Pemberian KIP di Jayapura, Febby Anak Petani Sagu Berprestasi Pun Menerima Manfaatnya  10 Mei 2017  ← Back

Distrik Muara Tami-Jayapura, Kemendikbud --- Kampung Skow Mabo, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura mempercantik diri. Kain berwarna merah putih terikat di sepanjang tiang-tiang listrik jalan. Kerumunan pekerja sibuk mengaduk aspal hitam panas, hendak menambal lubang-lubang sepanjang jalan perbatasan Indonesia dengan Papua New Guinea ini. Rumput-rumput liar di sisi jalan pun nampak dipotongi, supaya sedap dipandang.

Bukan apa, Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo akan bertamu di ‘rumah’ mereka. Kunjungan kali ini  untuk memberikan Kartu Indonesia Pintar (KIP) bagi 392 siswa dari jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Pendidikan Kesetaraan. KIP merupakan bagian dari Program Indonesia Pintar, program bantuan kebutuhan sekolah bagi siswa miskin, dan rentan miskin berusia 6 s.d. 21 tahun. Ada sejumlah Rp 450.000 pertahun bagi siswa SD, Rp 750.000 pertahun bagi siswa SMP, dan Rp 1.000.000 pertahun bagi siswa SMA, SMK hingga Pendidikan Kesetaraan yang diberikan.

Tiba di Lapangan Kantor Distrik Muara Tami, lokasi Pemberian KIP, keriuhan persiapan sudah terlihat. Nampak, seorang gadis kecil duduk di bawah temaram lampu tenda. Hari itu, Senin (8/5), Febby Andriani Mallo turut mengikuti rangkaian gladi bersih. Dahinya sesekali mengernyit mendengar penjelasan lelaki usia 30-an di hadapannya.  Ia menjadi salah satu penerima KIP dari Presiden Joko Widodo, Rabu (9/5).

Siswi kelas VI SD Inpress Komabo Distrik Muara Tami ini ditunjuk karena prestasi yang dimiliki. Setahun lalu, ia menjuarai Kompetesi Voli pada Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) di tingkat kota, kemudian mewakili Provinsi Papua di tingkat Nasional. Bersama dengan keempat temannya, juara dua telah diraihnya.

“Sa kamari untuk latihan diberi KIP,” ujarnya dengan logat Papua yang kental, Selasa (8/9). Diakuinya, kesempatan yang diperoleh tidak pernah terbersit dalam benaknya. Maklum, melihat sosok Sang Presiden pun baru sebatas televisi.

“Kamareng, ibu guru panggil sa, dan beritahu sa mau dikasi Kartu sama Pak Presiden. Sa tra percaya, ” jelasnya. Kemudian, siswa yang selalu meraih peringkat lima besar sejak kelas I SD ini menceritakan kepada kedua orang tuanya.

“Pulang sekolah, Febby cerita sama Mace deng Pace, Febby mau ketemu Presiden, mau diberi kartu, Febby tanya kenapa diberi kartu, kata Mace karena Febby berprestasi,” ujarnya dengan mata berbinar-binar.

Anak ketiga dari empat bersaudara ini menjelaskan akan membelikan buku dari uang KIP yang diperolehnya. “Febby akan pakai untuk beli buku paspor (buku paket) untuk belajar di kelas. Itu beli buku paket setiap semester, untuk persiapan kelas VI ujian,” ujarnya.

Selain itu, gadis yang menghabiskan waktu luangnya dengan membantu orang tua membersihkan kulit kelapa dan sagu ini menambahkan akan membelikan buku cerita. “Febby suka baca buku, sehari bisa sampai dua buku Febby baca, dan sering dibelikan mace setiap ulang tahun, mace pilihkan biasanya buku cerita dan buku tulis, nanti Febby mau beli buku pakai uang KIP,” ujarnya. Seragam juga, lanjutnya, Febby mau minta deng mace belikan baju seragam sekolah untuk masuk sekolah di SMP Muara Tami.  

Maria Yulce E Membilong, 32, guru Olah Raga Febby, menambahkan, sehari-hari Febby lebih banyak menghabiskan waktu membantu orang tua membersihkan buah kelapa dan sagu untuk dijual ke pasar.
“Bapaknya itu petani sagu dan kelapa, sepanjang waktu luang, dia bantu bersihkan kelapa dan sagu untuk dijual ke pasar,” jelasnya.

Menurut penuturan guru Maria, dukungan orang tua agar Febby berprestasi sangat dirasakan pihak sekolah. “Kedua orang tua itu petani, dengan penghasilan perulan Rp 1.000.000, diperoleh dari jual sagu dengan harga Rp 300.000 perkarung, dan kelapa seharga Rp 1.500 perbuah untuk ukuran kecil, dan Rp 2.000 perkelapa ukuran besar,” jelasnya.

Siswa yang bercita-cita jadi suster ini bersemangat ingin foto bersama bersama dengan orang nomor satu di Indonesia tersebut. “Perasaan ketemu presiden senang dan deg-degan ada campur takut, tapi Febby mau foto sama pak presiden mau bilang terima kasih karena su kasi Febby kartu,” tutupnya.***





Distrik Muara Tami-Jayapura, 10 Mei 2017,
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 11135 kali