Mendikbud Ajak Semua Pihak Jaga Sekolah Kondusif 12 Februari 2018 ← Back
Sampang, Kemendikbud -- Mengawali kunjungan kerjanya di Madura, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menjadi pembina upacara bendera di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Torjun, Kabupaten Sampang, Jawa Timur. Mendikbud mangajak agar semua pihak dapat menjaga kondisi belajar yang baik dan kondusif di sekolah.
Bagi Mendikbud, menghormati guru adalah mutlak. Disampaikannya, jika di pesantren hubungan murid dengan guru itu berpedoman pada kitab Ta'lim Muta'allim. Di sekolah juga harus diatur hubungan guru dengan murid yang lebih baik.
"Menghargai dan menghormati guru sama dengan menghargai dan menghormati kyai," tutur Mendikbud kepada para peserta upacara bendera SMA Negeri 1 Torjun, Sampang, Senin (12/2/2018).
Sebelum menutup arahannya, guru besar Universitas Negeri Malang ini berpesan agar para siswa dapat mengoptimalkan waktu mudanya untuk menyiapkan masa depan. "Tidak ada pilihan lain bagi kamu semua untuk belajar keras, bersungguh-sungguh, dan bermimpi tinggi. Hari ini belajar, besok menjadi pemimpin," ujar Menteri Muhadjir.
Perbaiki Ekosistem Pendidikan
Usai upacara bendera, Mendikbud mengunjungi rumah almarhum guru SMA Negeri 1 Torjun, Ahmad Budi Cahyanto. Kepada keluarga almarhum, Muhadjir menyampaikan belasungkawa mendalam dan menyerahkan bantuan, serta menyampaikan langsung janji pemerintah untuk memberikan beasiswa pendidikan kepada anak di dalam kandungan istri almarhum.
Dalam kesempatan tersebut Muhadjir menitipkan pesan kepada semua pihak, khususnya media, agar dapat bersikap arif dalam menyikapi kasus yang melibatkan guru dan siswa. Ditegaskannya, insiden antara guru dan murid yang terpublikasi di media sosial memang memprihatinkan. Kendati demikian, insiden tersebut jangan digeneralisir.
Muhadjir juga menyampaikan upaya pemerintah melakukan penguatan Tripusat Pendidikan (keluarga, sekolah, masyarakat), dan memperbaiki hubungan antarpemangku kepentingan.
"Ke depan kita akan kaji ulang tata hubungan antara murid dengan guru, guru dengan murid, guru dengan orang tua murid, akan dikaji ulang untuk memastikan tata hubungan yang lebih baik," ungkapnya kepada awak media.
Terkait perlindungan pada guru dan tenaga kependidikan, Muhadjir mengatakan bahwa selain undang-undang, Kemendikbud juga telah menerbitkan peraturan menteri yang mengatur perlindungan pada tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.
"Kita kedepankan azas praduga tak bersalah dan menyerahkan penanganan kasus ini kepada penegak hukum agar ditangani sesuai aturan perundangan yang berlaku," ujarnya.
Penguatan Pendidikan Karakter di Madura
Jelang siang, Mendikbud bertemu dengan Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah di Sampang. Kembali ia tegaskan perlunya keteladanan dari para guru untuk menyukseskan pendidikan karakter. Menurut Muhadjir, untuk dapat menjadi pendidik, seorang guru harus dapat memberi teladan, inspirasi, dan memberikan semangat sesuai ajaran Ki Hajar Dewantara.
"Kita benahi satu-satu masalah yang rumit ini. Termasuk mengenai ketersediaan guru di sekolah. Kita harap masalah kekurangan guru dapat segera diatasi secara bertahap," ujarnya disambut gembira para peserta.
Didampingi Direktur Pembinaan SMA dan Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Pertama (SMP), Mendikbud bersilaturahmi ke Pondok Pesantren (ponpes) Darussalam Sampang yang dipimpin oleh K.H. Abu Ahmad M. Dhoveir Shah. Dalam kesempatan tersebut Mendikbud dan pimpinan ponpes Darussalam berdiskusi seputar budaya tertib dan kesantunan generasi muda.
Selain itu, Mendikbud juga berkunjung ke Pondok Pesantren Al Ihsan, Omben, Sampang asuhan K.H. Mahrus Malik. Pada kesempatan itu Mendikbud menerima pernyataan taisiyah alim ulama Sampang terkait pendidikan karakter.
Kunjungan kerja Mendikbud di Sampang kali ini juga diwarnai dengan diskusi bersama rekan media. Bertandang di kantor Radar Madura, Muhadjir menggulirkan ide-ide yang dapat dieksekusi bersama antara media dengan pemerintah dalam memajukan pendidikan.
"Bisa nggak bikin program bedah sekolah? Nanti kita garap bersama-sama. Komite sekolah bergerak bersama CSR perusahaan, atau alumni, nanti Kemendikbud bisa bantu menyediakan kekurangannya. Kalau bareng-bareng, saya yakin masalah bisa lebih cepat selesai," kata Mendikbud. (*)
Bagi Mendikbud, menghormati guru adalah mutlak. Disampaikannya, jika di pesantren hubungan murid dengan guru itu berpedoman pada kitab Ta'lim Muta'allim. Di sekolah juga harus diatur hubungan guru dengan murid yang lebih baik.
"Menghargai dan menghormati guru sama dengan menghargai dan menghormati kyai," tutur Mendikbud kepada para peserta upacara bendera SMA Negeri 1 Torjun, Sampang, Senin (12/2/2018).
Sebelum menutup arahannya, guru besar Universitas Negeri Malang ini berpesan agar para siswa dapat mengoptimalkan waktu mudanya untuk menyiapkan masa depan. "Tidak ada pilihan lain bagi kamu semua untuk belajar keras, bersungguh-sungguh, dan bermimpi tinggi. Hari ini belajar, besok menjadi pemimpin," ujar Menteri Muhadjir.
Perbaiki Ekosistem Pendidikan
Usai upacara bendera, Mendikbud mengunjungi rumah almarhum guru SMA Negeri 1 Torjun, Ahmad Budi Cahyanto. Kepada keluarga almarhum, Muhadjir menyampaikan belasungkawa mendalam dan menyerahkan bantuan, serta menyampaikan langsung janji pemerintah untuk memberikan beasiswa pendidikan kepada anak di dalam kandungan istri almarhum.
Dalam kesempatan tersebut Muhadjir menitipkan pesan kepada semua pihak, khususnya media, agar dapat bersikap arif dalam menyikapi kasus yang melibatkan guru dan siswa. Ditegaskannya, insiden antara guru dan murid yang terpublikasi di media sosial memang memprihatinkan. Kendati demikian, insiden tersebut jangan digeneralisir.
Muhadjir juga menyampaikan upaya pemerintah melakukan penguatan Tripusat Pendidikan (keluarga, sekolah, masyarakat), dan memperbaiki hubungan antarpemangku kepentingan.
"Ke depan kita akan kaji ulang tata hubungan antara murid dengan guru, guru dengan murid, guru dengan orang tua murid, akan dikaji ulang untuk memastikan tata hubungan yang lebih baik," ungkapnya kepada awak media.
Terkait perlindungan pada guru dan tenaga kependidikan, Muhadjir mengatakan bahwa selain undang-undang, Kemendikbud juga telah menerbitkan peraturan menteri yang mengatur perlindungan pada tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.
"Kita kedepankan azas praduga tak bersalah dan menyerahkan penanganan kasus ini kepada penegak hukum agar ditangani sesuai aturan perundangan yang berlaku," ujarnya.
Penguatan Pendidikan Karakter di Madura
Jelang siang, Mendikbud bertemu dengan Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah di Sampang. Kembali ia tegaskan perlunya keteladanan dari para guru untuk menyukseskan pendidikan karakter. Menurut Muhadjir, untuk dapat menjadi pendidik, seorang guru harus dapat memberi teladan, inspirasi, dan memberikan semangat sesuai ajaran Ki Hajar Dewantara.
"Kita benahi satu-satu masalah yang rumit ini. Termasuk mengenai ketersediaan guru di sekolah. Kita harap masalah kekurangan guru dapat segera diatasi secara bertahap," ujarnya disambut gembira para peserta.
Didampingi Direktur Pembinaan SMA dan Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Pertama (SMP), Mendikbud bersilaturahmi ke Pondok Pesantren (ponpes) Darussalam Sampang yang dipimpin oleh K.H. Abu Ahmad M. Dhoveir Shah. Dalam kesempatan tersebut Mendikbud dan pimpinan ponpes Darussalam berdiskusi seputar budaya tertib dan kesantunan generasi muda.
Selain itu, Mendikbud juga berkunjung ke Pondok Pesantren Al Ihsan, Omben, Sampang asuhan K.H. Mahrus Malik. Pada kesempatan itu Mendikbud menerima pernyataan taisiyah alim ulama Sampang terkait pendidikan karakter.
Kunjungan kerja Mendikbud di Sampang kali ini juga diwarnai dengan diskusi bersama rekan media. Bertandang di kantor Radar Madura, Muhadjir menggulirkan ide-ide yang dapat dieksekusi bersama antara media dengan pemerintah dalam memajukan pendidikan.
"Bisa nggak bikin program bedah sekolah? Nanti kita garap bersama-sama. Komite sekolah bergerak bersama CSR perusahaan, atau alumni, nanti Kemendikbud bisa bantu menyediakan kekurangannya. Kalau bareng-bareng, saya yakin masalah bisa lebih cepat selesai," kata Mendikbud. (*)