Mendikbud Serahkan Sertifikat UNESCO Atas Pengakuan Sembilan Tari Bali ke Pemerintah Provinsi Bali  11 Juni 2016  ← Back



Denpasar, Kemendikbud --- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, menyerahkan sertifikat UNESCO Three Genres of Traditional Dance in Bali kepada Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika pada Pembukaan Pesta Kesenian Bali ke-38. Mendikbud mewakili Presiden RI Joko Widodo untuk menyerahkan sertifikat tersebut di acara yang berlangsung di Art Center, Denpasar-Bali, Sabtu (11/06/2016) malam.

Tiga Genre Tari Tradisional Bali yang terdiri dari sembilan tarian masuk dalam daftar UNESCO bidang Pelindungan Warisan Budaya Takbenda setelah melewati proses panjang. Penelitian untuk sembilan tari Bali ini dimulai tahun 2010 dengan melibatkan Peneliti dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan. 

Tahun 2011, Tiga Genre diusulkan bersama-sama dengan Noken dan Taman Mini Indonesia Indah. Tetapi ada kebijakan baru dari Sekretariat Intangible Cultural Heritage UNESCO, untuk hanya memproses 1 warisan dari setiap negara per tahun, sehingga Tiga Genre dan Taman Mini Indonesia Indah ditunda pembahasannya. Pada tahun itu, Indonesia mengajukan Noken (Noken Multifunctional Knoteed and Woven Bag from people of Papua) dan masuk dalam daftar UNESCO tahun 2012.

Selanjutnya tahun 2014, Tiga Genre kembali diajukan untuk diproses dan dibahas tahun 2015. Pada tanggal 2 Desember 2015, melalui sidang ke-10 Intangible Cultural Heritage UNESCO di Windhoek, Namibia, Tari Bali yang diusulkan dengan judul Tiga Genre Tari Tradisional Bali (Three Genres of Traditional Dances in Bali) masuk dalam kategori Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity.
 
Mendikbud mengatakan, sertifikat yang diterima ini merupakan bukti otentik bahwa ada sembilan tari Bali yang masuk dalam warisan budaya takbenda dunia. Sertifikat itu, bukan untuk pemerintah, tapi untuk seluruh perjalanan budaya masyarakat Bali. "Tak banyak tempat di dunia ini yang budayanya menghidupkan masyarakat. Bali adalah tempat itu," kata Mendikbud usai menyerahkan sertifikat tiga genre kepada Gubernur I Made Mangku Pastika.
 
Tiga genre tari dalam kebudayaan Bali tersebar di sembilan kabupaten/kota Provinsi Bali, meliputi Kabupaten Karangasem, Klungkung, Bangli, Gianyar, Badung, Tabanan, Jembrana, Buleleng dan Kota Denpasar. Tiga genre tarian ini berlaku di semua wilayah Bali, dengan mengikuti prinsip-prinsip berdasarkan desa (tempat), Kala (waktu), dan patra (acara). 
 
Tari tradisional Bali ini dilakukan oleh penari baik laki-laki dan perempuan yang mengenakan kostum tradisional dengan warna dan aksesoris berwarna cerah dengan garis emas serta motif bunga dan fauna. Tari Bali  terinspirasi oleh alam dan melambangkan tradisi tertentu, kebiasaan dan nilai-nilai agama. 
 
Dengan gerakan yang dinamis, dan berbagai ekspresi wajah dengan gerakan mata mengungkapkan kebahagiaan, kesedihan, kemarahan, ketakutan dan cinta - semua disertai dengan musik gamelan. Penari selain harus terampil secara teknis, juga harus memiliki kerendahan hati, disiplin dan terutama adalah taksu (kharisma) yaitu energi spiritual khusus yang menghidupkan tarian. 
 
Dalam masyarakat Bali, tarian terutama ditransmisikan secara informal kepada anak-anak sejak usia dini, dalam banjar (kelompok adat). Pelatihan dimulai dengan gerakan tari dasar dan posisi, kemudian berkembang menjadi tarian yang lebih rumit. Sesi berlanjut sampai siswa telah hafal urutan gerakan. Tarian tradisional Bali memberikan rasa identitas budaya yang kuat didasarkan pada pemahaman bahwa mereka menjaga warisan budaya nenek moyang mereka.
 
Usai menyerahkan sertifikat tiga genre kepada pemerintah provinsi Bali, Menteri Anies juga menerima lukisan karya I Nyoman Gunarsa yang selanjutnya akan diserahkan kepada UNESCO. Lukisan tersebut berisi gambar penari Bali yang dilukis di atas kanvas berukuran 145 cm x 145 cm.
Sumber :

 


Penulis : Aline Rogeleonick
Editor :
Dilihat 1412 kali