Mendikbud Tinjau Pelaksanaan UN Berbasis Komputer di Surabaya  04 April 2016  ← Back

Surabaya, Kemendikbud --- Jumlah sekolah penyelenggara Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) bertambah sekitar 800 persen pada UN tahun 2016 ini. Dari 554 sekolah penyelanggara UNBK pada UN tahun lalu, tahun ini bertambah menjadi 4.381 sekolah. Kota Surabaya menjadi kota yang seluruh sekolahnya menyelenggarakan UN Berbasis Komputer. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan pun meninjau pelaksanaan UNBK di Kota Surabaya.

Mendikbud dan rombongan tiba di SMA Hang Tuah 1 Surabaya sekitar pukul 05.00 WIB, pada Senin subuh, (4/4/2016). Telah hadir lebih dulu di sekolah tersebut, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, dan Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, beserta jajaran pemerintah daerah Jawa Timur.

Dalam bincang-bincang dengan Gubernur Jawa Timur di SMA Hang Tuah 1 Surabaya, Mendikbud mengatakan, ke depan akan diusahakan pelaksanaan ujian nasional dilakukan dengan berbasis komputer di seluruh Indonesia. Beberapa manfaat yang bisa diperoleh dari UNBK antara lain bisa membuat lebih banyak variasi soal dan mengurangi potensi kecurangan.

Di SMA 1 Hang Tuah Surabaya, Mendikbud berencana memberikan motivasi kepada para peserta UN sebelum ujian nasional dimulai. SMA Hang Tuah 1 Surabaya berlokasi di Jalan Lumba-lumba, Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur. Sebanyak 398 siswa kelas XII menjadi peserta UN tahun 2016. Ke-398 siswa tersebut akan menjalani UN Berbasis Komputer dalam satu aula besar yang menjadi salah satu fasilitas sekolah, sehingga tidak ada pembagian waktu (shift/gelombang) dalam pelaksanaan UNBK di sekolah tersebut.

Turut hadir dalam peninjauan UNBK di SMA Hang Tuah 1 Surabaya, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud Totok Suprayitno, Kepala Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Zainal Arifin Hasibuan, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Ihsan. Usai meninjau pelaksanaan UNBK di SMA 1 Hang Tuah, Mendikbud dan rombongan akan menuju SMAN 8 Surabaya untuk melihat ujian nasional yang diikuti siswa berkebutuhan khusus (pendidikan inklusi) di sekolah tersebut.

Sumber :

 


Penulis : Desliana Maulipaksi
Editor :
Dilihat 1758 kali