Mendikbud Tak Sangka Siswa SMAN 2 Kota Padang Memiliki Karakter Luar Biasa 09 Februari 2018 ← Back
Padang, Kemendikbud — Pagi hari di tanah Minang yang kaya akan nilai-nilai budayanya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy, singgah ke sebuah sekolah di Jalan Manggis nomor 39 Kota Padang, Sumatra Barat. Di bawah papan nama sekolah dengan tulisan SMA Negeri 2 Kota Padang, Mendikbud Muhadjir pun disambut hangat oleh kepala sekolah serta para guru dan tenaga kependidikan di sekolah tersebut.
Memasuki hijaunya halaman sekolah, sudah tampak ratusan siswa duduk dengan rapi menantikan sosok pembantu Presiden dalam urusan pendidikan dan kebudayaan di negeri ini. Dalam hati mereka tersirat rasa bangga karena sekolahnya dikunjungi oleh seorang pejabat tinggi negara. Namun, apa yang tersirat di hati Mendikbud Muhadjir Effendy melihat siswa-siswa itu?
Tak lama setelah sekapur sirih dari beberapa orang penting di daerah itu, kini giliran Mendikbud yang menaiki podium untuk menyapa dan memberikan nasihat kepada semua warga sekolah. Uniknya, Mendikbud tidak langsung memberikan sambutan formal seperti biasanya, kini dia mengawalinya dengan membacakan selawat untuk Nabi Muhammad SAW.
Bagi sebagian besar siswa di sekolah itu, selawat tersebut terdengar asing di telinga mereka. Namun, ada beberapa siswa yang tampak bergumam mengikuti alunan selawat yang diistilahkan Mendikbud Muhadjir sebagai ‘selawat zaman sekarang’.
Selesai berselawat, Mendikbud Muhadjir menantang para siswa untuk maju ke podium membacakan ‘selawat zaman sekarang’ itu. Empat orang siswa pemberani pun berdiri di podium dan tak menunggu waktu lama mereka pun membacakan selawat tersebut dengan fasih.
Hentak siswa-siswa lain pun mengikuti alunan selawat keempat orang siswa tersebut, terdengar indah nan merdu suara mereka pagi itu. Raut wajah bangga dari seorang Mendikbud Muhadjir pun memancar melihat anak-anak yang memiliki karakter religius yang sangat luar biasa di sekolah itu, terlebih lagi sebuah sekolah negeri.
Setelah itu, Mendikbud pun memberikan tantangan kedua dengan syarat siswa adalah hafiz Al-Quran. Hal menakjubkan pun kembali terjadi, puluhan siswa hafiz Al-Quran pun berdiri dihadapan Mendikbud Muhadjir, mulai dari yang hapal satu juz hingga belasan juz.
Tantangan kali ini adalah melanjutkan ayat-ayat yang dibacakan oleh Mendikbud Muhadjir. Lantas dia pun membacakan beberapa ayat di Surat Al-Baqarah. Setelah selesai, giliran para siswa melanjutkannya dan tak menunggu lama mereka pun serentak bersama-sama melantunkan kelanjutan ayat suci nan indah itu hingga Mendikbud menyuruh berhenti.
Rasa sumringah seorang Mendikbud Muhadjir kembali terpancar melalui senyuman manis melihat siswa-siswa yang dengan lancar membacakan ayat suci Al-Quran itu. Dia pun berpesan kepada sekolah agar terus mendukung dan memfasilitasi mereka menjadi qari dan qariah.
Mendikbud Muhadjir juga berpesan kepada siswa non Islam untuk membaca kitab-kitab suci sesuai kepercayaan mereka. Pada dasarnya, setiap agama mengajarkan untuk memiliki karakter yang baik dalam menjalani kehidupan di dunia ini.
Waktu pun terasa berjalan dengan cepat, tiba saatnya bagi Mendikbud Muhadjir untuk meninggalkan sekolah dengan segudang talenta para siswanya itu. Namun sebelum meninggalkan tempat, dia menyempatkan diri berada di tengah-tengah ratusan siswa untuk berswafoto. Semua gembira, semua ceria, semua pun bahagia. (Agi Bahari).
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 1783 kali
Editor :
Dilihat 1783 kali