Hadiri Sidang Umum UNESCO, Mendikbud Tegaskan Komitmen Indonesia dalam Pembangunan Berkelanjutan   02 November 2017  ← Back

Paris-Perancis, Kemendikbud – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy menegaskan komitmen penuh Indonesia dalam menyukseskan tujuan pembangunan yang berkelanjutan. Pemerintah Indonesia memberikan perhatian penuh pada upaya peningkatan akses pada layanan pendidikan yang berkualitas sebagai langkah penting dalam menyukseskan semua tujuan pembangunan berkelanjutan.

“Indonesia telah mencapai kemajuan yang signifikan di sektor pendidikan. Sebanyak 72,3 persen anak Indonesia telah mengikuti pendidikan anak usia dini. Di awal tahun ini, Indonesia dianugerahi penghargaan UNESCO untuk Pendidikan Perempuan dan Wanita, atas programnya yang dianggap luar biasa dalam pengarusutamaan gender," disampaikan Mendikbud saat membuka pidatonya pada Sidang Umum The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) yang ke-39 di Paris, Perancis, Kamis (2/11).

Dilanjutkan Mendikbud, angka partisipasi untuk Sekolah Dasar sudah mencapai lebih dari 100 persen, dan tingkat putus sekolah telah turun menjadi 0,26 persen. Sementara, tingkat melek huruf generasi muda telah mencapai hampir 100 persen. "Ini adalah hasil dari 'Program Indonesia Pintar', sebuah kebijakan yang menjamin setiap anak dari keluarga miskin dan rentan miskin dapat melanjutkan pendidikan sampai minimal mengenyam pendidikan menengah,” jelas Muhadjir.

Terkait upaya menghadapi bonus demografi, Mendikbud mengungkapkan langkah strategis Indonesia merevitalisasi kurikulum nasional, dengan mengintegrasikan karakter, kompetensi dan literatur, untuk membekali para peserta didik dengan keterampilan abad ke-21. “Sebagai upaya meningkatkan produktivitas dan daya saing bangsa, revitalisasi pendidikan kejuruan juga menjadi prioritas utama yang baru saja kita mulai,” ujar guru besar Universitas Negeri Malang itu di depan para peserta Sidang Umum.

Menyadari bahwa budaya sebagai unsur penting dalam pembangunan berkelanjutan, Mendikbud menyampaikan bahwa di tahun 2013 dan 2016, Indonesia telah sukses menyelenggarakan forum budaya dunia, World Culture Forum (WCF) di Bali. Forum kedua di tahun 2016 yang lalu, menurut Mendikbud, sangat strategis. Lahirnya "Deklarasi Bali" di akhir WCF kedua, menekankan kembali komitmen Indonesia untuk menjadikan budaya sebagai landasan kebijakan strategis pembangunan. Diyakininya, kekuatan warisan budaya dan keragaman Indonesia mampu menjadi penggerak untuk pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.

Sidang Umum merupakan Badan UNESCO yang menentukan kebijakan dan garis besar program organisasi. Sidang Umum diadakan setiap dua tahun dan dihadiri oleh negara-negara anggota dan anggota asosiasi, dengan pengamat bagi negara-negara non-anggota, organisasi antar pemerintah, dan organisasi non-pemerintah atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk menentukan kebijakan dan jalur kerja organisasi. Saat ini UNESCO memiliki 194 negara anggota dan delapan anggota asosiasi. Sidang Umum ke-39 ini berlangsung sejak 31 Oktober sampai dengan 15 November 2017 dengan lima komisi, di antaranya komisi pendidikan; komisi kebudayaan; komisi sains; komisi sosial dan humaniora; serta komisi informasi dan komunikasi.

Turut hadir mendampingi Mendikbud, Sekretaris Jenderal (Sesjen), Didik Suhardi, Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Dirjen PAUD dan Dikmas), Harris Iskandar; Staf Ahli Mendikbud bidang Inovasi dan Daya Saing, Ananto Kusuma Seta; Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri, Suharti; Direktur Cagar Budaya dan Permuseuman, Harry Widianto. Hadir pula Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh untuk Perancis, Letjen. (Purn) Hotmangaradja M.P. Pandjaitan; Ketua Harian Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) Prof. Arif Rahman; serta para perwakilan Kementerian dan Lembaga lain. (*)



Paris-Perancis, 2 November 2017 

Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 3064 kali