USBN Dorong Revitalisasi Sekolah dan Peran Guru  10 Januari 2018  ← Back

Jakarta, Kemendikbud --- Pemerintah berupaya mengembalikan peran penting guru di satuan pendidikan dalam melakukan evaluasi hasil belajar. Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) disiapkan untuk meningkatkan peran sekolah dan guru dalam evaluasi siswa. Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy sudah cukup lama guru tidak terbiasa membuat alat evaluasi hasil belajar sendiri.

"Kita ingin guru semakin memahami tentang standar isi, standar evaluasi, terutama standar kompetensi lulusan yang diharapkan. Bukan sekadar apa yang diajarkan guru, tapi apa yg harus dimiliki oleh siswa saat dinyatakan lulus," kata Muhadjir dalam taklimat media di kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Jakarta, Rabu (10/1/2018).

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang), Totok Suprayitno mengungkapkan bahwa mata pelajaran yang diujikan sebelumnya telah diujikan dalam Ujian Sekolah/Madrasah (US/M). Untuk mata pelajaran Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Seni Budaya dan Keterampilan, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes) dan Olah raga. "Naskah soal ujian seratus persen disiapkan oleh sekolah," ujar Totok.

Untuk Kesetaraan Program Paket A mata pelajaran yang diujikan dalam USBN adalah Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, dan PPKN. Lima mapel tersebut merupakan mapel yang yang sebelumnya diujikan dalam US/M Program Kesetaraan. Pada Ujian Sekolah yang diujikan adalah Pendidikan Agama, Seni Budaya dan Keterampilan, serta Penjaskes dan Olah Raga.

Selanjutnya, untuk jenjang SMP, SMA, SMK, dan Pendidikan Luar Biasa, serta Pendidikan Kesetaraan (Paket B/Wustha, dan Paket C/Ulya) seluruh mata pelajaran akan diujikan dalam USBN, dan tidak ada lagi pelaksanaan ujian sekolah. "Tahun ini, seluruh Mapel akan diujikan dengan komposisi soal 90 persen pilihan ganda, dan 10 persen esai," jelas Totok.

Untuk jenjang SMP, SMA, dan SMK 75 sampai 80 persen naskah disiapkan oleh guru pada satuan pendidikan dan dikonsolidasikan dengan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Untuk SDLB, SMPLB, dan SMALB 100 persen soal ujian disiapkan oleh sekolah berdasarkan kisi-kisi nasional. Selanjutnya untuk Pendidikan Kesetaraan Program Paket A/Ula, Paket B/Wustha, dan Paket C/Ulya 75 – 80 persen soal ujian disiapkan oleh Tutor dan dikonsolidasikan dengan Forum Tutor, dan 20 – 25 pesen soal disiapkan oleh pusat sebagai soal jangkar (anchor).

Penyusunan soal USBN tahun ini melibatkan guru dari berbagai sekolah untuk membuat butir-butir soal dengan porsi 75 sampai 80 persen, kemudian digabungkan dengan 20 sampai 25 persen soal yang disiapkan oleh pusat. "Soal itu kemudian diperiksa dan dirakit bersama oleh KKG atau MGMP, di bawah koordinasi Dinas Pendidikan Provinsi/Kab/Kota atau Kanwil/Kantor Kemenag. Standar dan kisi-kisi ditetapkan oleh BSNP," ujar Kepala Balitbang.

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Plt. Dirjen GTK) Hamid Muhammad mengungkapkan bahwa di bulan Februari 2018 mendatang Kemendikbud akan melatih guru-guru di level Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Majelis Guru Mata Pelajaran (MGMP). Guru-guru di kabupaten/kota dilatih untuk menyusun soal-soal ujian yang dapat digunakan sebagai alat evaluasi belajar peserta didik. (Nur Widiyanto)
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 579 kali