Kemendikbud Berupaya Entaskan Kekurangan Gizi Pada Anak Sekolah  17 Oktober 2018  ← Back

Jakarta, Kemendikbud --- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah melaksanakan program PMT-AS (Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah) sejak tahun 2010. Program ini bertujuan untuk meningkatkan asupan gizi siswa TK dan SD terutama di daerah terpencil. Pemberian makanan tambahan ini dimaksudkan untuk memenuhi 10-20 persen kebutuhan kalori dan protein siswa.

“Makanan yang disajikan, selain harus aman juga harus disesuaikan dengan selera lokal. Bahan baku makanan yang disajikan berasal dari petani lokal. Artinya program ini bukan hanya bertujuan untuk meningkatkan gizi anak, melainkan juga meningkatkan perekonomian lokal," ungkap Sekretaris Jenderal (Sesjen) Kemendikbud, Didik Suhardi, pada kegiatan seminar yang diselenggarakan Southeast Asian Ministers of Education Regional Centre for Food and Nutrition (SEAMEO RECFON) dalam rangka memperingati Hari Pangan Sedunia, di kantor Kemendikbud, Jakarta, Selasa (16/10).

Sejak tahun 2015 pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mengadopsi Agenda Pembangunan Berkelanjutan termasuk 17 Tujuan Agenda Berkelanjutan (SDGs) di tahun 2030. Tujuan ini dibangun sebagai kelanjutan dari Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) yaitu mengentaskan segala bentuk kemiskinan, mencapai kesejahteraan untuk pembangunan masyarakat. Hal ini, menurut Didik, selaras dengan Nawa Cita Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam rangka meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.

“Menurut laporan Indeks kelaparan global pada 2017, negara-negara di Asia Tenggara masih mengalami rawan pangan dimana anak-anak menjadi salah satu kelompok yang merasakan dampak buruk terbesar. Kekurangan gizi dapat membahayakan tumbuh kembang anak terlebih mempengaruhi prestasi belajar di sekolah," ujar Didik.

Program Gizi Anak Sekolah

Program PMTAS pada 2016 mengalami penyempurnaan dan dikenal dengan PROGAS (Program Gizi Anak Sekolah). Program baru ini melibatkan kerja sama antara Kemendikbud dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang bertujuan untuk meningkatkan asupan gizi siswa melalui pengawasan makanan sekolah, meningkatkan pengetahuan siswa mengenai gizi, meningkatkan kesadaran akan kebersihan dan kesehatan siswa sekaligus meningkatkan kecenderungan untuk memilih makanan lokal serta partisipasi masyarakat dalam menggunakan dan menyediakan bahan pangan lokal.

Pada tahap pertama di tahun 2017, PROGAS dilakukan dalam bentuk pengawasan terhadap penyediaan sarapan. Sarapan ini disiapkan oleh para guru dan orangtua dengan bantuan dari para petani lokal.

“Pada 2018, program ini memasukkan pendidikan gizi untuk para guru. Para guru yang telah dilatih nantinya diharapkan mampu menyampaikan pendidikan gizi seimbang kepada siswa. Dengan bekerja sama dengan SEAMEO RECFON, kami dapat menentukan kebutuhan nutrisi apa yang dibutuhkan setiap siswa serta kemudian merekomendasikan makanan lokal yang tersedia untuk memenuhinya," jelas Didik Suhardi.

Di samping PROGAS, saat ini Kemendikbud juga mendukung program keadaan darurat gizi. Seperti halnya beberapa negara Asia Tenggara lainnya yang rawan terhadap bencana alam, Indonesia harus membangun ketahanan terhadap dampak negatif bencana alam terhadap prestasi sekolah anak dan tumbuh kembang mereka. SEAMEO REFCON bekerja sama dengan Himpunan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (HIMPAUDI) dalam menyampaikan pesan kepada para orang tua agar mengoptimalkan gizi anak dan perawatan keadaan jiwa anak pasca bencana. "Hal ini membutuhkan partisipasi seluruh komponen masyarakat termasuk penggabungan sumber daya yang dimiliki pemerintah pusat dan pemerintah daerah," kata Sesjen Didik.

Kreativitas Kelola Pangan

Dalam rangka memperingati Hari Pangan Sedunia yang jatuh pada 16 Oktober, Southeast Asian Ministers of Education Regional Centre for Food and Nutrition (SEAMEO RECFON) menyelenggarakan serangkaian acara dengan tajuk “Celebrating World Food Day 2018: Innovations to Accelerate Zero Hunger” yang terdiri dari The 2nd Youth CREATION (Creativity for Health and Nutrition), SEAMEO RECFON Award for Community Health Worker, SEAMEO RECFON Award on Partnership on Nutrition Program. Rangkaian acara ini diikuti oleh para peserta yang berasal baik dari dalam negeri maupun manca negara dengan berbagai latar belakang, di antaranya pemangku kebijakan, akademisi, NGO, penyuluh kesehatan, guru, siswa. Rangkaian kegiatan ditutup dengan seminar yang dilaksanakan di Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Direktur SEAMEO RECFON, Muchtaruddin Mansyur menjelaskan bahwa tujuan pelaksanaan kegiatan ini yaitu untuk meningkatkan partisipasi masyarakat sebagai penyuluh kesehatan dan gizi, meningkatkan partisipasi aktif guru dan murid sebagai agen perubahan di sekolah serta kerja sama antara pemerintah dan akademisi untuk memberdayakan masyarakat sekitar.

“Saya berterima kasih kepada para finalis Youth CREATION (Creativity for Health and Nutrition), SEAMEO RECFON Award for Community Health Worker, SEAMEO RECFON Award on Partnership on Nutrition Program. Saya berharap kegiatan ini dapat menjadi kebijakan kemitraan untuk mengentaskan kelaparan di wilayah Asia Tenggara,” ujar Muchtaruddin. (*)

Jakarta, 17 Oktober 2018
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber : Siaran Pers BKLM, Nomor: 198/Sipres/A5.3/HM/X/2018

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 2168 kali