Suasana Beda Peringatan Hari Kesaktian Pancasila  01 Oktober 2015  ← Back

Jakarta, Kemendikbud --- 1 Oktober sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 153/Tahun 1967 ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Sedikit berbeda dari tahun sebelumnya pada upacara peringatan ke-50 tahun 2015 yang diselenggarakan di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur, usai pelaksanaan upacara Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengunjungi kompleks monumen. Kompleks yang dikunjungi terdiri dari Sumur maut, Rumah penyiksaan, Dapur Umum, Pos komando, dan Tugu Pahlawan Revolusi.
 
“Kita berharap peristiwa G 30 September tidak terjadi lagi di negeri kita tercinta ini. Meskipun saya yakin tidak akan terjadi lagi, tetapi gerakan seperti itu harus tetap diwaspadai,” disampaikan Presiden saat diwawancarai Media usai pelaksanaan upacara di Kompleks Munumen Pancasila Sakti, Kamis (01/10/2015).
 
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Kebudayaan Kacung Marijan mengatakan hal yang menarik dari pelaksanaan Hari Kesaktian Pancasila tahun ini Presiden bersedia mengunjungi kompleks monument. “Ini hal yang menarik tanpa di duga-duga Presiden mengunjungi kompleks monumen, karena sepanjang saya menjadi ketua panitia pelaksana dari tahun 2013, kali ini Presiden kunjungi kompleks monument, dan ini sangat penting untuk dijadikan teladan bagi para kaum muda,” jelas Kacung.
 
Pelaksanaan Hari Kesaktian Pancasila tahun ini mengangkat tema “Kerja keras dan Gotong royong Melaksanakan Pancasila”. Menanggapi tema tersebut, Kacung mengajak seluruh masyarakat Indonesia bersama-sama melakukan sesuatu berdasarkan prinsip-prinsip dasar yang ada di dalam Pancasila. “Kita tanamkan dalam diri setiap generasi muda dengan keteladanan positif,” ujar Kacung.
 
Dikesempatan yang berbeda usai pelaksanaan upacara memperingati Hari Kesaktian Pancasila, Inspektur Jenderal Kemendikbud Daryanto menyampaikan bahwa momentum ini tidak boleh dilupakan. Hal ini juga, kata Daryanto, mengingatkan kembali kepada seluruh Warga Negara Indonesia untuk menjadikan Pancasila sebagai pegangan hidup berbangsa dan bernegara yang tidak dapat ditawar-tawar. “Pancasila menjadi bagian yang sangat penting bagi kita dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara, ujar Daryanto.
 
Peserta yang turut hadir dalam pelaksanaan upacara berjumlah 1029 orang yang terdiri dari pasukan upacara TNI dan Polri, pasukan upacara mahasiswa, KNPI, dan Pramuka. Selain itu juga pasukan upacara pelajar tingkat SD, SMP, dan SMA/SMK. Sedangkan paduan suara yang tampil dalam pelaksanaan upacara adalah siswa dan siswi dari lima sekolah, yaitu SMA Negeri 78 Jakarta, SMA Kristen 3 Penabur, SMA Negeri 39 Jakarta, SMA Negeri 49 Jakarta, dan SMA Negeri 34 Jakarta. Untuk orchestra diisi oleh SMA Negeri 2 Kasihan Bantul, Yogyakarta. (Seno Hartono)

Sumber :

 


Penulis :
Editor :
Dilihat 667 kali