Sekretariat Jenderal Kemendikbud Gelar Workshop Peningkatan Kapasitas Pemimpin  28 November 2015  ← Back

Bogor, Kemendikbud --- Dalam rangka meningkatkan kapasitas pemimpin dan memperkuat kerja sama di antara pejabat di lingkungan Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Setjen Kemendikbud), digelar workshop peningkatan kapasitas pemimpin. Kegiatan workshop ini diselenggarakan Biro Umum Setjen Kemendikbud di Hotel Best Western Bogor, dari tanggal 27 hingga 29 November 2015. Kegiatan ini diikuti seluruh pejabat di lingkungan Setjen Kemendikbud.
 
Sekretaris Jenderal Kemendikbud Didik Suhardi membuka acara workshop tersebut, Jumat (27/11/2015) kemarin. Didik berpesan kepada seluruh pejabat di lingkungan Setjen Kemendikbud agar meluruskan niat, bahwa kerja itu pada dasarnya adalah ibadah. "Mari luruskan niat, kerja itu hakikatnya adalah ibadah, kalau kerja ikhlas maka dampaknya akan sangat terasa," kata Didik yang pernah menjabat Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Pertama tersebut.
 
Didik Suhardi juga berpesan agar setiap pusat dan biro di lingkungan Setjen Kemendikbud memiliki program quick-win, yaitu program-program yang dampaknya besar yang akan dicapai dalam waktu dekat. Selain itu dirinya mengingatkan agar setiap unit kerja memperhatikan ukuran-ukuran kinerja masing-masing unit kerja. "Contohnya Biro Umum, apa ukuran keberhasilannya? Secara mudah jika toiletnya bersih, parkir mudah, gedungnya bersih itu berarti Biro Umum bekerja dengan baik," katanya menambahkan.
 
Ukuran-ukuran kinerja tersebut, menurut Didik, harus diperhatikan setiap saat dan ditingkatkan dari waktu ke waktu. "Untuk Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat, setiap kegiatan kementerian, besoknya muncul berita di media, beritanya harus positif. Jika tidak positif gimana? Ya harus diusahakan agar positif," kata Didik.
 
Sekretaris Jenderal kembali mengingatkan bahwa bekerja di Setjen itu bekerja melayani unit-unit lain di lingkungan Kemendikbud. Kinerja yang bagus dari Setjen tidak akan menuai pujian, namun jika kinerjanya buruk dampak buruknya akan sangat terasa. "Kalau kita bekerja baik tidak akan ada yang memuji, memang sudah seharusnya demikian. Tapi jika layanan kita buruk kita akan ditegur unit kerja yang lain," tambah Didik. Didik juga berpesan agar opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang sudah diterima Kemendikbud dapat terus dipertahankan. (Nur Widiyanto)
 

Sumber :

 


Penulis :
Editor :
Dilihat 681 kali