Inspirasi Membuat Film Dapat Digali dari Kearifan Lokal  17 Februari 2017  ← Back

Yogyakarta, Kemendikbud --- Untuk mendorong berkembangnya industri film di daerah, atau tumbuhnya bioskop-bioskop di daerah, para produsen film dapat membuat film dengan menggali kearifan lokal atau keunggulan daerah. Dengan hadirnya film-film bertemakan kearifan lokal, dapat mendorong tumbuhnya bioskop-bioskop daerah di tiap kabupaten/kota di seluruh tanah air.
Demikian diungkapkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, dalam Rapat Koordinasi dan Sinkronisasi Perfilman Nasional yang diselenggarakan Pusat Pengembangan Perfilman (Pusbangfilm) Kemendikbud.
“Perlu dimatangkan lagi pola-pola untuk menggali keunggulan daerah masing-masing dalam membuat film sehingga di kemudian hari akan tercipta film-film yang bisa saling berbagi dari satu daerah ke daerah lainnya di tanah air ini. Dengan banyaknya film yang dibuat oleh pemerintah daerah, maka banyak pula bioskop-bioskop yang akan hadir di tiap kabupaten/kota se-Indonesia,” ujar Mendikbud saat membuka di rakor di kantor Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) Seni dan Budaya, di Yogyakarta, Kamis (1/2/2017).
Dalam kesempatan itu Mendikbud juga sempat mengenang masa kecilnya yang suka menonton film ke bioskop bersama teman-teman, dan kadang bersama orang tua dan saudara-saudaranya. “Bioskop daerah sekarang sudah mati. Sangat disayangkan perubahan sosial budaya sudah menggerus cara menonton film dengan drastik, di mana hanya masyarakat tertentu yang bisa menonton film-film di bioskop yang ada saat ini,” tutur Mendikbud.
Karena itu, lanjutnya, menjadi suatu tantangan berat bagi semua elemen dalam memulihkan dan menggairahkan, serta memajukan dunia perfilman Indonesia secara nasional. Ia mengatakan, hal luar biasa akan terjadi dalam perfilman ketika komunitas perfilman dan industri perfilman digerakkan, yang tentunya didukung oleh pemerintah pusat dan daerah.
 
Rapat Koordinasi dan Sinkronisasi Perfilman Nasional berlangsung selama tiga hari, yaitu tanggal 16 s.d 18 Februari 2017. Rakor ini dapat mensimbiosiskan antara pembuat film, penggemar/penonton film dan pemerintah dalam bersepakat untuk ambil bagian dalam kemajuan perfilman Indonesia secara bersama dan produktif. (Desliana Maulipaksi)
Sumber : BKLM

 


Penulis : Desliana Maulipaksi
Editor : Anandes Langguana
Dilihat 2673 kali