Setelah Sulawesi Utara, Kemendikbud Lanjutkan Selengggarakan Bimtek PPK Untuk Regional Nusa Tenggara  31 Agustus 2017  ← Back



Kupang, Kemendikbud --- Setelah dilaksanakan di Manado pada minggu yang lalu, kini Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), kembali mengadakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di Kupang, Nusa Tengggara Timur, selama empat hari, dari tanggal 28 s.d. 31 Agustus 2017. Jumlah peserta yang hadir pada bimtek ini sebanyak 170 orang yang terdiri dari 41 kepala sekolah jenjang Sekolah Dasar (SD), 44 kepala sekolah jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), 41 pengawas sekolah jenjang SD, dan 44 pengawas sekolah jenjang SMP yang berada di wilayah Provinsi Bali dan Nusa Tenggara Timur.

Bimtek Program PPK ini diselenggarakan bagi 1626 kepala sekolah SD dan SMP seluruh Indonesia yang meliputi empat belas region yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Kalimantar Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Papua.

Direktur Pembinaan Tenaga Kependidikan Dasar dan Menengah, Ditjen GTK, Kemendikbud Garti Sri Utami, menjelaskan Bimtek PPK ini bertujuan agar kepala sekolah dan pengawas sekolah dapat menjadi agen PPK di sekolah dan di daerah yang melaksanakan gerakan PPK. Gerakan PPK ini dilakukan melalui pendekatan pendidikan karakter berbasis kelas, budaya sekolah, dan masyarakat sesuai degan potensi lingkungan dan kearifan lokal yang ada.

“Melalui Bimtek PPK ini, saya harap kepala sekolah dapat mensinergikan perumusan kebijakan yang disebut dengan trisakti pendidikan yaitu sekolah, masyarakat dan keluarga”,  ujar Garti saat penutupan Bimtek PPK di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Rabu (30/08/2017).

Salah satu narasumber Bimtek Program PPK Sumarna Surapranata menekankan kepada peserta Bimtek PPK bahwa kepala sekolah harus memiliki keterampilan abad 21. Salah satu contohnya adalah kepala sekolah harus sudah terbiasa dengan mobilphone yang saat ini banyak digunakan oleh siswa.

“Kepala sekolah harus mengizinkan siswa di kelas untuk membawa handhone ke kelas sebagai media pembelajaran, karena dalam handhone ini terdapat ilmu yang tak terbatas melalui pencarian google”, ujar Sumarna.

Selain itu, Sumarna menambahkan bahwa sebagai manajer sekolah, kepala sekolah harus memiliki karakter-karakter positif. Karakter tersebut antara lain mendidik bukan membidik, mengajar bukan menghajar, mencerdaskan bukan membodohkan, memaafkan bukan menyalahkan, mengukuhkan bukan meruntuhkan, mengobati bukan melukai, menguatkan bukan melemahkan, mengajak bukan mengejek, menasihati bukan mencacimaki, menyejukkan bukan memojokkan, merangkul bukan memukul, bergerak cepat bukan berdebat, mengatasi keadaan bukan meratapi keadaan, serta menebar kebaikan bukan menebar keburukan.

Kepala sekolah dari SMPN 1 Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, I Wayan Aryana mengatakan setelah mengikuti bimtek ini sekolah akan segera menerapkan Program PPK. Wayan meyakini bahwa dengan nilai-nilai PPK yang diterapkan kepada peserta didik, siswa dengan sendirinya akan terbentuk menjadi pribadi yang memiliki integritas, mandiri, nasionalis, religius dan berjiwa gotong royong.

“Setelah ini kami akan berkoordinasi dengan guru, masyarakat, komite sekolah, dan orang tua murid, untuk menyosialisasikan bahwa dengan penerapan Program PPK, kompetensi siswa akan meningkat”, katanya.

Bimbingan Teknis Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) bagi kepala sekolah dan pengawas sekolah ini, dilaksanakan melalui kegiatan tatap muka langsung dengan menggunakan metode curah pendapat, diskusi kelompok/kelas dan simulasi. (Denis Sugianto/Aji Shahwin)
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 3866 kali