Literasi Sekolah, Kembangkan Minat dan Bakat Siswa  10 November 2017  ← Back

foto

Bogor, Kemendikbud – Riuh ramai terdengar suara tepuk tangan dari peserta dialog pendidikan yang memenuhi Aula SMPN 5 Kota Bogor. Tak hanya itu, pujian pun dilontarkan oleh Supriano, Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) kepada sang pendongeng usai membawakan cerita. Sri Ayuni Wulan Sari (14), siswi kelas 9 SMP Bina Insani Bogor merasa bahagia karena berkesempatan untuk mendongeng di depan Direktur Pembinaan SMP Kemendikbud, Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor, sejumlah Kepala Sekolah dan guru se-Kota Bogor, pengawas sekolah, komite sekolah, wartawan, lembaga masyarakat, serta teman-teman dari sekolah lainnya.

Wulan, panggilan siswi itu, baru saja mendongeng dalam bahasa Sunda, membawakan cerita tentang sejarah terbentuknya Telaga Warna, salah satu objek wisata di Jawa Barat. Ia dipilih oleh Dinas Pendidikan Kota Bogor untuk mendongeng di sela-sela acara Dialog Pendidikan terkait literasi di Aula SMPN 5 Kota Bogor, Jawa Barat (09/11/2017).

Mendongeng menjadi hal menyenangkan bagi siswi yang lahir di Jakarta ini. Berawal dari kompetisi mendongeng yang diadakan di sekolahnya, Wulan terus tertarik untuk mempelajarinya, sampai ia mengikuti berbagai lomba seperti Pasanggiri Ngadongeng Sunda se-Kota Bogor, Debat Bahasa Indonesia, dan Story Telling Competition. Uniknya, ia lebih senang membawakan cerita rakyat dari Jawa Barat setiap mendongeng, contohnya Telaga Warna, Situ Bagendit dan Lutung Kasarung. Baginya, banyak pesan positif yang bisa diambil dari cerita-cerita rakyat tersebut, dan ia merasa lebih mengenal sejarah tempat ia dibesarkan, yaitu Jawa Barat.

Membaca bukan hal baru bagi Wulan, karena sejak kecil ia sudah terbiasa bergelut dengan buku walau sekedar membaca buku-buku komik atau bacaan ringan lainnya. Rasa penasaran yang begitu besar membuat siswi yang bercita-cita menjadi pembawa acara terkenal ini gemar membaca, karena dengan membaca buku ia jadi banyak pengetahuan dan bisa menceritakan isi buku tersebut kepada orang lain dalam bentuk dongeng.

Sejak adanya program literasi sekolah dari Kemendikbud, siswi yang lincah ini merasa sangat terbantu. Dengan adanya program tersebut, ia semakin dekat dengan buku, sang jendela dunia. Setiap hari sebelum belajar di kelasnya, Wulan dan teman-temannya selalu membaca buku selama 15 menit. Kebijakan ini menjadi bagian upaya sekolah dalam mendukung Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Tidak hanya membaca saja, menurut siswi peraih juara kedua Pasanggiri Ngadongeng Sunda tingkat SMP se-Kota Bogor itu, di sekolahnya setiap siswa diwajibkan membawa satu buku untuk dibaca, ditulis rangkuman dari isi buku, sampai membuat fisiografis dan mengunggahnya ke dalam laman sekolah.

“Setiap bulan mulai minggu pertama sampai minggu keempat selalu ada aktivitas terkait literasi, siswa difokuskan pada satu buku yang dibawa dan masuk dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia,” jelas Wulan. Pada minggu pertama, siswa dimulai dengan menulis buku yang akan dibawa, hal ini dimaksudkan agar buku yang dibawa siswa tidak sama.

Selanjutnya, setelah menulis dan menyerahkan judul buku pada guru, siswa menulis dan mengulas isi buku tersebut. “Pada minggu ini juga ada readaton (membaca secara maraton) buku yang dibawa,” tambah Wulan. Setelah selesai, mereka mengumpulkan hasilnya pada minggu ketiga dan yang terpilih dapat mengunggah ke laman sekolah dalam bentuk fisiografis di minggu keempat.

Program literasi sekolah telah diikuti Wulan sejak ia duduk di kelas 7 SMP Bina Insani Bogor, Jawa Barat. Wulan sangat mengapresiasi program tersebut, karena melalui literasi sekolah ia bisa mengasah bakat mendongengnya dan mengikuti lomba mendongeng di berbagai jenjang. Selain itu, menurut Wulan, dengan adanya literasi sekolah bakat lain yang dimiliki siswa akan lebih terlihat, seperti menulis buku, membuat komik yang ditulis dan digambar dengan tangan mereka sendiri, membuat buletin sekolah, dan fisiografis. “Bahkan di sekolah sekarang sudah ada ekstrakurikuler komik untuk mendukungnya,” imbuh Wulan. Ia berharap agar program literasi bisa terus berjalan dan akan ada program lainnya yang mendukung literasi, sehingga dapat menginspirasi anak-anak Indonesia untuk terus membaca.

Sejalan dengan itu, disampaikan Supriano, Direktur Pembinaan SMP Kemendikbud bahwa literasi bukan hanya sekedar membaca saja, tapi juga memahami dan mengerti apa yang sedang kita hadapi saat ini. “Saya memberikan apresiasi kepada Kota Bogor yang telah menerapkan literasi di sekolah, karena tadi melihat anak-anak begitu semangat dan berpotensi yang luar biasa. Salah satunya, barusan ada siswa yang juga sudah begitu baik dalam memahami bacaan sehingga ia bisa mendongeng dengan baik,” jelasnya.

Dukungan program literasi juga diberikan oleh Dinas Pendidikan Kota Bogor. Dikatakan Fakhrudin, Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor bahwa pihaknya sangat mendukung program literasi. “Kami telah menerapkan pembiasaan membaca di seluruh sekolah di Kota Bogor, karena dengan membaca dapat membuka wawasan,” ujarnya saat dialog pendidikan. “Dengan membaca, siswa dapat menjadi kreatif menerapkan apa yang dibaca, bahkan terakhir saya lihat ada lipstik dengan pewarna dari bahan alami, yang dipraktikkan siswa setelah mereka membaca buku,” tambahnya. (Prima Sari).


Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 3410 kali