimpiade Sains Nasional (OSN). Sebagai bentuk sinergi, penyelenggaraan OSN yang terencana dengan baik perlu dilakukan.

Olimpiade Sains Internasional (OSN) merupakan ajang kompetisi bidang iptek bagi peserta didik jenjang Sekolah Dasar sampai dengan Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan sederajat. OSN 2015 akan berlangsung selama enam hari, yaitu pada tanggal 19-24 Mei 2015, di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Tema yang diangkat adalah OSN Membangun Manusia Tangguh, Mandiri dan Berintegrasi.

Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kemendikbud, dalam Konferensi Pers pembukaan OSN 2015 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Selasa (19/5), mengatakan, kecintaan peserta didik akan iptek dapat ditingkatkan melalui keikutsertaan dalam kompetisi, atau olimpiade. Disinilah, menurut Dirjen Dikmen Jazidie, nilai penting keberadaan OSN adalah sebagai momentum puncak tiap tahun, yang diharapkan dapat menstimulus para peserta didik di setiap daerah di Indonesia untuk mencapai penguasaan iptek.

"Sehingga, kami mendorong pemda untuk lebih serius menyelenggarakan kompetisi sains dan teknologi di tingkat nasional, yaitu ada model dan kualitas yang hampir sama di tiap daerah, tidak boleh asal," ujar Dirjen Dikmen Achmad Jazidie.

Diakui Dirjen Dikmen Achmad Jazidie, sinergi dengan pemda telah dilakukan pada proses seleksi berjenjang bagi peserta OSN. Proses ini dimulai lingkup sekolah, kecamatan, kabupaten, dan provinsi. Dirjen Dikmen Achmad Jazidie berharap pemda dapat melakukan pembinaan iptek secara lokal. "Seperti di Yogya sendiri, ada klinik sains, disitu para alumni juara kompetisi membina adik-adik peserta didik untuk mencintai dan minat terhadap iptek," dia mencontohkan.

Pada lingkup pelaku pendidikan, Dirjen Dikmen Achmad Jazidie berharap agar sekolah lebih proaktif untuk pembinaan kecintaan iptek dari tiap peserta didik. Masih menurut Jazidie, guru iptek yang berkualitas sangat perlu dipersiapkan. Dirjen Achmad Jazidie berharap akan adanya kelompok kecil yang hadir di tiap-tiap.sekolah untuk melakukan pembinaan bagi guru iptek. "Di tingkat pusat memang kita sudah memiliki pelatihan-pelatihan bagi guru, kami menganjurkan agar sekolah dapat membentuk kelompok kecil untuk pembinaan sains dan teknologi di sekiolah, ada semacam mentor yang membina guru iptek ini," jelas Jazidie.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X berharap prestasi membanggakan dari peserta didik di bidang iptek dapat dilanjutkan ke dalam kancah internasional. "kita berharap 10 besar pemenang (OSN) dapat dididik dan dipersipkan untuk bisa bergabung di ajang kompetisi sains di tingkat internasional," ujar Gubernur DIY.

Dirjen Dikmen Jazidie berharap agar pelaksanaan OSN bisa berlangsung serentak di satu tempat di semua jenjang pendidikan, "Insya Allah, tahun depan bisa diselenggarakan di tempat yang sama, sehingga demamnya bisa secara bersama-sama dilaksanakan," ujarnya.

Tahun ini, sebanyak 2.562 peserta didik akan berkompetisi dalam 24 bidang lomba  OSN. Pembagian bidang lomba itu mencakup bidang Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk jenjang Sekolah Dasar (SD). Sedangkan, bidang lomba Matematika, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP). Khusus bagi peserta didik anak berkebutuhan khusus, Direktorat Pendidikan Khusus Layanan Khusus Direktorat Pendidikan Menengah mencatatkan terdapat peserta didik dari 32 provinsi yang menjadi delegasi OSN. Sehingga, terdapat dua provinsi yang tidak mengirimkan yaitu provinsi Kalimantan Utara, dan Papua Barat.

Pada jenjang Pendidikan Khusus Layanan Khusus (PKLK) Pendidikan Dasar, bidang lomba terbagi atas lima bidang lomba, yaitu (1) Matematika bagi peserta didik SD Luar Biasa (SDLB)/Madrasah Ibtidaiyah LB (MILB)/SD Inklusif/MI Inklusif; (2) IPA bagi peserta didik SDLB/MILB/SD Inklusif; (3) Matematika bagi peserta didik SMPLB/Madrasah Tsanawiyah LB (MTs LB)/SMP Inklusif/MTs Inklusif; (4) IPA bagi peserta didik SMPLB/MTs LB/ SMP Inklusif/MTs Inklusif; (5) Informasi Teknologi atau Komputer bagi peserta didik SMPLB/MTsLb/SMP Inklusif/MTs Inklusif.

Jenjang Sekolah Menengah Atas mencakup bidang lomba Matematika, Fisika, Kimia, Informatika/Komputer, Biologi, Kebumian, Geografi, Astronomi, dan Ekonomi. Pada jenjang Sekolah Menengah Kejuruan, bidang lomba mencakup bidang lomba Matematika Teknologi, Matematika Non Teknologi, Fisika Terapan, Biologi Terapan, dan Kimia Terapan. Jenjang PKLK Pendidikan Menengah memiliki tiga bidang lomba, yaitu Matematika, IPA, dan Karya Ilmiah.

Pada waktu yang sama, pelaksanaan OSN untuk SMP/MTs pun turut dilaksanakan di Palu, Sulawesi Tengah, yaitu tanggal 17-23 Mei 2015.

Olimpiade Sains Nasional (OSN) adalah agenda tahunan penting bagi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Penyelenggaraan OSN dilakukan secara bergiliran di tiap daerah di Indonesia sejak tahun 2002. Selanjutnya, para juara OSN akan disiapkan menjadi delegasi Indonesia dalam berbagai kompetisi sains tingkat internasional. Tujuan penyelenggaraan OSN yaitu agar dapat menumbuhkembangkan kecintaan peserta didik akan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), dan diharapkan penerapan iptek tersebut dapat bermanfaat bagi lingkungan masyarakat sekitar.  ***


Sumber :

 


Penulis :
Editor :
Dilihat 962 kali