98 Guru untuk Ajar Anak TKI Berangkat ke Sabah, Malaysia 13 November 2015 ← Back
Kinabalu, Kemendikbud --- Matahari belum jua menampakkan diri, bahkan jalan di sepanjang ruas jalan Jakarta belum memulai ritual kemacetannya. Jam menunjukkan pukul 02.00 WIB. Aktivitas telah nampak di salah satu sisi terminal pemberangkatan luar negeri Bandara Soekarno Hatta. Tampak kerumunan orang berpakaian dominasi blazer hitam. Mereka adalah 92 guru pendidikan dasar, dan enam guru pendidikan menengah yang akan berangkat untuk penugasan Pendidik untuk Pendidikan Anak-Anak Indonesia di Sabah Malaysia Periode Tahun 2015-2017 (Tahap 6).
Keberangkatan 98 guru tersebut mengemban misi negara, yaitu mengajar para anak Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang belum mendapatkan layanan pendidikan wajib belajar sembilan tahun. Berseragam blazer, para guru mendorong trolley yang penuh dengan tas-tas dan pernak-pernik.
"Ini saya bawa beberapa tas, isinya bukan baju saya saja, tapi ada banyak buku, ada buku wajib nasional, buku sejarah, pahlawan-pahlawan Indonesia, ada juga tari-tarian, bahkan saya bawa RPUL (Rangkuman Pengetahuan Umum Lengkap)," ujar Robbi Rizal Arsyad, guru dari Jawa Timur, di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, (12/11/2015). Robbi menambahkan, seluruh peserta memang diharuskan untuk membawa materi tambahan yang berkaitan dengan sejarah dan budaya Indonesia. Semua materi, katanya, adalah untuk bantu mengenalkan tentang Indonesia kepada anak-anak TKI.
Guru lulusan Universitas Negeri Surabaya (UNESA) itu menjelaskan, para guru yang berangkat memang diwajibkan untuk membawa tambahan bahan ajar yang berkaitan dengan budaya, dan sejarah Indonesia. "Iya, panitia berpesan untuk bawa semua materi tentang Indonesia, supaya mereka (para anak TKI) bisa mengenal Indonesia. Ini saja saya sampai bawa gitar, karena saya kan jurusan Pendidikan Musik, mau mengajar lagu-lagu wajib dan daerah Indonesia ke anak-anak," ungkapnya.
Para guru yang diberangkatkan ini ditemani 20 orang pendamping dari Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Perjalanan ditempuh selama delapan jam, dari pukul 04.00 WIB sampai dengan 12.00 WIB, dengan rute Jakarta-Kuala Lumpur-Kota Kinabalu. Nantinya, para guru akan diberikan bimbingan mengenai motivasi dan rencana jangka panjang layanan pendidikan anak-anak Indonesia di Malaysia, dan pengarahan budaya pembelajaran di Malaysia. (Gloria Gracia)
Sumber :
Editor :
Dilihat 641 kali