114 Siswa Seluruh Indonesia Ikuti Jejak Tradisi Nasional (Jetranas) 2015  12 Agustus 2015  ← Back

Surabaya, Kemendikbud --- Sebanyak 114 siswa dari seluruh Indonesia berkumpul di Surabaya, Jawa Timur untuk mengikuti kegiatan Jejak Tradisi Nasional (Jetranas) 2015. Dari 114 peserta ini, 44 di antaranya adalah peserta terbaik yang telah mengikuti jejak tradisi daerah (Jetrada). Sedangkan 70 peserta lainnya adalah siswa siswi tingkat SMA/sederajat Kota Surabaya. Jetranas 2015 mengusung tema “Harmoni dalam Keragaman”.
 
Jetranas merupakan kegiatan pengenalan dan pemahaman keragaman budaya termasuk tradisi di Indonesia yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Penyelenggaraan Jetranas ini bertujuan agar generasi muda dapat mengetahui, mengenali, serta memahami keragaman budaya tradisi yang ada di Indonesia, menumbuhkan rasa saling menghargai terhadap budaya yang berbeda sebagai langkah antisipasi pertentangan/konflik sosial yang marak akhir-akhir ini. Pendidikan budaya dalam Jejak Tradisi Nasional diharapkan mampu memberi variasi segar dalam sistem pengajaran secara simulatif agar siswa tidak merasa jenuh dengan pengajaran secara tatap muka. Acara ini dibuka oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Kacung Marijan, Senin (10/08/2015), di Surabaya.
 
Dalam sambutan pembukaan, Kacung mengatakan, warisan budaya Indonesia yang telah ditetapkan semakin meningkat jumlahnya. Dukungan untuk meningkatkan usulan daftar warisanpun, kata dia, semakin besar. “Saya yakin, semangat itu akan menjadi inspirasi. Jangan segan-segan untuk memiliki impian, saya mendapatkan semangat dari Bu Risma untuk mengusulkan lebih banyak warisan budaya. Semoga bermanfaat, adek-adek semangat, hidup budaya Indonesia!” katanya.
 
Walikota Surabaya Tri Rismaharini turut hadir di acara pembukaan dan menyampaikan sambutan. Ia mengatakan, Indonesia mempunyai keragaman budaya dan bahasa yang bermacam-macam. Bukan perbedaan yang dicari, namun persamaannya. “Mari kita bergandengan tangan dengan erat, agar menjadi kuat, agar tidak ada satu pun negara yang berhak menaklukkan kita. Kekuatan kita adalah keberagaman,” tuturnya.
 
Acara pembukaan Jetranas 2015 sarat dengan nuansa seni dan budaya. Beragam tarian disuguhkan kepada para peserta dan tamu undangan yang hadir. Mulai dari tarian kolaborasi tiga daerah (Padang, Bengkulu, dan Palembang), atraksi tari Ja’i dari Nusa Tenggara Timur, lagu dan pantun yang dibawakan oleh perwakilan BPNB Pontianak, dan atraksi Tari Jaipong dari perwakilan BPNB Bandung.
 
Dalam kesempatan tersebut juga ada penyerahan cinderamata kepada Tri Rismaharini walikota Surabaya, penyematan tanda peserta oleh Kacung Marijan kepada tiga perwakilan peserta Jejak Tradisi Nasional 2015, pemberian plakat kepada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, serta foto bersama menutup rangkaian acara pembukaan JETRANAS 2015.
 
Rangkaian kegiatan Jetranas akan berlangsung selama empat hari. Setiap peserta akan masuk dalam kelompok yang akan mengumpulkan data tradisi melalui pengamatan dan wawacara terhadap para pelaku budaya (narasumber). Data yang terkumpul akan disusun dalam bentuk laporan karya dan dipresentasikan serta dinilai oleh tim pembahas untuk menentukan tiga kelompok peserta terbaik. Materi yang ada dalam JETRANAS 2015 antara lain tatah wayang kulit, pedalangan, karawitan, ludruk, teknik pembuatan gamelan, bangunan tradisional, ludruk, tari remo, pakaian tari, pakaian pengantin tradisional, topeng Malang, batik dan reog. (Aline Rogeleonick/ Sumber: www.kebudayaan.kemdikbud.go.id)

Sumber :

 


Penulis :
Editor :
Dilihat 997 kali