Pendidikan Karakter Harus Diiringi dengan Pembekalan Keterampilan dan Pengetahuan  20 April 2019  ← Back



Surabaya, Kemendikbud --- Pada hakikatnya, pendidikan karakter yang digaungkan saat peluncuran Kurikulum 2013, tidak berdiri sendiri. Ada rumus tertentu dalam mewujudkan generasi emas pada 100 tahun kemerdekaan Republik Indonesia, yaitu ASK (Attitude, Skills, and Knowledge). Diharapkan, pada tahun 2045 mendatang, generasi emas Indonesia setidaknya memiliki tiga hal untuk memimpin bangsa ini, yakni karakter, keterampilan, dan pengetahuan.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan periode 2009-2014, Mohammad Nuh, dalam sebuah diskusi tentang pendidikan karakter di Surabaya, Kamis (18/4/2019). Turut hadir sebagai pembicara, Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat (BKLM) Kemendikbud, Ari Santoso, dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Ihsan. Kegiatan diskusi dihadiri sekitar 100 orang yang terdiri dari guru, kepala sekolah, pengawas, lembaga masyarakat bidang pendidikan dan kebudayaan, serta dinas pendidikan di Kota Surabaya.

M. Nuh memberikan paparannya yang berjudul Penguatan Kompetensi-Karakter: Kegiatan Tiada Henti dalam Menyiapkan Generasi 2045". Dalam penjelasannya, ia menekankan penting kemampuan beradaptasi dengan perubahan. Saat ini zaman berubah dengan cepat, terutama dalam hal teknologi informasi. "Kalau mau bertahan, harus beradaptasi dengan perubahan, mampu menciptakan kreasi baru. Nah, ini nantinya ke High Order Thinking Skills (HOTS). Jadi HOTS itu sudah diperkenalkan sejak Kurikulum 2013," katanya.

Ia menuturkan, kemampuan siswa dalam menghafal rumus dan mengaplikasikannya dalam sebuah soal akan dianggap sebagai Low Order Thinking Skills (LOTS). Karena itu Kurikulum 2013 berusaha menggeser kemampuan generasi bangsa dari LOTS menjadj HOTS. "Tantangannya ya tadi itu, harus bisa menaikkan mesin berpikir, harus memiliki kemampuan kreativitas dan inovasi," tuturnya.

Karena itu, lanjut M. Nuh, disimpulkan bahwa kebutuhan dalam mendidik generasi bangsa tidak hanya tentang pendidikan karakter. Karakter saja tidak cukup. "Lalu muncul rumus ASK, yaitu Attitude, Skills, and Knowledge. Pakai 'and' atau 'dan', jadi semua aspek itu harus ada, bukan pakai 'or' atau 'atau' yang membolehkan salah satu saja," katanya. Terkait ASK, ia pun memaparkan tiga elemen  pendidikan abad 21, yakni how we behave and engage in the world (attitude), how we used what we know (skills), and what we know and understand (knowledge).

Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat (BKLM) Kemendikbud, Ari Santoso mengatakan, Kebijakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan salah satu program prioritas Kemendikbud dalam menjalankan Nawacita Presiden RI. Hingga akhir Juli 2018, sebanyak 85.000 sekolah telah mengimplementasikan program ini dan menjadi sekolah rujukan atau percontohan bagi sekolah yang akan melaksanakan PPK. Jumlah tersebut akan meningkat seiring dengan pendampingan kepada sekolah-sekolah, juga bimbingan teknis dan pelatihan yang saat ini sedang digelar oleh Kemendikbud melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.

Ari mengatakan, salah satu tugas BKLM Kemendikbud adalah melakukan fasilitasi hubungan kelembagaan antara Kemendikbud dengan lembaga masyarakat dan pemerintah daerah, serta pemangku kepentingan di bidang pendidikan. "Hasil yang diharapkan pada dialog pendidikan ini adalah terciptanya kesepahaman antara semua pihak mengenai Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Religi serta terjalinnya hubungan yang baik antara Kemendikbud dengan berbagai pemangku kepentingan pendidikan di Provinsi Jawa Timur, khususnya di Kota Surabaya," katanya. (Desliana Maulipaksi)
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 2866 kali