Gelar Tari Anak Indonesia Dukung Penguatan Pendidikan Karakter  08 Oktober 2018  ← Back


Jakarta, Kemendikbud --- Penguatan Pendidikan Karakter menjadi salah satu program prioritas dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang memiliki empat dimensi, yaitu olah rasa, olah raga, olah pikir dan olah hati. Aktivitas budaya adalah salah satu kegiatan yang mendorong anak-anak dalam olah rasa. Melalui Direktorat Kesenian, Kemendikbud menyelenggarakan Gelar Tari Anak Indonesia untuk mendukung pelaksanaan program prioritas Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).

Direktur Kesenian Restu Gunawan mengatakan, Gelar Tari Anak Indonesia diselenggarakan untuk melihat aktualisasi dari penguatan pendidikan karakter melalui seni. “Jadi olah rasa itu kan sangat penting. Jadi ini sebenarnya ingin mengajak anak-anak berkreasi dengan basis budayanya masing-masing, juga dengan kreativitasnya, olah tubuh, dan lain-lain. Semua ditampilkan di sini,” katanya usai penutupan Gelar Tari Anak Indonesia 2018 di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, Jumat (5/10/2018).

Terkait seni dan pendidikan karakter, Restu menyampaikan pesan untuk para peserta dan guru pendamping. Kepada para peserta, ia berpesan agar mereka tetap berkesenian dan melanjutkan latihan tari di daerahnya masing. "Tunjukkan kemampuan kalian dalam mengelola seni," ujarnya. Kemudian kepada para guru pendamping, ia mengajak agar mereka bisa ikut mendukung dan menggalakkan gerakan mencintai budaya pada anak didiknya sebagai bagian dari pendidikan karakter. "Indonesia punya harapan besar melahirkan anak-anak cerdas berkarakter yang memiliki kemampuan olah rasa yang tinggi melalui seni," tuturnya.

Ekspresi seni, baik sebagai manifestasi personal maupun  realisasi nilai kolektif, adalah bentuk-bentuk pemberdayaan masyarakat kesenian, untuk menunjukkan bahwa kreasi seni secara dinamis selalu  melakukan penyesuaian dan transformasi pengalaman individu di tengah perubahan sosial. Ekspresi seni juga harus diinkulturasikan sejak dini, sejak masa anak-anak. Untuk itulah diselenggarakan Gelar Tari Anak Indonesia sebagai salah satu usaha membangun jati diri dan karakter bangsa sejak masa anak-anak.

Menurut Restu, selama ini dalam media budaya lain, anak-anak kerap dipaksa tampil seperti orang dewasa. Dalam Gelar Tari Anak Indonesia, anak-anak tampil sesuai dengan usianya dengan menggali kearifan lokal dari daerahnya masing-masing. “Digarap oleh seorang koreografer kemudian ditampilkan di sini. Makanya kita ada lokakarya juga sebelum ini. Jadi penata musik, penata tari, penata kostum itu ada lokakarya dulu supaya kita mempunyai  standar yang seimbang,” tuturnya.

Gelar Tari Anak 2018 diselenggarakan pada tanggal 2 s.d. 6 Oktober 2018 di Istana Anak-anak Indonesia, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, dan diikuti 26 komunitas terpilih yang mewakili 26 provinsi. Sebanyak lima provinsi yang masing-masing diwakili lima komunitas budaya berhasil meraih apresiasi Grup Penyaji Terpilih dalam Gelar Tari Anak Indonesia 2018. Kelima provinsi tersebut adalah Daerah Istimewa Yogyakarta (Sanggar Tari Amrih Langkip), Kalimantan Barat (Sanggar Borneo Tarigas), Jawa Timur (Sanggar Mator Dance Studio), Riau (Sanggar Seni Terusan Kasih), dan Sumatra Barat (SD Swasta Al Azhar Bukit Tinggi). Apresiasi Grup Penyaji Terpilih merupakan satu dari lima kategori utama dalam Gelar Tari Indonesia 2018. Keempat kategori lainnya adalah Penari Terpilih (10 provinsi), Koreografer Terpilih (5 provinsi), Penata Musik Terpilih (5 provinsi), dan Penata Rias dan Busana Terpilih (5 provinsi). Sehingga secara total terdapat 30 penghargaan yang diberikan dalam Gelar Tari Anak Indonesia 2018. (Desliana Maulipaksi)
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 1380 kali