Kembangkan Bakat dan Minat Siswa dalam Penguatan Pendidikan Karakter  08 Maret 2018  ← Back

 
 
Denpasar, Kemendikbud --- Pengembangan bakat dan minat siswa yang beragam dapat difasilitasi melalui berbagai kegiatan dalam program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Salah satunya seperti yang diterapkan di SMP Negeri 7 Denpasar, Bali, yang memiliki sekitar 30 kegiatan ekstrakurikuler di berbagai bidang.
 
"Kita memfasilitasi kegiatan-kegiatan yang mengembangkan bakat siswa, baik di bidang akademik maupun non akademik," ujar Kepala SMPN 7 Denpasar, Titik Wahyani, Gedung SMPN 7 Denpasar, Rabu (7/3/2018).
 
Ekstrakurikuler Matematika dan Bahasa Inggris adalah salah satu ekstrakurikuler di bidang akademik di SMPN 7 Denpasar. Kemudian untuk ekstrakurikuler non-akademik dibagi menjadi dua jenis, yakni olahraga dan seni. Ekstrakurikuler olahraga antara lain basket, voli, dan taekwondo, sedangkan ekstrakurikuler seni antara lain menari, menabuh (alat musik tradisional Bali), paduan suara, dan tari modern. Selain itu, SMPN 7 Denpasar juga sudah menerapkan kebijakan yang mewajibkan siswa mengikuti ekstrakurikuler Pramuka. 
 
Titik mengatakan, siswa SMPN 7 Denpasar  sangat menyenangi kegiatan PPK di sekolah. Terbukti, meski kegiatan belajar-mengajar di sekolah sudah selesai, sebagian besar siswa tidak langsung pulang, melainkan beraktivitas di sekolah hingga sore hari. "Anak-anak dari jam tujuh pagi sudah di sekolah. Lalu belajar tujuh mata pelajaran sampai jam 12.30. Kemudian anak-anak ada yang kerja kelompok di sekolah atau ikut kegiatan ekskul, jadi rata-rata mereka pulang jam setengah empat sore," tuturnya.
 
Tidak hanya belajar akademik dan kegiatan ekstrakurikuler, siswa SMPN 7 Denpasar juga wajib mengikuti kegiatan keagamaan sesuai dengan salah satu nilai utama PPK, yaitu religius. Setelah kedatangan siswa pada pukul 7 pagi, semua warga sekolah bergotong royong membersihkan sekolah, lalu dilanjutkan dengan sembahyang atau berdoa bersama.
 
"Meskipun mayoritas Hindu, kami betul-betul memfasilitasi siswa sesuai dengan agamanya. Yang Hindu berkumpul, sembahyang bersama, yang muslim berdoa bersama dan membaca salawat, yang Kristen dan Budha juga berkumpul dengan membaca kitab sucinya masing-masing," tutur Titik.
 
Penerapan PPK di SMPN 7 Denpasar juga sudah melibatkan orang tua dan masyarakat atau lingkungan sekitar, sehingga Tripusat Pendidikan saling mendukung. "Hubungan kami dengan orang tua siswa akrab sekali. Apalagi banyak orang tua siswa yang dulu bersekolah di sini," kata Titik.
 
Ia menambahkan, sekolah yang dipimpinnya bertetangga dengan SMA Negeri 4 Denpasar, sehingga kedua sekolah tersebut kerap melakukan kegiatan bersama untuk PPK. "Hubungan kami dengan SMAN 4 (Denpasar) sering ada kerja sama. Misalnya karena kami tidak punya arena panjat tebing, jadi anak-anak kami sering latihan gabungan dengan SMAN 4 yang punya fasilitas itu," ujarnya.
 
Ni Komang Putri Ayu Anggreni, siswa kelas IX SMPN 7 Denpasar mengatakan, kegiatan literasi juga diterapkan di sekolahnya sebagai bagian dari PPK. Setiap pagi sebelum pelajaran dimulai, siswa akan membaca buku selama 15 menit. "Kadang juga mendengarkan cerita dari guru tentang pendidikan karakter atau cerita rakyat yang mengandung nilai moral," tutur Anggreni. (Desliana Maulipaksi)
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 3467 kali