Etika Berinteraksi dengan Penyandang Disabilitas  15 Oktober 2018  ← Back

-

#SahabatDikbud, #AsianParaGames2018 memang telah usai, tetapi semangat ramah disabilitas wajib kita teruskan! Asian Para Games tidak hanya memberikan kita pelajaran tentang makna perjuangan tanpa batas dalam berprestasi, tetapi juga mengenai nilai-nilai kesetaraan yang patut dijunjung bersama.

Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2018, negara menjamin kelangsungan hidup setiap warga negara dan mewujudkan kesamaan hak dan kesempatan bagi penyandang disabilitas tanpa deskriminasi. Dengan demikian cita-cita #IndonesiaRamahDisabilitas bisa terwujud. Tidak hanya dukungan infrastruktur, untuk mewujudkan Indonesia yang ramah pada disabilitas penting juga menjaga sikap dan etika kita dalam berinteraksi dengan penyandang disabilitas.
Berikut kami sajikan tips interaksi yang beretika dengan penyandang disabilitas dari Kementerian Sosial.

Jangan lupa "salam dan sapa" ketika memulai interaksi dengan penyandang disabilitas sensorik netra. Kemudian, dalam berinteraksi dengan penyandang disabilitas fisik, yang terpenting adalah menanyakan terlebih dahulu apakah mereka memerlukan bantuan atau tidak. Jika memang memerlukan bantuan, hendaklah komunikasikan segala bentuk bantuan apa yang dibutuhkan.

Jika #SahabatDikbud berinteraksi dengan penyandang disabilitas rungu wicara, gunakanlah bahasa tubuh/mimik/gestur/ekspresi yang jelas. Jika diperlukan, bisa juga menggunakan alat tulis.
Untuk berinteraksi dengan penyandang disabilitas mental, hendaknya menggunakan bahasa-bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Selanjutnya, jangan lupa tersenyum dan ramah ketika #SahabatDikbud berbicara dengan penyandang disabilitas intelektual.