Ingin Kuliah, Yunisa Menabung Dari Hasil Jualan Pempek di Jam Istirahat Sekolah  06 Maret 2017  ← Back



Semangat Wirausaha di SMK:
Ingin Kuliah, Yunisa Menabung Dari Hasil Jualan Pempek di Jam Istirahat Sekolah
 
Sukabumi, Kemendikbud --- Keinginan kuat ingin melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah membuat Yunisa Maulidina terjun ke dunia wirausaha meskipun masih duduk di bangku kelas XI di SMKN 1 Cibadak. Setiap hari sepulang sekolah, siswi berjilbab ini membuat Pempek Palembang, makanan yang terbuat dari ikan dan berasal dari Palembang, Sumatera Selatan.
 
Yunisa memang tak berasal dari Palembang. Ia adalah seorang putri Sunda asli yang lahir dan besar di Cibadak, Sukabumi Jawa Barat. Tapi untung tak dapat ditolak, seorang tetangganya berasal dari Palembang dan mahir membuat panganan yang dimakan bersama cuka tersebut. Yunisa mengaku tertarik menjual makanan yang dibuatnya saat pulang sekolah ini karena cita rasanya yang unik. Perpaduan tepung dan ikan yang disiram kuah cuka ini menurutnya kombinasi yang belum pernah ditemui sebelumnya di Cibadak.
 
“Pempek itu unik. Karena saya suka makan pempek, akhirnya saya belajar bikin baru kemudian dijual,” kata Yunisa yang saat ditemui sedang membawa pempek jualannya di SMKN 1 Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (4/3/2017).
 
Sulung dari dua bersaudara ini ingin sekali melanjutkan pendidikannya ke universitas selepas dari SMK nanti. Putri dari salah satu guru di SMK Negeri Cibadak inipun mengaku ingin membantu meringankan beban orangtuanya saat ia akan masuk kuliah nanti. Jadi setiap hari, laba penjualan yang ia dapat dari berjualan pempek akan ditabung. Setiap hari Yunisa menjual 150 potong pempek dengan harga Rp1.000 per potongnya. Dari hasil penjualan tersebut, sebagian dijadikan modal kembali dan sebagian lain masuk dalam tabungannya.
 
Yunisa berjualan setiap hari memanfaatkan waktu istirahat sekolah. Setiap pukul 10.00 WIB, Yunisa akan pulang ke rumah mengambil pempek yang dibuatnya kemarin sore. Dengan dibantu sang ibu, dagangan Yunisa sudah siap dalam kemasan saat ia mengambilnya setiap hari.
 
Sasaran penjualan pempek Yunisa tak hanya teman-teman saja. Tak segan ia juga menawarkan dagangannya kepada para guru. Khusus untuk para guru, biasanya Yunisa sudah mengemas dalam jumlah sepuluh potong per kotaknya. Jika ia menjual kepada temannya, pempek cukup dikumpulkan dalam satu wadah. Hal ini karena Yunisa memahami, bahwa teman-temannya hampir tidak mungkin membeli dalam jumlah besar. Biasanya setiap satu temannya membeli satu atau dua potong saja. Ia cukup menyediakan wadah untuk cuka agar teman-temannya bisa mencocol pempeknya.
 
Yunisa tergerak untuk berjualan meskipun masih sekolah karena di SMK memang ia diajarkan untuk memiliki visi wirausaha. Yunisa memilih jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan, yang di dalamnya ia dibekali kompetensi untuk membuat berbagai olahan pangan. Dengan bekal tersebut, Yunisa mulai menerapkan ilmunya dan dikombinasikan dengan hobi dan jenis makanan kesukaannya. Dengan merintis usaha sedini mungkin Yunisa berharap akan jadi pengusaha sukses nantinya. Semoga sukses, Yunisa! (Aline Rogeleonick)

Sumber : BKLM

 


Penulis : Aline Rogeleonick
Editor : Anandes Langguana
Dilihat 7421 kali