P4TK Seni dan Budaya Gelar Kongres Nasional Guru Seni dan Budaya Indonesia  12 Desember 2018  ← Back

Sleman-Kemendikbud--Seniman mempunyai peranan besar dalam membangun karakter bangsa. "Gambar-gambar pahlawan nasional yang kita kenal sekarang ini merupakan hasil imajinasi seniman, sebelum ada foto atau kamera", demikian disampaikan Direktur Kesenian Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbud, Restu Gunawan, saat memberikan sambutan pada pembukaan Kongres Nasional Guru Seni dan Budaya Indonesia, di Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) Seni dan Budaya, di Sleman, DI Yogyakarta, Senin (10/12/2018).

Dengan demikian, menurut Restu, guru kesenian mempunyai peranan penting dalam membangun keindonesiaan. Saat ini, diungkapkan Restu, jumlah guru kesenian masih terbatas. Untuk mengatasi kekurangan guru kesenian tersebut, Direktorat Jenderal Kebudayaan menyelenggarakan program Seniman Masuk Sekolah. "Saat ini ada 1.320 seniman yang terlibat dalam program Seniman Masuk Sekolah" ujarnya. Restu menghimbau agar para peserta kongres dapat mengajak para seniman untuk bergabung dengan sanggar-sanggar seni. Dengan harapan dapat menghidupkan kesenian tradisional dan ditonton oleh generasi muda. Dengan demikian, kesenian tradisional tidak punah. Dikatakannya, tahun depan (tahun 2019) akan ada alokasi khusus untuk sanggar-sanggar kesenian."Dekatilah dinas pendidikan di daerah Ibu dan Bapak, sehingga ditahun 2020 dapat menerima alokasi khusus", pungkasnya.

Sementara itu, Gubernur DI. Yogyakarta, yang diwakili oleh Kepala Bidang PNFI, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Provinsi DI Yogyakarta, Mulyati Yuni Pratiwi, mengatakan peran guru seni dan budaya sangat penting dan strategis karena pelajaran seni dan budaya sangat signifikan dalam menunjang kegiatan kreasi dan apresiasi peserta didik. "Pelajaran seni dan budaya diberikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatannya terhadap kebutuhan perkembangan siswa", terangnya. Dia juga mengucapkan selamat datang dan selamat berkongres kepada para peserta. "Selamat menikmati Yogyakarta, dan semoga dapat kembali berkunjung", ujarnya.

Sementara itu, Kepala P4TK Seni dan Budaya, M.Muhajir, menyampaikan bahwa pembangunan jati diri dan martabat bangsa berada dipundak para guru seni dan budaya. "Dipundak Bapak Ibu guru akan melahirkan generasi muda yang punya jati diri bangsa", ujar Muhajir, yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala P4TK PKn dan IPS Malang. Guru seni dan budaya, diharapannya, agar mampu melahirkan generasi berprestasi dan mempunyai martabat kebangsaan. "Membangun guru seni budaya menjadikan bangsa Indonesia hebat dan menjaga martabat sebagai bangsa Indonesia", kata Muhajir.

Pembukaaan Kongres Nasional Guru Seni dan Budaya ditandai dengan pemukulan gong oleh Kepala P4TK Seni dan Budaya, bersama Direktur Kesenian Ditjen Kebudayaan, dan perwakilan Gubernur DI Yogyakarta, usai persembahan tari oleh mahasiswa mancanegara peserta program Darmasiswa.

Kongres Nasional Guru Seni dan Budaya Indonesia, yang diselenggarakan di P4TK Seni dan Budaya, Sleman, DI Yogyakarta, berlangsung pada 10 hingga 12 Desember 2018. Kongres ini diikuti 221 peserta, berasal dari perwakilan komunitas guru seni dan budaya jenjang SD/MI, SMP/MI, SMA/MA/SMK dari provinsi di seluruh Indonesia.

Kongres Nasional Guru Seni dan Budaya, yang pertama kali diselenggarakan ini mengangkat tema "Penguatan Eksistensi dan Makna Pendidikan Seni dan Budaya". Melalui kongres ini diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi untuk menguatkan eksistensi guru seni dan budaya maupun komunitas guru seni dan budaya, serta meningkatkan kualitas pendidikan seni dan budaya di sekolah.

Berbagai praktisi dan akademisi
tampil sebagai pembicara dalam kongres ini, antara lain, Dr. Bambang Hudayana, MA, Universitas Gajah Mada; Prof. Ki Supriyoko, Universitas Tamasiswa Yogyakarta; Dr. R. Chaerul Slamet, Institut Seni Indonesia, Yogyakarta; Prof. Suminto A. Sayuti, MA., Universitas Negeri.Yogyakarta; Dr. Hajar Pamadi, MA., Universitas Negeri Yogyakarta; Dr. Toto Sugiarto Arifin, M.Hum., Politeknik Seni Yogyakarta. Bertindak sebagai moderator dalam sesi panel diskusi adalah Dr. Ir. Ahmad Rizali dan Dr. Darmaningtyas.





Sleman, 11 Desember 2018
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber : Siaran Pers BKLM, Nomor: 259/A5.3/Sipres/XII/2018

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 2748 kali