Pesan Literasi dalam Film Kartini Besutan Hanung Bramantyo  17 Februari 2017  ← Back

Jakarta, Kemendikbud --- Siapa yang tak kenal sosok Raden Ajeng Kartini? Pahlawan Indonesia yang dikenal sebagai tokoh emansipasi wanita ini kita peringati hari lahirnya setiap tanggal 21 April. Kartini pun menginspirasi sutradara Hanung Bramantyo untuk membuat film berlatar belakang sejarah tentang kisah perjuangan Kartini. Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, Hanung dan tim produksi film Kartini melakukan pratinjau (preview) film Kartini sebelum resmi ditayangkan di bioskop-bioskop di tanah air.
 
Pratinjau film Kartini berlangsung di Plasa Insan Berprestasi Kemendikbud, Jakarta, Selasa (14/2/2017). Usai menonton draf film Kartini, Mendikbud Muhadjir Effendy mengatakan, film Kartini besutan Hanung Bramantyo tersebut sarat akan pesan-pesan pendidikan. Menurutnya, pesan terkuat adalah mengenai pentingnya literasi bagi generasi muda.
 
“Kita bisa bayangkan, dengan setting era RA Kartini saat itu, betapa susahnya untuk bisa mendapatkan buku saja. Kalau sekarang mestinya anak-anak harus lebih giat membaca dengan fasilitas yang sangat melimpah ruah untuk bahan-bahan bacaan,” tutur Mendikbud.
 
Ia juga memuji alur cerita film Kartini yang sangat runtut, dan dapat memainkan emosi penonton. Mendikbud pun menganjurkan masyarakat, khususnya orang tua dan pelajar, agar dapat menonton film yang akan tayang pada 21 April 2017 itu. Jika masih banyak yang mempertanyakan mengenai Kartini dianggap sebagai perintis emansipasi wanita, Mendikbud menganjurkan menonton film Kartini tersebut.
 
“Khususnya siswi atau pelajar putri, agar bisa meneladani Kartini sebagai perempuan pelopor (emansipasi) di Indonesia,” ujar Mendikbud.
 
Ia juga berharap film yang dibintangi aktris Dian Sastro itu bisa menjadi film yang ditonton banyak orang. “Kalau film bagus tapi tidak banyak penonton juga percuma. Semakin banyak penonton akan menggairahkan dunia industri perfilman kita,” katanya.
 
Sutradara film Kartini, Hanung Bramantyo mengatakan, pratinjau film Kartini ini merupakan kegiatan pratinjaunya yang pertama kali dengan Kemendikbud melalui Pusat Pengembangan Perfilman (Pusbangfilm).
 
 
“Ini tidak pernah saya lakukan pada saat saya membuat film Sang Pencerah. Sehingga setelah pemuncuran film, ada banyak kontroversi karena saat itu belum ada forum terbuka untuk diskusi,” katanya. Hanung berharap, dengan adanya kegiatan pratinjau film bersama Pusat Pengembangan Perfilman (Pusbangfilm) Kemendikbud,  akan ada masukan dari berbagai pihak yang hadir, karena dapat menambah perspektif untuk menguatkan film berlatar belakang sejarah yang dibuatnya itu. (Desliana Maulipaksi)

Sumber : BKLM

 


Penulis : Desliana Maulipaksi
Editor : Anandes Langguana
Dilihat 6793 kali