Kemendikbud Dorong BRI Lakukan Percepatan Pencairan Dana PIP di Pidie Jaya  22 Desember 2016  ← Back

Pidie Jaya, Kemendikbud --- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mendorong  Bank Rakyat Indonesia (BRI) mempercepat proses pencairan dana Program Indonesia Pintar (PIP) di wilayah terkena dampak gempa. Secara bertahap pencairan dana manfaat PIP diterima oleh sekitar 7.891 siswa yang tersebar di wilayah Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh.

Staf Khusus Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Bidang Monitoring Implementasi Kebijakan Alpha Amirrachman yang memantau langsung  proses percepatan pencairan di lokasi mengatakan bahwa Mendikbud Muhadjir Effendy berkomitmen untuk mengupayakan pemanfaatan PIP yang optimal terutama di wilayah dampak gempa di Aceh.

“Kami memang mendorong BRI untuk melakukan percepatan pencairan ini. Terlebih PIP adalah program prioritas dari Bapak Presiden Joko Widodo, program ini harus dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat yang tekena dampak gempa di Aceh,” ujarnya saat ditemui di lokasi BRI Unit Trienggadeng, Kamis (22/12).

BRI mengerahkan enam unitnya, yaitu Unit Bandar Baru untuk Kecamatan Bandar Baru, Unit Bandar Dua untuk KecamatanBandar Dua dan Kecamatan Jangka Buaya, Unit Meurah Dua untuk Kecamatan Meurah Dua, Unit Meureudu untuk Kecamatan Meureudu, Unit Trienggadeng untuk Kecamatan Panteraja dan Trienggadeng, dan Unit Ulin untuk Kecamatan Ulin (22/12/2016).

Berdasarkan pantauan di lokasi, BRI Unit Trienggadeng mengadakan percepatan pencairan PIP untuk Kecamatan Panteraja dan Kecamatan Treinggadeng dalam minggu ini untuk sembilan belas SD, tujuh SMP dan satu SMK. Terdapat 1.318 dengan rincian 383 siswa di Kecamatan Panteraja dan 933 siswa di Kecamatan Trienggadeng.

Kepala BRI Unit Tringgading Syamsul Bahri mengatakan bahwa siswa datang bersama orang tua berbondong-bondong untuk mengambil manfaat tunai yang yang digunakan untuk keperluan pendidikan. Bahkan sebagian datang didampingi oleh guru mereka dari sekolah masing-masing.

“Berhubung dampak gempa yang cukup berat, bahkan ada rumah-rumah warga yang rubuh, kami memberikan kemudahan bagi orang tua, mereka tidak perlu membawa KTP ataupun Kartu Keluarga, cukup surat keterangan dari sekolah,” ujar Syamsul Bahri.

Khairun Muzaimi (10 tahun) siswa kelas lima  SD Negeri Kuta Batee yang sekarang masih tinggal di pengungsian dan akan mendapatkan manfaat PIP sebesar Rp 450.000 mengaku sangat senang.

“(Uangnya) nanti dipakai untuk beli buku, kan sebentar lagi akan masuk sekolah,” ujarnya.

Orang tua dari Khairun, Afridawati, mengatakan bahwa uang tersebut  memang akan dipakai untuk menambah pembelian keperluan sekolah. Walaupun masih tinggal di pengungsian dan belum  berani pulang ke lokasi rumah, keluarga tetap akan memprioritaskan keperluan pendidikan.

Menurut Juliani, guru di SDN Kuta Batee, terdapat  75 siswa di sekolahnya  yang mendapatkan KIP.

Zahra Islami (11 tahun) siswi  kelas enam SD Peulandok Tunong yang datang bersama orangtuanya Mariani juga mengatakan hal yang sama bahwa manfaat tunai PIP akan digunakan untuk membeli perlengkapan sekolah. Menurut Mariani, walaupun banyak warga terkena musibah gempa, namun semangat untuk tetap bersekolah tetap tinggi dan anak-anak antusias ingin kembali bermain dan belajar.

Pada saat yang sama, BRI Unit Meureudu melakukan percepatan pencairan PIP di lokasi dekat dengan posko penanggulangan gempa di Kantor Dinas Pendidikan Kab Pidie Jaya. Kepala Unit BRI Meureudu Zulkarkaini mengatakan ada total 1.310 siswa yang akan menerima manfaat PIP dari lima belas SD, satu SLB, dan dua SMP di Kecamatan Meureudu.*







Pidie Jaya, 22 Desember 2016,
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementrerian Pendidikan dan Kebudayaan
www.kemdikbud.go.id
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 5131 kali