Presiden IOAA: Hasil IOAA 2015 Tunjukkan Kehormatan Kita Sebagai Bangsa  07 Agustus 2015  ← Back

Jakarta, Kemendikbud --- Selesainya penyelenggaraan Olimpiade Internasional Astronomi dan Astrofisika atau International Olympiad on Astronomy and Astrophysics  (IOAA) 2015 membawa hasil yang menempatkan Indonesia pada peringkat ke-3, setelah Iran dan India pada posisi pertama dan kedua. Tidak perlu berkecil hati dengan hasil tersebut, presiden IOAA Chatief Kunjaya mengatakan hasil IOAA 2015 menunjukkan kehormatan Indonesia sebagai bangsa. Kunjaya, sapaan akrabnya, yang asli Bandung ini, justru menganggap hasil yang diperoleh Indonesia menunjukkan bahwa kita sebagai tuan rumah tidak melakukan kecurangan. “Dengan begini kita menunjukan bahwa kita itu jujur, kita itu betul-betul fair untuk semua negara,” tuturnya saat diwawancarai kemdikbud.go.id melalui telepon, Rabu (5/8/2015).
 
Menurut pria yang pernah mengajar di program studi Astronomi, Institut Teknologi Bandung (ITB) ini ada dua aspek kejujuran. Aspek pertama, menurutnya,  kita tidak hanya membela negara kita supaya negara kita menang dengan berbagai cara, tapi kita betul-betul jujur. Kejujuran yang ke-dua adalah dibukanya kesempatan kepada negara-negara lain untuk menyumbang soal. “Jadi ada beberapa soal, di dalam kita buat itu, yang merupakan sumbangan dari negara lain.” jelas doktor lulusan Universitas Kyoto bidang Astronomi itu. Ternyata dari semua soal negara lain itulah anak-anak Indonesia mendapatkan yang terbaik. Jadi, katanya, ini membuktikan kita jujur, si pembuat soal asal Indonesia juga jujur. Mereka tidak membocorkan kepada siswa.  

Menyinggung persiapan menghadapi IOAA 2016, bapak satu anak ini menduga kalau akan ada banyak kemiripan dengan IOAA tahun 2015. Dari sisi penyelenggaraan, di India nanti juga akan mirip dengan di Indonesia. “Bhubaneswar itu kota budaya juga, banyak candi-candi, seperti di Indonesia,” kata Kunjaya. Ia memperkirakan India juga akan memasukan aspek budaya pada soal-soalnya. Dari aspek kompetisi, menurutnya, India memang sangat kuat kompetisinya. Jadi akan sangat wajar jika India menjadi saingan terberat, selain Iran yang tahun ini menempati posisi pertama.
 
Kunjaya memberikan masukan kepada tim pembina Indonesia agar mempelajari kondisi lapangan tuan rumah IOAA tahun 2016.”Ada fasilitas apa saja disana, ada pembinanya bidang apa saja disana, kondisi langitnya bagaimana, pada tanggal berapa kompetisi dilakukan, tim pembina harus mempelajari itu,” katanya.

Terkait persiapan peserta, Kunjaya mengingatkan perlunya persiapan khusus terhadap psikologi siswa.  “Kalau kita tanding ke luar negeri, secara mental siswa itu lebih tertekan karena bertanding di tempat yang asing. Kalau di dalam negeri, mereka bisa bertanding lebih lepas, karena mereka sudah terbiasa dengan lingkungan. Perubahan  lingkungan ini pengaruhnya juga cukup besar, “jelasnya.

Oleh karena itu, selain mempelajari kondisi tempat bertanding nanti seperti apa, Kunjaya berpesan, jika Indonesia ingin sukses tahun depan, pembinaan tahun depan  minimal lamanya harus sama seperti tahun ini.

Kunjaya tak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyukseskan IOAA 2015. “Saya mengucapkan terima kasih kepada Kemendikbud, karena usulan saya untuk menjadi tuan rumah IOAA telah di setujui, dilakukan dan dilaksanakan oleh Kemendikbud,” ucapnya.

Presiden IOAA yang akan mengakhiri masa jabatannya tahun depan itu merasa dihargai dan didukung oleh pemerintah Indonesia, dalam jabatannya sebagai presiden IOAA. “Terima kasih juga (kepada Kemendikbud) telah memberikan dukungan total bersama dengan Pemerintah Jawa Tengah sehingga IOAA ini berhasil, sukses membawa nama baik bangsa negara,” pungkasnya. (Emi Salpiati)


Sumber :

 


Penulis :
Editor :
Dilihat 756 kali