Anak Indonesia, Anak GENIUS  24 Juli 2018  ← Back

Pasuruan (23/7) -- Puncak perayaan Hari Anak Nasional (HAN) 2018 diselenggarakan di Kebun Raya Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur. Ribuan anak bergembira merayakan HAN yang diperingati setiap 23 Juli. Meski tidak dihadiri Presiden, namun tidak menyurutkan semangat anak-anak untuk beraktivitas dalam arena bermain dan belajar yang telah disiapkan. Disambut tari Gandrung Banyuwangi dan Reog Ponorogo, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise didampingi Gubernur Provinsi Jawa Timur, Soekarwo larut dalam kegembiraan merayakan HAN bersama anak-anak perwakilan dari seluruh Indonesia.
 

“Atas nama Pemerintah Indonesia, saya mengucapkan selamat merayakan Hari Anak Nasional 2018 kepada seluruh anak-anak Indonesia. Untuk anak-anakku tercinta, kalian adalah masa depan bangsa. Manfaatkan untuk belajar dan bermain. Persiapkanlah diri kalian dalam menyongsong masa depan yang sukses untuk Indonesia yang lebih maju. Jadilah anak Indonesia yang berkualitas dan berakhlak mulia,” tutur Menteri PPPA, Yohana Yembise di Pasuruan, Senin (23/7).

 

Menteri Yohana berharap momentum peringatan HAN 2018 dapat menggugah dan meningkatkan kepedulian setiap individu, orang tua, keluarga, masyarakat, dunia usaha, organisasi masyarakat, media massa, dan anak serta pemerintah pusat dan daerah akan pentingnya peran, tugas, dan kewajiban masing-masing dalam memberikan perlindungan dan pemenuhan hak anak. Oleh karena itu, HAN harus dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia, bahkan sampai ke tingkat desa.

“Kita harus mengutamakan kepentingan terbaik bagi anak. HAN merupakan hari yang sepenuhnya menjadi milik anak Indonesia sehingga setiap anak Indonesia memiliki kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri dalam berbagai kegiatan positif. Itulah sebabnya, pada peringatan HAN 2018, anak-anak tidak hanya menjadi peserta, tetapi sekaligus menjadi pelaku utama kegiatan ini. Kita patut mengapresiasi keberanian, semangat, dan partisipasi mereka,” tambah Menteri Yohana.

Meskipun telah banyak kebijakan, program, dan kegiatan yang dilakukan dalam upaya meningkatkan perlindungan dan pemenuhan hak anak, tetapi sampai saat ini masih banyak permasalahan yang dihadapi. Maraknya kekerasan terhadap anak, anak berkebutuhan khusus yang belum terpenuhi haknya, maraknya anak yang dijadikan sebagai pelaku terorisme, dan pengedar narkoba, informasi yang belum ramah anak, mudahnya anak mengakses pornografi, dan sebagainya. Mengingat berbagai permasalahan tersebut, maka tema yang diangkat pada HAN 2018 adalah Anak Indonesia - Anak GENIUS sebagai singkatan dari anak yang Gesit – Empati – BeraNI – Unggul – dan Sehat.



Untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi bangsa ini, maka anak Indonesia haruslah anak yang gesit dalam bertindak dan berpikir, punya rasa empati atau keinginan untuk menolong sesama, turut merasakan apa yang orang lain rasakan, menghargai perbedaan dan membangkitkan semangat persatuan, berani dalam bertindak, unggul di bidangnya masing-masing karena setiap anak adalah istimewa, dan tentunya semua anak Indonesia adalah anak yang sehat.

Melalui anak GENIUS diharapkan akan meningkatkan ketahanan diri anak untuk mampu membentengi diri dari berbagai tantangan dan perlakuan negatif yang banyak menghadang gerak langkahnya sehingga mampu mewujudkan generasi penerus yang berkualitas. Karena ketahanan diri anak menjadi salah satu strategi untuk meningkatkan perlindungan anak.

Perwakilan seluruh anak Indonesia membacakan Suara Anak Indonesia 2018, yaitu:


Kami anak Indonesia menyatakan

1. Mendukung pemerintah untuk membuat regulasi terkait musrenbang anak tingkat daerah dan merealisasikan hasil musrenbang anak tersebut;

2. Mudahkan akses pelayanan akta kelahiran di daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T);
 
3. Mengajak keluarga Indonesia untuk meningkatkan pengasuhan terhadap anak dan pengawasan terhadap tayangan yang tidak layak anak;

4. Memohon pemerintah menyelaraskan peraturan perundang-undangan mengenai batas minimal usia perkawinan;
 
5. Forum Anak bersama Pemerintah berkomitmen untuk membatasi penggunaan plastik sekali pakai dan mendayagunakan sampah plastik untuk di daur ulang di Indonesia;
 
6. Menolak segala bentuk perundungan di sekolah lingkungan masyarakat, dan media sosial;

7. Memohon kepada Pemerintah untuk menyediakan fasilitas peningkatan kebudayaan agar anak Indonesia dapat melestarikan nilai budaya;

8. Mendukung Pemerintah menerapkan wajib belajar 12 tahun dan mengoptimalkan anggaran Pemerintah serta mempermudah sistem masuk sekolah;

9. Memohon kepada pemerintah untuk pemerataan fasilitas bagi anak berkebutuhan khusus agar dapat mengurangi diskriminasi;
 
10. Forum Anak, masyarakat, dan pemerintah bekerja sama untuk menunjang masa depan anak berhadapan dengan hukum.

Sebelumnya, Jumat sore (20/7), di Istana Merdeka, Presiden Joko Widodo mengajak ratusan anak bernyanyi, bermain, serta menonton film anak bersama. Kegiatan bertajuk "Bermain, Berdendang, dan Berimajinasi Bersama Anak" ini Presiden bersama Ibu Negara dan juga anak-anak mendengarkan lagu dari pemenang Lomba Cipta Lagu Anak (LCLA) 2018. Kegiatan yang diselenggarakan Badan ekonomi Kreatif ini diadakan untuk kembali menyemarakkan lagu anak Indonesia yang tengah redup.

Kepala Negara berpesan agar anak-anak tidak melulu disibukkan dengan gawainya masing-masing dan mengutamakan pergaulan dengan teman-teman sebaya. "Anak-anak jangan lupa bermain dengan teman-teman dan tetangga," ujarnya. (*)

Disiapkan oleh Kementerian PPPA dan Tim Komunikasi Pemerintah Kementerian Kominfo


Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 3936 kali