Delegasi Pendidikan Asia Tenggara SEAMEO Tinjau Pembelajaran Digital di Bandung  28 April 2016  ← Back

Bandung, Kemendikbud --- Kota Bandung, Jawa Barat, menjadi tuan rumah penyelenggaraan "Strategic Dialogue for Education Ministers" oleh organisasi menteri pendidikan se-Asia Tenggara, atau Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO). Dalam kunjungannya ke Kota Bandung, para delegasi SEAMEO diajak melihat proses pembelajaran digital atau digital learning di SMP Negeri 1 Bandung. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah yang telah menerapkan pembelajaran digital melalui SEA Digital Class, Twinning Class dan Ujian Dalam Jaringan (UDJ) atau Online Exam.

Dalam penjelasannya di hadapan para delegasi SEAMEO, Walikota Bandung Ridwan Kamil mengatakan, Bandung telah melakukan transformasi sistem dari birokrasi manual ke birokrasi digital. Beberapa hal yang telah dilakukan secara digital antara lain sistem pemantauan (monitoring), pengadaan barang dan jasa, media sosial, hingga proses pembelajaran di sekolah.

"Digital learning adalah metode belajar menggunakan berbagai peralatan digital baik oleh guru maupun siswanya," kata Ridwan Kamil dalam bahasa Inggris di SMPN 1 Bandung, Rabu (27/4/2016). Ia juga menjelaskan kepada para delegasi SEAMEO bahwa ruang kelas digital atau SEA Digital Class di SMPN 1 Bandung sudah menggunakan smartboard sebagai pengganti papan tulis.

"Dengan smartboard para guru memberikan pelajaran kepada siswa tanpa menggunakan  papan tulis, kertas, maupun alat tulis. Siswa juga tidak lagi memakai buku dan alat tulis, mereka pakai tablet," ujarnya. Ia mengatakan, pembelajaran digital di sekolah-sekolah di Bandung telah berjalan selama setahun.

Selain mengenalkan Digital Class yang menggunakan smartboard, pria yang akrab disapa Kang Emil itu juga mengenalkan konsep Twinning Class sebagai salah satu penerapan dari pembelajaran digital. Twinning Class adalah pembelajaran antarkelas, yaitu suatu kelas dengan beberapa kelas di sekolah yang sama, atau di sekolah yang berbeda, melalui video conference yang dipandu oleh satu guru.

"Yang fenomenal dari program digital education ini adalah program Twinning Class. Dengan peralatan digital guru-guru yang bagus bisa memberikan materinya ke beberapa kelas pada saat yang sama," ujar Emil. Ia mengatakan, konsep Twinning Class berdampak pada efisiensi waktu dan sumber daya manusia, karena seorang guru dapat mengajar beberapa kelas dalam waktu yang bersamaan tanpa harus berada di dalam kelas.

Kepala SMPN 1 Bandung, Imam Rahayu Binekas mengatakan, sekolah yang dipimpinnya itu juga telah menerapkan evaluasi pembelajaran dengan jaringan, yaitu ujian dalam jaringan (UDJ) atau Online Exam. "Jadi siswa mengerjakan ujian secara online, tanpa kertas dan pulpen, melainkan menggunakan HP, laptop, atau tablet," katanya. Lokasi ujiannya pun tidak harus berada di dalam kelas. Siswa dapat mengerjakan ujian di luar kelas dengan gawainya masing-masing, bahkan tanpa perlu diawasi guru, sehingga mereka tampak lebih santai saat ujian berlangsung.

Ridwan Kamil berharap, siswa maupun guru dapat memanfaatkan internet sebagai bahan ajar secara interaktif. Sekolah digital jiga diharapkan akan menjadi masa depan pendidikan di Kota Bandung yang semakin baik dan efisien. Sehingga pada nantinya ada waktu produktif yang bisa dilakkan guru-guru untuk melakukan pendidikan karakter. 

Sumber :

 


Penulis : Desliana Maulipaksi
Editor :
Dilihat 2110 kali