Lima Provinsi Raih Apresiasi Penyaji Terpilih dalam Gelar Tari Anak  06 Oktober 2018  ← Back


Jakarta, Kemendikbud --- Sebanyak lima provinsi yang masing-masing diwakili lima komunitas budaya berhasil meraih apresiasi Grup Penyaji Terpilih dalam Gelar Tari Anak Indonesia 2018. Kelima provinsi tersebut adalah Daerah Istimewa Yogyakarta (Sanggar Tari Amrih Langkip), Kalimantan Barat (Sanggar Borneo Tarigas), Jawa Timur (Sanggar Mator Dance Studio), Riau (Sanggar Seni Terusan Kasih), dan Sumatra Barat (SD Swasta Al Azhar Bukit Tinggi).

Apresiasi Grup Penyaji Terpilih merupakan satu dari lima kategori utama dalam Gelar Tari Indonesia 2018. Keempat kategori lainnya adalah Penari Terpilih (10 provinsi), Koreografer Terpilih (5 provinsi), Penata Musik Terpilih (5 provinsi), dan Penata Rias dan Busana Terpilih (5 provinsi). Sehingga secara total terdapat 30 penghargaan yang diberikan dalam Gelar Tari Anak Indonesia 2018. Gelar apresiasi tari anak tingkat nasional ini diselenggarakan pada tanggal 2 s.d. 6 Oktober 2018 di Istana Anak-anak Indonesia, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, dan diikuti 26 komunitas terpilih yang mewakili 26 provinsi.

Penampilan ke-26 komunitas tersebut diapresiasi oleh Tim Pengamat yang terdiri dari lima orang, yakni Frans Sartono (General Manager Bentara Budaya, Kompas Gramedia), Hartati (Ketua Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta), Matheus Wasi Bantolo (Seniman Tari, pengajar di Sekolah Tinggi Seni Indonesia Surakarta), M.J Florybertus Fonno (Seniman Tari, pengajar di Padepokan Bagong Kussudiardjo Yogyakarta), dan Anusirwan (pengajar di Institut Kesenian Jakarta). Mewakili Tim Pengamat, Hartati memberikan beberapa catatan saat mengumumkan hasil apresiasi Tim Pengamat dalam acara penutupan Gelar Tari Anak Indonesia 2018 di Istana Anak-Anak TMII, Jakarta, Jumat sore (5/10/2018).

Hartati mengatakan, salah satu hal yang diamati adalah bagaimana anak-anak bisa berekspresi dalam seni tari dan bisa menari sesuai dengan usia, kemampuan, dan imajinasi mereka sendiri. Ia mengapresiasi kemampuan grup penyaji dalam menyampaikan pesan melalui karya tari dan musik. "Dalam karya, pesan yang ingin disampaikan sudah bagus, tapi eksekusinya masih lemah," katanya. 
 
Karena itu ia menekankan pentingnya lokakarya sebelum pergelaran atau penampilan digelar. "Hasil dari lokakarya kemarin sangat luar biasa. Banyak yang berkembang luar biasa setelah mengikuti lokakarya. Kami pesan kepada Kemendikbud agar jangan dilupakan lokakarya ini. Harus tetap diadakan. Mungkin waktunya perlu diperpanjang lagi," tutur Hartati. 

Direktur Kesenian Kemendikbud, Restu Gunawan mengatakan, Gelar Tari Anak Indonesia 2018 diselenggarakan atas kerja sama antara pemerintah pusat (Kemendikbud) dengan pemerintah daerah. Sebelum grup penyaji tampil di tingkat nasional, mereka diseleksi terlebih dahulu oleh tim pengamat dari pemerintah daerahnya masing-masing. Gelar Tari Anak Indonesia 2018 diselenggarakan dengan pemikiran bahwa festival seni pertunjukan harus melibatkan khalayak yang lebih luas, berbasis komunitas, dan didukung sistem data yang kuat. Karena itulah pada kegiatan Gelar Tari Anak Indonesia sudah mulai diberlakukan sistem open call, walau masih terbatas. Sistem open call adalah sebuah sistem kurasi yang meminimalkan subjektivitas kedekatan pertemanan  atau nepotisme. Sistem open call diharapkan lebih  adil dan terbuka karena  bisa diikuti oleh semua pemangku kepentingan atau stakeholder, sehingga peluangnya lebih besar untuk mendapatkan wakil yang berkualitas dari suatu daerah.

Kepada para peserta, Restu berpesan agar mereka tetap berkesenian dan melanjutkan latihan tari di daerahnya masing. "Tunjukkan kemampuan kalian dalam mengelola seni," ujarnya. Kemudian kepada para guru pendamping, ia mengajak agar para guru bisa ikut mendukung dan menggalakkan gerakan mencintai budaya pada anak didiknya sebagai bagian dari pendidikan karakter. "Indonesia punya harapan besar melahirkan anak-anak cerdas berkarakter yang memiliki kemampuan olah rasa yang tinggi melalui seni," tuturnya. (Desliana Maulipaksi)

Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 1361 kali