Kemdibud Selenggarakan Kuliah Umum: Akses Pendidikan, Kesetaraan, dan Pembangunan Berkelanjutan  29 Juli 2016  ← Back

Jakarta, Kemdikbud --- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) bekerja sama dengan INOVASI (Innovation for Indonesia's School Children), Australia Indonesia Partnership, menyelenggarakan kuliah umum bertajuk "Akses Pendidikan, Kesetaraan, dan Pembangunan Berkelanjutan" (Educational Access, Equity, and Sustainable Development) di kantor Kemdikbud, Jakarta, Kamis, (28/7/2016). Materi kuliah umum disampaikan oleh Profesor Keith Lewin, dari Pusat Pendidikan Internasional pada Universitas Sussex, Inggris.

Kepala Balitbang, Totok Suprayitno, menyampaikan tentang pentingnya akses pendidikan, keadilan, dan pembangunan di Indonesia. "Di Indonesia yang memiliki tingkat keragaman yang tinggi, ketiga hal tersebut merupakan sebuah tantangan tersendiri. Biasanya kita mengidentikan akses dengan ekspansi, dalam ekspansi tersebut kita biasanya menerjemahkan ke arah pembangunan sekolah baru, namun kita harus memastikan hal selain akses agar bisa berjalan berkelanjutan". Kata Totok dalam sambutannya.

“Apakah itu cukup? Apakah itu adil? Bagaimana dengan kualitasnya? Apakah dengan begitu telah memenuhi keadilan dan kelanjutan dari pembangunan?” Ujar Totok, “Kita hendaknya memperhatikan pendidikan tidak hanya dari sektor akses, tetapi juga dari kualitas dan kelanjutan pengembangan,” lanjutnya.

Kemudian dalam paparannya, Prof. Keith Lewis sempat membahas keadilan dan pemerataan dalam pendidikan. Di mana salah satunya terkait pendidikan wajib selama 12 tahun, dan kesejajaran pendidikan antara laki-laki dan perempuan. Karena pembangunan yang berkelanjutan juga harus mengutamakan keadilan.

Selain itu, menurutnya, salah satu cara untuk memperkecil perbedaan dengan negara lain, sebaiknya perkecil dahulu perbedaan di negara sendiri. Ia pun menyampaikan, di negara maju, wilayah yang tingkat perekonomiannya rendah lebih banyak mendapatkan subsidi di bidang pendidikan dibanding wilayah yang perekonomiannya maju. Karenanya, lebih baik membuat kompetisi di negeri sendiri untuk mengembangkan pendidikan.

Totok berharap dari kuliah ini, para peserta bisa mengambil inspirasi bagi program pendidikan dan kebudayaan. Karenanya yang diundang dalam kuliah ini adalah para penyusun kebijakan, baik dari lingkungan internal Kemdikbud, tokoh, pemerhati, dan pegiat pendidikan.

Sumber :

 


Penulis : Aji Shahwin
Editor :
Dilihat 1191 kali