Kemendikbud Rayakan Hari Film Nasional Ke-69 dengan Beragam Acara 28 Maret 2019 ← Back
Jakarta, Kemendikbud --- Dalam rangka mengenang 69 tahun sejarah perfilman nasional, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyelenggarakan beragam acara untuk memperingati Hari Film Nasional (HFN) tahun 2019, yang dimulai hari ini, Kamis, 28 Maret hingga Sabtu, 30 Maret, di kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta.
“Anak-anak ku para siswa, guru, serta bapak dan ibu para pegiat perfilman, hari ini kita ingin mengenang pada tahun 1950 atau 69 tahun yang lalu bangsa Indonesia menorehkan sejarah untuk pertama kalinya pembuatan film yang diproduksi oleh anak bangsa, yakni Bapak Usmar Ismail. Beliau adalah Bapak Perfilman Indonesia,” tutur Sekretaris Jenderal, Kemendikbud, Didik Suhardi, pada pembukaan rangkaian acara perayaan HFN, di kantor Kemendikbud, Jakarta, Kamis (28/3/2019).
Semangat yang diberikan oleh Bapak Usmar Ismail, kata Didik, mendorong para pelaku perfilman untuk terus berkarya memproduksi lebih banyak lagi film-film Indonesia. “Alhamdulillah sekarang film Indonesia sudah banyak diproduksi dan bagus-bagus. Saya berharap kita semua mencintai, menggemari, dan menyosialisasikannya, serta jangan lupa menonton film-film Indonesia,” pesan Didik.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, pada pembukaan rangkaian acara perayaan HFN tahun ini, Kemendikbud memberikan hadiah berupa kamera DSLR kepada para siswa yang berhasil menjawab pertanyaan tentang perfilman Indonesia. Ada empat pertanyaan yang disampaikan Sesjen Kemendikbud kepada siswa dalam kuis tersebut, yakni: 1) apa judul film pertama kali diproduksi di Indonesia? 2) siapa sutradara film Darah dan Doa? 3) siapa salah satu pameran dalam film Darah dan Doa? 4) pada tanggal berapa puncak peringatan Hari Film Nasional?
Empat siswa yang berhasil menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah Bey Harjun Sugiono (Bey) dari SMA Negeri 41 Jakarta, Jihad Bangsawan (Ben) dari SMA Negeri 28 Jakarta, Ratu Anza dari SMK PB Soedirman, dan Revanisa Yudistira. “Dengan kamera ini diharapkan adik-adik dapat belajar memanfaatkan kamera selain untuk berfoto, tetapi juga bisa untuk merekam video, sehingga dapat berlatih membuat film singkat,” terang Didik.
Didik mengatakan, semakin banyak pegiat perfilman memproduksi film dapat meningkatkan perekonomian Indonesia. “Dengan semakin banyaknya film yang diproduksi, secara otomatis dapat menumbuhkan tenaga kerja. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di bidang perfilman, Kemendikbud sudah membuka jurusan perfilman di SMK sejak tahun lalu,” ucapnya.
Dengan adanya jurusan tersebut, Didik berharap, kebutuhan tenaga kerja bidang perfilman dapat diisi oleh anak-anak Indonesia. “Alhamdulillah dengan adanya Pusat Pengembangan Perfilman, dapat membantu memfasilitasi siswa atau masyarakat yang punya minat untuk mendalami bidang perfilman mulai dari penyutradaraan, penulisan skenario, hingga produser film. Di pusat tersebut juga ada kursus yang bisa diikuti oleh para pemuda yang ingin mendalami dunia perfilman,” jelasnya.
Tujuan peringatan HFN yang tertuang dalam Surat Keputusan Presiden Nomor 25 tahun 1999 adalah upaya meningkatkan kepercayaan diri, motivasi, dan kreativitas para insan film Indonesia, serta untuk meningkatkan prestasi yang mampu mengangkat derajat film Indonesia secara regional, nasional, dan internasional.
Peringatan HFN tahun 2019, antara lain, diisi dengan pemberian apresiasi kesetiaan, bincang film, pameran sejarah perfilman, sinema klasik, bedah buku, pameran wadrobe dan properti film, workshop perfilman, pemutaran film Indonesia, kelas inspirasi sinema, hiburan, meet and great dengan insan perfilman, serta kampanye film.
Jakarta, 28 Maret 2019
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Laman:www.kemdikbud.go.id
Sumber : Nomor: 112/Sipres/A5.3/III/2019
“Anak-anak ku para siswa, guru, serta bapak dan ibu para pegiat perfilman, hari ini kita ingin mengenang pada tahun 1950 atau 69 tahun yang lalu bangsa Indonesia menorehkan sejarah untuk pertama kalinya pembuatan film yang diproduksi oleh anak bangsa, yakni Bapak Usmar Ismail. Beliau adalah Bapak Perfilman Indonesia,” tutur Sekretaris Jenderal, Kemendikbud, Didik Suhardi, pada pembukaan rangkaian acara perayaan HFN, di kantor Kemendikbud, Jakarta, Kamis (28/3/2019).
Semangat yang diberikan oleh Bapak Usmar Ismail, kata Didik, mendorong para pelaku perfilman untuk terus berkarya memproduksi lebih banyak lagi film-film Indonesia. “Alhamdulillah sekarang film Indonesia sudah banyak diproduksi dan bagus-bagus. Saya berharap kita semua mencintai, menggemari, dan menyosialisasikannya, serta jangan lupa menonton film-film Indonesia,” pesan Didik.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, pada pembukaan rangkaian acara perayaan HFN tahun ini, Kemendikbud memberikan hadiah berupa kamera DSLR kepada para siswa yang berhasil menjawab pertanyaan tentang perfilman Indonesia. Ada empat pertanyaan yang disampaikan Sesjen Kemendikbud kepada siswa dalam kuis tersebut, yakni: 1) apa judul film pertama kali diproduksi di Indonesia? 2) siapa sutradara film Darah dan Doa? 3) siapa salah satu pameran dalam film Darah dan Doa? 4) pada tanggal berapa puncak peringatan Hari Film Nasional?
Empat siswa yang berhasil menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah Bey Harjun Sugiono (Bey) dari SMA Negeri 41 Jakarta, Jihad Bangsawan (Ben) dari SMA Negeri 28 Jakarta, Ratu Anza dari SMK PB Soedirman, dan Revanisa Yudistira. “Dengan kamera ini diharapkan adik-adik dapat belajar memanfaatkan kamera selain untuk berfoto, tetapi juga bisa untuk merekam video, sehingga dapat berlatih membuat film singkat,” terang Didik.
Didik mengatakan, semakin banyak pegiat perfilman memproduksi film dapat meningkatkan perekonomian Indonesia. “Dengan semakin banyaknya film yang diproduksi, secara otomatis dapat menumbuhkan tenaga kerja. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di bidang perfilman, Kemendikbud sudah membuka jurusan perfilman di SMK sejak tahun lalu,” ucapnya.
Dengan adanya jurusan tersebut, Didik berharap, kebutuhan tenaga kerja bidang perfilman dapat diisi oleh anak-anak Indonesia. “Alhamdulillah dengan adanya Pusat Pengembangan Perfilman, dapat membantu memfasilitasi siswa atau masyarakat yang punya minat untuk mendalami bidang perfilman mulai dari penyutradaraan, penulisan skenario, hingga produser film. Di pusat tersebut juga ada kursus yang bisa diikuti oleh para pemuda yang ingin mendalami dunia perfilman,” jelasnya.
Tujuan peringatan HFN yang tertuang dalam Surat Keputusan Presiden Nomor 25 tahun 1999 adalah upaya meningkatkan kepercayaan diri, motivasi, dan kreativitas para insan film Indonesia, serta untuk meningkatkan prestasi yang mampu mengangkat derajat film Indonesia secara regional, nasional, dan internasional.
Peringatan HFN tahun 2019, antara lain, diisi dengan pemberian apresiasi kesetiaan, bincang film, pameran sejarah perfilman, sinema klasik, bedah buku, pameran wadrobe dan properti film, workshop perfilman, pemutaran film Indonesia, kelas inspirasi sinema, hiburan, meet and great dengan insan perfilman, serta kampanye film.
Jakarta, 28 Maret 2019
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Laman:www.kemdikbud.go.id
Sumber : Nomor: 112/Sipres/A5.3/III/2019
Penulis : Pengelola Siaran Pers
Editor :
Dilihat 1384 kali
Editor :
Dilihat 1384 kali