Dukung Program Indonesia Pintar, Pemkot Gorontalo Siapkan Anggaran Pendamping 10 Desember 2017 ← Back
Kota Gorontalo, Kemendikbud — Pemerintah Kota Gorontalo menggelar penyerahan Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan percepatan pencairan dana manfaat PIP yang dipusatkan di Grand Sumber Ria, Kota Gorontalo. Sejumlah 500 siswa dan 1500 guru-guru hadir di acara yang juga disertai seminar nasional “Penguatan Pendidikan Karakter untuk Menuju Generasi Emas 2045”.
Dalam sambutannya, Walikota Gorontalo Marten Taha menguraikan komitmen pemerintah kota untuk memastikan tidak ada anak-anak usia sekolah di Kota Gorontalo yang tidak sekolah.
“Karena itu melalui APBD, Pemerintah Kota Gorontalo menetapkan kebijakan anggaran yang diarahkan pada pemberian kesempatan yang luas bagi masyarakat kurang mampu serta penguatan manajemen dan operasional sekolah,” ujar Marten, Sabtu (09/12/2017).
Ia menyebutkan salah satunya berupa penyediaan dana bantuan siswa miskin (BSM). Dana BSM ini diharapkan dapat bersinergi dengan Program Indonesia Pintar (PIP) agar masyarakat kurang mampu dapat menikmati layanan pendidikan di daerah ini secara berkeadilan.
“Di tahun ini jumlah penerima dana bantuan siswa miskin sebanyak 1.672 siswa yang terdiri dari SD sebanyak 758 orang dan SMP 914 orang. Sementara jumlah penerima bantuan PIP di Kota Gorontalo sampai dengan tahap ke-8 sebanyak 7.076 orang dan hingga saat ini penyalurannya sudah mencapai 72,23 %,” jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa untuk menunjang kelancaran pengelolaan operasional sekolah, maka di samping adanya anggaran Bantuan Operasional Sekolah (BOS) disediakan pula Dana Operasional Sekolah (DOS) atau dapat juga disebut BOS Daerah yang ditujukan untuk menunjang pengelolaan operasional sekolah baik pada satuan pendidikan TK, SD maupun SMP.
“Pengalokasian anggaran ini adalah untuk membiayai berbagai kebutuhan di sekolah yang tidak dapat dibiayai melalui dana BOS atau juga secara bersama-sama kedua jenis anggaran ini saling bersinergi membiayai keseluruhan kebutuhan operasional sekolah,” jelasnya.
Staf Khusus Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Stafsus Mendikbud) Bidang Monitoring Implementasi Kebijakan Alpha Amirrachman yang hadir pada acara ini memberikan apresiasi terhadap kebijakan anggaran Pemerintah Kota Gorontalo yangu menurutnya menunjukkan keberpihakan pemerintah kota pada pemajuan pendidikan.
“Terutama alokasi anggaran untuk menjadi pendamping dana PIP merupakan langkah yang sangat tepat untuk memastikan seluruh anak-anak di Gorontalo duduk di bangku sekolah,” ujar Alpha.
Alpha menambahkan bahwa apa yang ditempuh Walikota Gorontalo menjadi contoh dan teladan yang dapat diiikuti oleh pemimpin-pemimpin daerah lainnya.
“Kami juga mendorong daerah-daerah lain untuku melakukan percepatan pencairan PIP agar dana manfaatnya dapat segera digunakan siswa untuk keperluan sekolah,” ujarnya.
Para siswa yang hadir tampak bersuka cita dan penuh semangat. Salah satunya Febrianti Lihawa, siswi piatu dari SDN 86. “Saya akan gunakan dana manfaat yang saya terima untuk keperluan sekolah,” ujarnya.
“Saya akan beli baju dan sepatu,” timpal Eka Putri Tanaiyo, siswi piatu dari SMPN 10 yang tinggal bersama tantenya yang bekerja sebagai penjaga kantin.
Pihak bank penyalur BRI dan BNI turut hadir untuk memastikan pencairan dapat langsung dilakukan.
Komitmen Walikota Gorontalo dan jajarannya pada pemajuan pendidikan berikutnya juga ditunjukkan dengan terus diperluasnya program Penguatan Pendidikan Karakter bukan hanya di sekolah-sekolah rintisan yang ditunjuk Kemendikbud, tetapi juga seluruh satuan-satuan pendidikan yang ada di Kota Gorontalo.
Selain Staf Khusus Mendikbud, turut hadir Kepala Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan (Pustekkom ) Gogot Suharwoto dan Kepala Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan (PDSPK) Bastari. *
Kota Gorontalo, 9 Desember 2017,
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber :
Dalam sambutannya, Walikota Gorontalo Marten Taha menguraikan komitmen pemerintah kota untuk memastikan tidak ada anak-anak usia sekolah di Kota Gorontalo yang tidak sekolah.
“Karena itu melalui APBD, Pemerintah Kota Gorontalo menetapkan kebijakan anggaran yang diarahkan pada pemberian kesempatan yang luas bagi masyarakat kurang mampu serta penguatan manajemen dan operasional sekolah,” ujar Marten, Sabtu (09/12/2017).
Ia menyebutkan salah satunya berupa penyediaan dana bantuan siswa miskin (BSM). Dana BSM ini diharapkan dapat bersinergi dengan Program Indonesia Pintar (PIP) agar masyarakat kurang mampu dapat menikmati layanan pendidikan di daerah ini secara berkeadilan.
“Di tahun ini jumlah penerima dana bantuan siswa miskin sebanyak 1.672 siswa yang terdiri dari SD sebanyak 758 orang dan SMP 914 orang. Sementara jumlah penerima bantuan PIP di Kota Gorontalo sampai dengan tahap ke-8 sebanyak 7.076 orang dan hingga saat ini penyalurannya sudah mencapai 72,23 %,” jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa untuk menunjang kelancaran pengelolaan operasional sekolah, maka di samping adanya anggaran Bantuan Operasional Sekolah (BOS) disediakan pula Dana Operasional Sekolah (DOS) atau dapat juga disebut BOS Daerah yang ditujukan untuk menunjang pengelolaan operasional sekolah baik pada satuan pendidikan TK, SD maupun SMP.
“Pengalokasian anggaran ini adalah untuk membiayai berbagai kebutuhan di sekolah yang tidak dapat dibiayai melalui dana BOS atau juga secara bersama-sama kedua jenis anggaran ini saling bersinergi membiayai keseluruhan kebutuhan operasional sekolah,” jelasnya.
Staf Khusus Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Stafsus Mendikbud) Bidang Monitoring Implementasi Kebijakan Alpha Amirrachman yang hadir pada acara ini memberikan apresiasi terhadap kebijakan anggaran Pemerintah Kota Gorontalo yangu menurutnya menunjukkan keberpihakan pemerintah kota pada pemajuan pendidikan.
“Terutama alokasi anggaran untuk menjadi pendamping dana PIP merupakan langkah yang sangat tepat untuk memastikan seluruh anak-anak di Gorontalo duduk di bangku sekolah,” ujar Alpha.
Alpha menambahkan bahwa apa yang ditempuh Walikota Gorontalo menjadi contoh dan teladan yang dapat diiikuti oleh pemimpin-pemimpin daerah lainnya.
“Kami juga mendorong daerah-daerah lain untuku melakukan percepatan pencairan PIP agar dana manfaatnya dapat segera digunakan siswa untuk keperluan sekolah,” ujarnya.
Para siswa yang hadir tampak bersuka cita dan penuh semangat. Salah satunya Febrianti Lihawa, siswi piatu dari SDN 86. “Saya akan gunakan dana manfaat yang saya terima untuk keperluan sekolah,” ujarnya.
“Saya akan beli baju dan sepatu,” timpal Eka Putri Tanaiyo, siswi piatu dari SMPN 10 yang tinggal bersama tantenya yang bekerja sebagai penjaga kantin.
Pihak bank penyalur BRI dan BNI turut hadir untuk memastikan pencairan dapat langsung dilakukan.
Komitmen Walikota Gorontalo dan jajarannya pada pemajuan pendidikan berikutnya juga ditunjukkan dengan terus diperluasnya program Penguatan Pendidikan Karakter bukan hanya di sekolah-sekolah rintisan yang ditunjuk Kemendikbud, tetapi juga seluruh satuan-satuan pendidikan yang ada di Kota Gorontalo.
Selain Staf Khusus Mendikbud, turut hadir Kepala Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan (Pustekkom ) Gogot Suharwoto dan Kepala Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan (PDSPK) Bastari. *
Kota Gorontalo, 9 Desember 2017,
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 3520 kali
Editor :
Dilihat 3520 kali