International Junior Science Olympiad (IJSO), Seimbangkan Olah Pikir dan Olah Rasa  05 Desember 2016  ← Back



Bali, Kemendikbud
--- Sebanyak 48 negara mengikuti Olimpiade Sains Internasional Tingkat SMP atau International Junior Science Olympiad (IJSO) tahun 2016 di Bali, pada tanggal 2 s.d 11 Desember 2016. Penyelenggaraan IJSO yang ke-13 kali ini berusaha menyeimbangkan kemampuan olah pikir dan olah rasa para peserta IJSO yang seluruhnya masih duduk di bangku SMP.
 
Agenda program yang dirancang untuk 276 siswa yang menjadi peserta IJSO 2016 tidak hanya berupa rangkaian ujian sains sebagai ajang kompetisi mereka dalam olah pikir. Dalam IJSO 2016 juga dimasukkan agenda kunjungan kebudayaan (cultural visit), aktivitas sosial, serta pertunjukan budaya dari masing-masing negara untuk mengasah olah rasa para generasi muda dari berbagai belahan dunia itu.
 
Pembukaan IJSO berlangsung pada tanggal Sabtu pagi, (3/12/2016). Usai acara pembukaan, dan istirahat serta makan siang, para peserta IJSO 2016 diajak mengunjungi Monumen Bajra Sandhi atau Monumen Perjuangan Rakyat Bali, yang terletak di depan Kantor Gubernur Provinsi Bali, tepatnya di Lapangan Puputan Renon. Monumen tersebut didirikan untuk sebagai penghormatan kepada para pahlawan, serta merupakan lambang pelestarian jiwa perjuangan rakyat Bali dari generasi ke generasi, dan lambang semangat mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal tersebut terlihat dari 17 anak tangga yang ada di pintu utama, 8 buah tiang agung di dalam gedung monumen, dan monumen yang menjulang setinggi 45 meter.
 
Setelah melakukan kunjungan kebudayaan Monumen Bajra Sandhi , esok harinya, Minggu, (4/12/2016), peserta IJSO berkompetisi melalui olah pikir mereka di bidang sains dengan mengerjakan ujian berbentuk pilihan ganda selama tiga jam. Usai ujian, mereka melanjutkan aktivitas dengan menggelar latihan berkelompok bersama teman satu negara untuk menyiapkan diri tampil dalam “Delegation Culture Night” atau Malam Kebudayaan Delegasi.  
 
Pada Senin, (5/12/2016), peserta IJSO diajak berkunjung ke Pura Uluwatu dan Tanah Lot, tanpa ada agenda ujian di hari itu. Kemudian Selasa (6/12/2016), mereka harus kembali berkompetisi olah pikir dalam sebuah ujian teori yang berlangsung selama 3,5 jam. Setelah melalui ujian teori tersebut, agenda yang mereka ikuti adalah aktivitas sosial berupa kunjungan ke sekolah-sekolah di Bali.
 
Selain kunjungan kebudayaan, untuk keseimbangan olah rasa, peserta IJSO juga diajak mengunjungi beberapa tempat wisata di Bali, antara lain Pantai Pandawa. Agenda ke Pantai Pandawa dijadwalkan berlangsung pada Rabu (7/12/2016), kemudian dilanjutkan kembali dengan aktivitas sosial sesuai kreativitas para peserta dan pendamping di hari itu.
 
Para peserta IJSO 2016 kembali harus mengikuti ujian sains pada Kamis (8/12/2016), berupa experimental test, atau ujian eksperimen yang berlangsung selama 3,5 jam. Untuk menyegarkan pikiran kembali, sekaligus keseimbangan antara olah pikir dan olah rasa, mereka dijadwalkan mengunjungi Garuda Wisnu Kencana (GWK), dan menikmati tarian tradisional Bali di sana. Malam harinya, delegasi IJSO 2016 akan tampil dalam sebuah pertunjukan kebudayaan bertajuk “Culture Night: National Delegates Showcase”.
 
International Junior Science Olympiad (IJSO) 2016 mengambil tema ‘Science for Creative Innovation’. Dalam pembukaan IJSO 2016, Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hamid Muhammad mengatakan, tema tersebut memiliki hubungan yang mendalam dengan keragaman global dalam ilmu pengetahuan. Para ilmuwan dari berbagai latar belakang tentu membawa sudut pandang berbeda dalam menangani sebuah masalah ilmiah. Mereka memiliki perspektif yang sangat berbeda di tengah dunia dan keberagaman manfaat ilmu sains. 
Atribut-atribut keanekaragaman global dalam ilmu pengetahuan itu, tambah Hamid, dapat dibudidayakan dari generasi muda, termasuk siswa berbakat dari seluruh dunia. Ia percaya IJSO dapat menjadi pelopor dalam upaya mendorong kolaborasi para ilmuwan muda. IJSO merupakan ruang yang mendorong kreativitas dalam keragaman ilmu pengetahuan dan pertukaran budaya. (Desliana Maulipaksi/Diolah dari berbagai sumber)

Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 1724 kali