Kemendikbud Tingkatkan Akses Teknologi di Sekolah Garis Depan  29 September 2017  ← Back

Jakarta, Kemendikbud --- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Pusat Teknologi Infomasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan (Pustekkom) menggelar Lokakarya Peningkatan Kompetensi Pemanfaatan TIK untuk Sekolah Garis Depan (SGD). Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari pemberian bantuan USO (Universal Service Obligation), yaitu upaya mewujudkan jaringan internet untuk sekolah garis depan atau daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal).
USO merupakan hasil kerja sama antara Kemendikbud dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika. Pemberian bantuan jaringan internet USO sudah berlangsung sejak tahun 2015 dan pada tahun ini terdapat 658 sekolah yang menerima bantuan.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan, sesuai arahan Presiden Joko Widodo, saat ini pemerintah berfokus pada wilayah pinggiran, sehingga Kemendikbud juga mendukung kemajuan pendidikan di wilayah pinggiran, termasuk meningkatkan akses teknologi digital dan infrastruktur di kawasan pedalaman. Mendikbud meminta Kepala PustekkomGogot Suharwoto untuk bekerja keras serta fokus kepada sekolah-sekolah dan pengembangan kualitas guru-guru TIK di kawasan perbatasan.
Lokakarya Peningkatan Kompetensi Pemanfaatan TIK bertujuan agar Sekolah Garis Depan (SGD) dapat meningkatkan kemampuan guru, teknisi, atau pengelola dalam pengelolaan dan pemanfaatan jaringan internet untuk pendidikan. Peserta lokakarya terdiri dari  80 orang guru dan teknisi TIK sekolah penerima bantuan USO, yang berasal dari 60 kabupaten di 23 provinsi. Mereka mengikuti lokakarya di Jakarta, pada tanggal 27 s.d. 30 September 2017.
Dalam sambutannya saat lokakarya, Mendikbud juga menyampaikan pentingnya Program Pendidikan Karakter (PPK). “Banyak yang komplain mengenai PPK, padahal PPK sangat cocok di wilayah 3T, tinggal diolah oleh guru saja. Kurikulum sebagai kompas untuk tentukan arah,” katanya. Menurutnya, banyak negara yang mengejar prestasi sains, namun pendidikan moral kurang diperhatikan. “Yang bagus itu di Jepang, moralitasnya terjaga, generasi mudanya punya karakter yang kuat,” tutur Mendikbud.
Ia juga berpesan agar guru-guru di kawasan perbatasan pantang menyerah dan harus kreatif menyiasati keterbatasan infrastruktur, dan membuka kesempatan untuk guru berprestasi dari kawasan perbatasan untuk menempuh pendidikan lanjutan. “Saya akan beri kesempatan belajar ke Jepang bagi guru terbaik di sini,” ujar Mendikbud.  Janji ini ditujukan kepada peserta lokakarya, yang menjalanipre-test dan post test dalam lokakarya.
Kepala Pustekkom, Gogot Suharwoto, juga menyampaikan bahwa Pustekkom telah berupaya untuk mendukung percepatan akses teknologi di sekolah perbatasan. Dalam kerja sama USO, peralatan dan koneksi yang diberikan oleh Kemenkominfo selain digunakan untuk peningkatan kualitas pendidikan di sekolah dan juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. (Hendri Puspa Martasari/Desliana Maulipaksi)

Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 4861 kali