Mendikbud: Upacara Bendera Penting Untuk Tanamkan Nasionalisme  14 Agustus 2017  ← Back

Jakarta, Kemendikbud – Memperingati hari Pramuka ke-56, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy memimpin upacara bendera di Sekolah Dasar (SD) Negeri 13 Grogol Selatan, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Menurut Muhadjir, kebiasaan melaksanakan upacara bendera di sekolah sangat penting dan perlu dibiasakan. 
 
“Ini penting untuk menanamkan rasa nasionalisme sejak dini, rasa cinta tanah air, bangga menjadi anak Indonesia dan kesadaran kebinekaan,” ujar Mendikbud usai upacara, Senin pagi (14/8). 
 
Dalam kesempatan tersebut Mendikbud mengungkapkan peran penting kegiatan Pramuka bagi pembentukan karakter generasi muda. Baginya, Pramuka sangat penting untuk menumbuhkan berbagai karakter positif seperti mental yang kuat dan berdaya juang tinggi, kedisiplinan dan kegotongroyongan. 
 
“Kita akan terus revitalisasi keberadaan Pramuka yang sangat berperan besar dalam penguatan pendidikan karakter,” tutur Mendikbud. 
 
Seluruh peserta upacara pagi ini turut serta menyanyikan lagu Indonesia Raya tiga stanza. “Saya tidak mengira anak-anak sudah hafal lagu Indonesia Raya tiga stanza. Menterinya saja belum hafal,” canda jelas guru besar Universitas Negeri Malang itu kepada awak media. 
 
Kepala Sekolah (Kepsek) SDN 13 Grogol Selatan, Cicih Sulastri mengungkapkan rasa bahagianya atas keberhasilan para siswa menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya tiga stanza pada upacara bendera pagi ini. Menurutnya, siswa jadi lebih memahami bahwa Indonesia itu tanah air yang kaya raya, yang harus dicintai dan dijaga sebaik-baiknya. “Nanti kami bersama para guru akan terus melakukan upaya pembiasaan dan pemahaman. Jadi jangan hafal syairnya saja, tapi juga dihayati,” tutur Cici. 
 
Kepsek Cici menyampaikan, sekolah yang dipimpinnya sejak 2014 itu telah menerapkan “5S” sebagai budaya sekolah. Senyum, salam, sapa, sopan, dan santun dibiasakan seluruh sivitas sekolah. Bagi perempuan berkerudung ini, keteladanan khususnya oleh para pendidik menjadi faktor penting dalam pendidikan karakter. “Keteladanan perilaku dan ucapan itu yang penting,” ujarnya. 
 
SDN 13 Grogol Selatan yang dipimpin Cici telah melaksanakan kurikulum 2013 dengan pola lima hari sekolah sejak tahun 2014. Menurut Cici, hal paling menantang baginya dalam penerapan pendidikan karakter dengan pola lima hari sekolah adalah terkait kedisiplinan. Namun, melalui komitmen dan upaya yang konsisten, perubahan dapat dilakukan secara bertahap. “Dulu sekolah ini dikenalnya sebagai sekolah yang kumuh, pinggiran, sekarang Alhamdulillah saya bisa pede (percaya diri) ketika sekolah dikunjungi oleh bapak menteri,” kata Kepsek Cici bersemangat. (*) 
 







 
Jakarta, 14 Agustus 2017 
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 3780 kali