Mendikbud: Kebudayaan Berkembang Melalui Sikap Terbuka  14 Oktober 2015  ← Back

Frankfurt, Kemendikbud --- Kebudayaan berkembang melalui keterbukaan, dan kebudayaan merupakan percakapan yang terus menerus sehingga setiap orang terlibat di dalamnya. Hal tersebut disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan dalam pembukaan Frankfurt Book Fair (FBF) di Frankfurt Jerman, Selasa(13/10/2015) kemarin. "Pengalaman Indonesia yang cukup panjang dalam percakapan itu dengan sekitar 17.000 pulau, 800 jenis bahasa, dan 300 tradis lokal, menjadi contoh untuk memberikan motivasi bagi negara-negara lain," imbuh Mendikbud. 
 
Kehadiran Indonesia pada FBF 2015 ini sebagai sumbangan untuk meneguhkan bahwa kebudayaan berkembang melalui sikap terbuka. Menteri Anies menambahkan bahwa menjadi tamu kehormatan dalam FBF 2015 ini adalah kesempatan prestisius bagi Indonesia, sebuah negara yang belum banyak dikenal di Jerman maupun Eropa. "Butuh kerja ekstra keras dalam mempersiapkan diri dalam FBF tahun ini," ujar mantan Rektor Universitas Paramadina tersebut.
 
Tujuan Indonesia dalam FBF tahun ini bukan hanya untuk membuat Indonesia dikenal atau diakui, tapi juga mengundang dan mengajak masyarakat Eropa ke dalam sebuah percakapan yang lebih luas. "Terutama di masa ini, ketika ribuan orang dari luar Eropa datang berpindah dan di antaranya sudah jadi bagian dari kehidupan di sini (Jerman)," ujar Menteri Anies.
 
Mendikbud juga menjalaskan bahwa tahun 2015 ini, Indonesia berumur 70 tahun. "Tingkat literasinya pada saat itu (ketika Indonesia merdeka) 5%, namun dengan kerja keras saat ini Indonesia berhasil mencapai 95% literasi," kata Anies. Namun demikian Anies juga mengakui bahwa kelaziman membaca di kalangan penduduk Indonesia memang masih sangat rendah jika dibandingkan negara-negara lain. Pemerintah Indonesia akan terus berupaya meningkatkan minat membaca masyarakatnya melalui berbagai gerakan yang digagas Pemerintah dengan melibatkan masyarakat.
 
Dalam pembukaan FBF tersebut, Menteri Kebudayaan dan Media Republik Federal Jerman Monika Grutters mengungkapkan bagaimana Jerman bisa bercermin dari Indonesia. "Tamu kehormatan Pekan Raya Buku Frankfurt tahun ini, Indonesia, sebuah negara dengan demokrasi yang masih muda, negara dengan populasi muslim terbesar, seringkali diusung sebagai panutan dalam hal bagaimana Islam dan demokrasi dapat berdampingan. Di sisi lain, Jerman sebagai penerima tamu, harus kembali mempertanyakan diri sendiri, bagaimana kita harus melindungi dan mempertahankan nilai-nilai demokrasi yang telah menjadikan Jerman sebagai negara tujuan dari ribuan pengungsi," kata Monika Grutters. (Jusman Sihombing, Nur Widiyanto)

Sumber :

 


Penulis :
Editor :
Dilihat 711 kali