Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan Kembali Digelar Februari Ini  16 Februari 2016  ← Back

Jakarta, Kemendikbud --- Agenda tahunan Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) akan kembali digelar pada 21-23 Februari 2016. Dengan mengusung tema “Meningkatkan Pelibatan Publik dalam Membangun Ekosistem Pendidikan dan Kebudayaan di Pusat dan Daerah”, RNPK 2016 akan dilaksanakan dengan nuansa sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.

“Ada beberapa tema yang akan diusung berbeda dengan tahun sebelumnya, termasuk gerakan revolusi mental, peningkatan akuntabilitas, peningkatan kreativitas anak-anak dan pelaku pendidikan, yang akan dibahas dalam sidang pleno,” demikian disampaikan Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri Kemendikbud Suharti, pada talkshow dengan RRI Pro 3, di Kantor Kemendikbud, Selasa (16/02/2016).

Suharti mengatakan, selain sidang pleno juga ada sidang komisi yang akan membahas tujuh tema berbeda. Komisi 1 akan membahas tema PAUD dan Dikmas dalam Mencerdaskan Masyarakat; Komisi 2 membahas Wajib Belajar 12 Tahun; Komisi 3 Tata Kelola Guru dan Tenaga Kependidikan; Komisi 4 Kurikulum, Penilaian, dan Akreditasi; Komisi 5 Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Internasional; Komisi 6 Membangun Budaya dan Budaya Membangun; Komisi 7 Efektivitas Birokrasi, Pelibatan Publik, dan Hubungan Pusat dan Daerah.

RNPK 2016 akan dilaksanakan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kemendikbud di Sawangan, Depok, Jawa Barat. Diagendakan, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, akan membuka acara tersebut.

Suharti menambahkan, selain tema, narasumber dalam sidang pleno juga berbeda dari tahun sebelumnya. Jika biasanya pembicara berasal dari kalangan pendidikan, maka tahun ini pembicara akan melibatkan kalangan dunia usaha dan masyarakat umum. Para narasumber tersebut adalah Handry Satriago (CEO General Electric), Ade Irawan (ICW), Abdul Malik Gismar (Senior Advisor for Knowledge and Resource Center), dan Rene Suhardono (Indonesia Mengajar).

Keterlibatan para pembicara tersebut, kata Suharti, tidak lain agar pemerintah dapat mendengarkan aspirasi dari kalangan yang memerlukan lulusan dunia pendidikan. Tidak hanya narasumber, peserta RNPK juga melibatkan berbagai kalangan, termasuk yayasan pendidikan keagamaan. “Apa yang diharapkan oleh mereka kita tangkap juga,” katanya.

Suharti mengatakan, pelibatan publik dari dulu sampai sekarang luar biasa. Penyelenggara pendidikan dari masyarakat berperan sangat besar. Untuk itu, keterlibatan masyarakat ini akan dipayungi. “Karena bisa jadi mereka punya solusi-solusi atas masalah pendidikan. Best practice terkadang sudah ada di masyarakat,” katanya. (Aline Rogeleonick)
Sumber :

 


Penulis : aline rogeleonick
Editor :
Dilihat 1957 kali