Ingatkan Pentingnya Kemampuan Bahasa Asing, Mendikbud Ajak Siswa Juga Cintai Bahasa Indonesia  01 Februari 2017  ← Back

Olimpiade Bahasa Jerman Tingkat Nasional Perkuat Kerja Sama Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia-Jerman

Jakarta, Kemendikbud—Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengapresiasi kerja sama pendidikan antara Indonesia dengan Jerman melalui Olimpiade Bahasa Jerman Tingkat Nasional. Hal itu diungkapkan Guru Besar Universitas Negeri Malang itu saat menghadiri penutupan Olimpiade Bahasa Jerman Tingkat Nasional, di Goethe Institut, Jakarta, Rabu (1-2-2017). Olimpiade ini telah berlangsung selama dua hari, yaitu 31 Januari s.d 1 Februari 2017.

“Saya apresiasi Goethe Insistute Indonesien, dengan Ikatan Guru Bahasa Jerman yang telah menyelenggarakan Olimpiade Bahasa Jerman ini dari tahun 2008. Ini adalah contoh kemitraan Indonesia-Jerman yang sangat baik di bidang pendidikan,” ujarnya, di Jakarta, Rabu (1.2.2017).  

Tidak hanya itu, Menteri Muhadjir mengingatkan para siswa untuk menguasai bahasa asing.

“Bahasa adalah identitas peradaban bagi Indonesia yang memiliki keberagaman budaya lokal, dan harus memiliki pandangan beskala global yang sesuai dengan visi kita yaitu Kuasai Bahasa Lokal, Lestarikan Bahasa Indonesia dan Kuasai bahasa asing,” ujarnya.

Menurutnya, terdapat tiga alasan dari nilai penting penguasaan bahasa asing. Pertama, bahasa asing adalah elemen dasar berkomunikasi untuk menguasai abad 21. Kedua, para siswa dapat lebih mengenal dan menghargai budaya dari negara lain.

“Pencapaian bahasa asing bukan sekedar mengubah pencapaian bahasa ibu ke bahasa asing, tapi yang terpenting menghargai budaya yang lengkap adanya,” tegasnya.

Ketiga, terdapat berbagai studi yang menunjukkan siswa yang memiliki ketrampilan bahasa asing lebih aktif, kreatif, dan luwes dari siswa yang hanya memiliki ketrampilan satu bahasa.

Duta Besar Republik Federal Jerman untuk Indonesia Michael Freiherr von Ungern-Sternberg mengapresiasi atas antusiasme para siswa untuk mengikuti Olimpiade Bahasa Jerman ini.
“Keikutsertaan adalah jauh lebih penting dari kemenangan (di olimpiade). Kalau acara ini sudah berlalu, setiap ujian dan kata-kata akan dilupakan tapi pengalaman untuk mengikuti akan tetap dikenang,” ujarnya.

Kepada para guru, Duta Besar ungkapkan kontribusi para guru yang gigih mengajari Bahasa Jerman kepada para siswanya.
“Terima kasih kepada para guru karena telah mengajarkan Bahasa Jerman, grammar bahasa Jerman itu termasuk sulit untuk dipelajari,” ujarnya.

“Akhirnya, selamat kepada seluruh siswa yang telah mengikuti Olimpiade Bahasa Jerman ini, dan semua telah menjadi pemenang! Bagi yang sudah menang, saya ucapkan selamat bagi yang belum menang, ini adalah kemenangan tertunda,” tutupnya.

Sebanyak 65 peserta, berusia 15 s.d 24 tahun mengikuti ujian bahasa Jerman tingkat A2. Mereka merupakan peserta hasil proses seleksi 1000-an siswa dari seluruh Indonesia di bulan November dan Desember 2016.

Dalam acara penganugerahan siang ini, empat peserta dengan nilai terbaik mendapatkan beasiswa Dinas Pertukaran Pendidikan Jerman (Padagogischer Austauschdienst). Empat siswa terbaik yang terpilih di antaranya Evando Josano Rizkynanda dari Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga, Kristin boru Depari dari SMA Negeri 1 Matauli Pandan, Ragil Fahrul Annas Mutaqin dari SMA Negeri 1 Kepanjen, dan Rafie Mohammad Dirgantoro dari SMA Negeri 7 Bandung.  

Olimpiade Bahasa Jerman Tingkat Nasional merupakan salah satu bentuk kerja sama pendidikan antara Pemerintah Indonesia melalui dinas pendidikan dari tingkat pusat maupun daerah, dan ikatan-ikatan guru bahasa Jerman di Indonesia, dengan Pemerintah Jerman melalui Goethe Institut Indonesien.

Sudah delapan tahun digelar, sejak tahun 2008, olimpiade ini menjalin kerja sama antara Ikatan Guru Bahasa Jerman Indonesia (IGBJI), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Jerman dan Goethe Institut Indonesien, yang turut didukung Kedutaan Besar Republik Federal Jerman. *










Jakarta, 1 Februari 2017

Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 13286 kali