Konferensi Nasional Sejarah X Digelar November 2016  24 Mei 2016  ← Back

 
Jakarta, Kemendikbud --- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bersama Masyarakat Sejarah Indonesia (MSI) berkolaborasi menyelenggarakan Konferensi Nasional Sejarah (KSN) kesepuluh di Jakarta, 7-10 November 2016. KSN merupakan sebuah forum yang mempertemukan para sejarawan untuk membahas berbagai aspek kesejarahan. 
 
Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid mengatakan, diadakannya KSN kali ini secara spesifik untuk mengkaji dan mengevaluasi sejarah Indonesia yang telah tertulis. Dengan tema "Budaya Bahari dan Dinamika Kehidupan Bangsa dalam Perspektif Sejarah", pertemuan para sejarawan ini akan diikuti oleh 232 peserta. Selain pemakalah dari Indonesia, KSN akan diikuti pula oleh Persatuan Sejarah Malaysia dan Filipina. 
 
"Kontribusi Indonesia sebagai wilayah studi kemaritiman sangat besar. Kita ingin menggunakan kesempatan ini untuk memikirkan lebih konkret penulisan sejarah ke depan. Tidak terbatas konten tapi juga cara menulis," kata Hilmar pada konferensi pers di Kantor Kemendikbud, Senin (23/05/2016).
 
KSN X rencananya akan dibuka oleh Presiden Indonesia pada 7 November 2016. Di hari berikutnya, konferensi akan menggelar sidang pleno I yang diisi oleh tiga pembicara, yaitu Taufik Abdullah, Leonard Y. Andaya (Amerika), dan Anthony Reid (Australia). Sedangkan Pleno II akan diisi oleh tamu dari Persatuan Sejarah Malaysia dan Filipina. 
 
Tanggal 8 November, diskusi panel akan mengangkat beragam subtema kegiatan ini. Subtema tersebut adalah Jaringan Pelayaran Nusantara, Sistem Pengetahuan dan Tradisi Bahari, Laut dalam Dinamika Kekuasaan, Laut dalam Historiografi Traditional Sastra dan Seni, Berita Asing Tentang Alam Nusantara dalam Peralihan Zaman, Dinamika Antardaerah dan negara, serta pemikiran Pendidikan dan Pengajaran Sejarah.
 
Hilmar mengungkapkan, dalam pembagian kerja antara Kemendikbud dengan MSI peran Kemendikbud adalah pada bagian administrasi. Sedangkan untuk substansi, diserahkan kepada MSI termasuk dukungan pelibatan publik. KSN X ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terutama terhadap pemahaman tentang kemaritiman dalam perspektif masa depan. Selain itu, kegiatan ini merupakan upaya untuk mendorong serta memperkuat kebijakan-kebijakan yang berpihak pada kelautan. "Kearifan sejarah mengajarkan bahwa negara yang menguasai laut adalah bangsa yang maju dan sejahtera," katanya. 
 
KSN merupakan kelanjutan dari Seminar Sejarah Indonesia yang pertama kali diselenggarakan tahun 1957, di Yogyakarta. Seminar tersebut dilakukan hingga Seminar Nasional V tahun 1990 di Semarang. Baru pada penyelenggaraan ke VI di Jakarta, perhelatan ini berganti nama menjadi Konferensi Nasional Indonesia, tahun 1996. Dan sejak tahun 2001 penyelenggaraan KSN dilakukan secara rutin lima tahunan. KSN X ini adalah kali ke-empat yang rutin digelar setiap lima tahun. 

Sumber :

 


Penulis : aline rogeleonick
Editor :
Dilihat 1253 kali